Orang itu bukan lain adalah Cioe Cien-cien, wajahnya masih tertutup oleh kain kerudung.
Sekujur badan Suma ing gemetar keras ketika melihat kehadiran perempuan itu cepat katanya.
"Kebetulan saja aku bertemu dengan perempuan ini, ber-main2 dengan dia toh tak ada salahnya bukan?? apa sih ruginya bagimu??"Cioe Cien-cien semakin naik pitam. Kembali teriaknya : "Sumpah setiamu masih mendengung di sisi telingaku. Apakah kau telah melupakannya????"
"Heeeh-heeeh-heeeh... aku suka main perempuan tetap main perempuan, kau ini manusia macam apa?? terus terang kuberitahukan kepadamu. Karena tertarik oleh selaput perawanmu itu maka aku suka bermain beberapa kali dengan dirimu. bicara sesungguhnya. Huuh coba cermin dulu raut wajahmu yang jelek itu kalau bukan perawan. Hmm tak usah yaah..."Berbicara sampai disitu ia segera peluk tubuh Siauw Hong dan mencium pipinya: "Siauw Hong. ayoh kita pergi." dia mengajak.
Sekujur badan Cioe Cien-cien gemetar keras, rasa benci dan kesalnya bercampur aduk didalam hati. Setelah gelagapan setengah harian lamanya ia baru memaki:
"Anjing bajingan, aku menyesal tidak mendengarkan nasehat dari Lam-kong Pak. kau....kau lebih bejad daripada seekor anjing, aku akan beradu jiwa dengan dirimu..,." Sambil berkata tubuhnya segera menerjang kearah Suma ing.
"Siauw Hong" pemuda itu segera berseru "Hadiahkan sebuah pukulan baginya, perempuan semacam ini betul2 tak tahu malu."
Siauw Hong dalam pelukan Suma ing betul-betul sangat penurut. telapak tangannya segera berputar menghajar kearah batok kepala gadis she coe itu.Lam-kong Pak yang menyaksikan kejadian itu jadi amat terperanjat. untuk turun tangan sudah tak sempat lagi baginya, kelihatan gadis itu bakal termakan oleh pukulan orang.
Dalam pada itu Cioe Cien-cien sendiri sudah tentu tak sudi dirinya terhajar oleh siauw Hong, kemudian dengan menghimpun segenap kekuatannya ia balas melancarkan sebuah serangan dengan ilmu "Tong-Thian-It ci ciang".
Suma ing tertawa seram telapaknya mendadak berkelebat melancarkan sebuah pukulan dengan ilmu sakti Payung sengkala.
Angin puyuh menggulung seluruh permukaan, Cioe Cien-cien mendengus berat dan segera terpental sejauh tigatombak dari tempat semula. untuk kemudian tak berkutik lagi.Suma ing segera tertawa ter-bahak2 sambil menurunkan siauw Hong dari bopongannya ia berkata:
"Siauw Hong. majulah kesitu dan perseni sebuah pukulan lagi keatas tubuhnya?"
"Engkoh ing." bisik siauw Hong dengan genit, "apakah kemudian hari kaupun akan menggunakan cara yang sama untuk menghadapi diriku???"
"Haaah haaah haaah... Siauw- hong, jangan pikir yang bukan2, Mana kau bisa dibandingkan dengan dirinya?? kau cantik lagipula kepandaianmu bermain diatas ranjang sangat pintar. mana aku tega untuk membinasakan dirimu"Siauw Hong mencubit perlahan lengan pemuda itu lalu melangkah maju mendekati tubuh perempuan itu.
Lam-kong Pak yang bersembunyi ditempat kegelapan tak kuasa menahan diri lagi ia segera berkelebat keluar dari tempat persembunyiannya dan berdiri dibelakang Suma Ing tanpa diketahui oleh pemuda itu.Baru saja siauw Hong ayunkan telapaknya siap mencabut nyawa cioe cien clen, Lam-kong Pak telah membentak keras. "Tahan"
Suma ing amat terperanjat, baru saja ia mau meloncat mundur kebelakang tahu-tahu sebuah lengan tembaga dari Lam-kong Pak telah mencengkeram jalan darah clan cin-hiat pada bahunya.Siauw Hong jadi ketakutan setengah mati. terutama setelah dilihatnya Suma ing jatuh ditangan orang, dia ping in melarikan diri tapi sianak muda itu sudah keburu berkata.
"Aku akan biarkan dirimu lari satu li lebih dahulu nanti aku akan mengejar dirimu dan mencabut jiwa anjingmu yang kotor"Gemetar keras sekujur badan Siauw Hong, serunya ter-patah2.
"Aku...aku toh tidak berbuat salah terhadap dirimu, kenapa kau hendak membunuh aku"
"Hmm apa dosanya Lam-kong Pak???? Dan permusuhan apapula yang terikat antara kau dengan orang itu?? mengapa kau fitnah dirinya dengan kata2 yang tak senonoh??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelelawar Hijau
Fiksi UmumLanjutan Payung Sengkala DALAM kisah "Payung Sengkala" diceritakan bahwa dalam suatu perebutan sengit di atas jembatan kota Lok Yang untuk memperebutkan jinsom sisik naga yang berusia sepuluh ribu tahun, akhirnya benda mestika itu berakhir diperoleh...