"OOOOUW.... kau orang tua menginginkan budak sekalian untuk menemani kau minum beberapa cawan arak?" seru dayang yang ada disebelah kiri sambil tertawa getir.
"Itu sih tidak perlu, aku sipengcmis tua hanya pingin sambil minum arak bisa memandang wajah kalian berdua."
Kedua orang dayang itu saling berpandangan sekejap, akhirnya mereka bersama-sama berjalan jalan menuju kesisi Soen Put Shia dan berdiri di kedua belah sampingnya Dayang yang ada disebelah kiri mengisi-kan cawan keempat orang itu dengan arak lalu ujarnya sambil tertawa.
"Arak akan menambah kegembiraan orang gagah. Yaya berempat, bagaimana kalan kalian mengeringkan dahulu secawan arak?"
Soen Put Shia sambar cawan arak yang berada dihadapannya lalu terkata tertawa
"Usia aku sipengemis tua paling besar menurut peraturan akulah yang akan mengeringkau cawan arak itu terlebih dahulu, dengan demikian aku akan menganggap tindakan mereka itu sebagai sikap menghormat terhadap diriku."
Tanpa menanti lebih lama lagi, ia teguk habisi cawan tersebut
Dengan gerakan yang cepat dayang yang ada disebelah kiri itu segera memenuhi kembali cawannya dengan arak.
Soen Put Shia sembari menghalangi Siauw Ling serta Tiong Chiu Siang Kun untuk bersantap dan minum arak. ia sendiri minum dan makan dengan lahapnya....
Tujuh delapan cawan arak telah dihabiskan dan setiap mangkuk sayur telah disapu-nya sampai tiga sumpit. kemudian ia baru berhenti makan minum dan berkata seraya tertawa.
"Sekarang kalian berdua boleh pergi, setelah sipengemis tua minum beberapa cawan arak melihat nona muda orang lain merupakan pantangan yang terbesar. lebih baik nona berdua cepat-cepat mengundurkan diri dari sini."
Kedua orang dayang itu benar-benar sangat menurut.mereka menjura untuk memberi hormat lalu mengundurkan diri dari dalam ruangan sekalian menutup pintu ruangan.
Menanti kedua orang dayang tadi sudah jauh meninggalkan tempat itu, Soen Put Shia baru tersenyum.
Silahkan kalian bertiga makan minum dengan hati lega, didalam sayur dan arak ini benar-benar bersih tak ada racun,"
Ternyata tingkah lakunya yang sinting dan keedan-edanan tadi bukan lain adalah untuk menjajal apakah sayur serta arak itu diracu-ni atau tidak.
Sang Pat menghela napas panjang.
"Aaaa.... untuk melakukan percobaan tersebut. menurut peraturan sudah sepantasnya kalau kamilah yang melakukan. kami merasa malu kalau suruh Loo ciaupwe yang melakukan percobaan dengan pertaruhan jiwa sendiri."
Haaa.... haaa.... -haaa.... aku sipengemis tua benar-benar sudah tua bangka. Sedangkan kalian berdua masih muda dan kuat aku cuma berharap agar kalian berdua suka membantu diri Siauw Ling dan berjuang demi keadilan serta keamanan umat Bu-lim kita!"
Tentang soal ini harap Loo cianpwe suka legakan hati, seandainya ini kali kita berhasil lolos dari mata bahaya. asal demi keadilan didalam dunia persilatan sekalipnn ha-rus membayarnya dengan kerugian besar, kami pasti akan amalkan tenaga untuk membantu."
"Aaaa.... sepasang tulang Pie Pa Kut Ku telah mereka lubangi dengan otot kerbau," ujar Soen Put Shia sambil menarik kembali senyuman yang menghiasi bibirnya."
"Kesempatan bagiku untuk melarikan diri boleh dibilang kecil....
"Apakah mereka telah memusnahkan ilmu silat yang loo-cianpwe miliki???...."
"Mereka ingin meminta aku sipengemis tua jual nyawa bagi mereka tentu saja llmu silatku tidak sampai dipunahkan."
"Kalau begitu asalkan kita dapat memutuskan otot kerbau yang melubangi sepasang loocianpwe. maka loocianpwe akan jadi mendapat kembali tenaga sin-kangmu akan pulih kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Istana Terlarang - Wo Lung Shen
Aktuelle LiteraturLanjutan "Bayangan Berdarah" Dalam cerita "Bayangan Berdarah" dikisahkan bahwa Siauw Ling telah turun ke bawah tebing untuk mencari jamur batu berusia seratus tahun. Pada saat itulah tiba-tiba musuh yang amat tangguh telah menyerang datang sehingga...