Pada hakekatnya dalam peristiwa berdarah ini, Sian-yan Peng sama sekali tak dapat disalahkan, karena sikap yang ditunjukkan Cu Hong Hong tadi terlalu menantang dan menyudutkan orang hingga siapapun tak akan tahan menghadapi keadaan tersebut.
Lagipula dalam serangan tadi Sian-yan Peng hanya menggunakan tiga empat bagian hawa murni, dari situ menunjukkan bahwa jago tersebut sama sekali tak berhasrat membinasakan istrinya, kalau ingin mencari siapa yang salah maka kesalahan terbesai terletaK pada diri Cu Hong Hong sendiri, karena dialah yang punya niat bunuh diri dan sama sekali tak mau menangkis serangan tersebut.
Kawanan jago dari golongan putih sama2 menghibur Cu Li-yap, Sun Han Siang sendiripun turun tangan mengatasi keadaan itu. akhirnya Cu Li-yap bisa ditenangkan kembali. ia mendekap ayahnya dan menangis ter-sedu2.
Sian-yan Peng sendiri pun tak dapat menahan lelehan air mata. ayah dan anak saling berpelukan sambil menangis membuat suasana sangat mengharukan.
Beberapa waktu kemudian, Lam-kong Pak berkata.
"Walaupun malam ini Gak-hu dengan adik Yap juga merupakan suatu kejadian yang mengerikan hati. aku harap saudara sekalian tak usah bersedih hati lagi marilah kita bicarakan masalah penting.."
Setelah berhenti sebentar. dia melanjutkan: "Ada satu hal aku ingin menanyakan kepada saudara sekalian. siapakah yang per-tama2 menyebarkan berita sensasi yang mengatakan payung sengkala berada dalam perkampungan Toa-lo sancung?"
"Semua kejadian itu adalah hasil karyaku." jawab Awan hitam pengejar rembulan Oei Ci-hu, "sesungguhnya akupun tidak siarkan berita bohong. ceritanya begini: kalian semua tentu tahu bukan betapa keji dan liciknya Ciu Ci Kang tersebut? rupanya secara diam2 mereka telah buat sebuah payung sengkala palsu yang tanpa diketahui oleh siapapun telah dikirim kedalam perkampungan Toa-lo sancung. sekalipun barangnya palsu tapi mereka bersikap se-olah2 benar2 telah mendapatkan benda pusaka, ditambah pula aku sebar luaskan berita ini keempat penjuru maka orang semakin yakin kalau perkampungan Toa-lo sancung benar2 terdapat benda mustika itu. tindakanku ini bukan bermaksud untuk melaksanakan siasat sekali timpuk dua burung. pada hakekatnya aku sedang menggunakan siasat racun melawan racun untuk menggagalkan rencana busuk mereka!"
"Lalu bagaimana dengan payung sengkala milik Cu cianpwee yang sekarang terbukti adalah barang palsu juga. permainan siapakah itu??"
"Menurut dugaanku kemungkiaan besar permainan tersebut adalah hasil karya dari Mo-jiu-sam-seng tiga bintang bertangan iblis, sebab payung sengkala yang asli aku dapatkan diri tangan mereka. Sekarang asal usul dari payung mustika itupun sudah dibikin terang, sungguh tak nyana hanya karena ingin memperebutkan sebuah payung sengkala palsu, banyak jago baik dari golongan lurus maupun dari golongan sesat telah mengantarkan nyawa dengan percuma."
"Sian-yan Peng!" ujar Sun Han Siang kemudian, "sekarang kejadian lampau sudah lewat, Cu Hong Hong juga sudah tinggalkan dunia yang ramai, urusan perkawinan dari putrimu hanya engkaulah yang berhak untuk ambil keputusan, walaupun semasa hidupnya Cu Hong Hong tak pernah menolak atau keberatan akan perkawinan ini. akan tetapi ia belum pernah memberikan jawaban yang pasti, maka aku harap pada malam ini juga kau bersedia memberi jawaban yang pasti agar semua orang bisa berlega hati!"
"Sejak pertama kali mereka bergaul sudah menyatakan persetujuan apalagi hubungan mereka kian hari kian bertambah akrab, tentu saja tiada persoalan lagi bagiku, semua urusan kuserahkan pelaksanaannya kepada kalian!"
Pada waktu itulah Catatan mati hidup berpaling kearah wangwee berhati hitam dan berkata:
"Ji-ya. mengetahui urusan menjamu yang berlangsung tempo hari. aku toa-ya sangat tak berkesan, pertama kali kuundang dirimu kau bilang sayurnya terlalu tawar tak ada minyak babinya, kedua kali kujamu kau alasanmu kebanyakan minyak babi, maka dari itu agar kau merasa puas aku toa-ya akan menjamu dirimu untuk ketiga kalinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelelawar Hijau
General FictionLanjutan Payung Sengkala DALAM kisah "Payung Sengkala" diceritakan bahwa dalam suatu perebutan sengit di atas jembatan kota Lok Yang untuk memperebutkan jinsom sisik naga yang berusia sepuluh ribu tahun, akhirnya benda mestika itu berakhir diperoleh...