"Demi menjaga segala kemungkinan yang tidak diinginkan aku hendak menotok beberapa buah jalan darahmu, agar kau tidak memiliki kemampuan untuk melawan, dengan demikian seandainya kau punya maksud untuk mencelakai dirinya, akupun masih punya kesempatan untuk turun tangan menghalangi!"
"Baiklah! cepat kau turun tangan!" seraya berkata nyonya cantik dari wilayah Biauw ini pejamkan mata dan berdiri sambil bertolak pinggang.
Tangan kiri Cheng Yap cing bergerak cepat menotok dua buah jalan darah penting di tubuh Kiem Hoa Hujien, setelah itu ia baru menyingkir ke samping.
"Sekarang kau boleh mendekati pembaringan untuk diperiksa keadaan lukanya, tapi lebih baik janganlah kau sentuh tubuhnya."
Dengan pandangan dingin Kiem Hoa Hujien memandang sekejap kearah Cheng Yap cing, kemudian perlahan-lahan mendekati pembaringan. Ditatapnya wajah Siauw Ling dengan seksama kemudian ia berbisik, "Lukanya parah sekali!"
"Ehmm, lukanya memang sangat parah."
"Pak Thian Coencu!"
"Ilmu pukulan Hian peng ciang yang diyakininya memang sangat lihay sekali, kecuali obat penawar buatannya sendiri, dikolong langit tiada obat lain yang bisa menolong...."
"Soal ini tak perlu kau risaukan, suhengku pandai sekali dalam ilmu pertabiban, aku rasa dia pasti mempunyai cara untuk mengusir hawa dingin tersebut dari dalam tubuhnya!"
Kiem Hoa Hujien tertawa dingin.
"Sayang kemampuan suhengmu masih terbatas sekali...." perlahan-lahan ia mundur lima langkah kebelakang dan melanjutkan. "Cepat bebaskan jalan darahku, aku hendak pergi mencari Pak thian Coen cu untuk mencarikan obat penawar baginya."
Ucapan ini membuat Cheng Yap cing seketika jadi berdiri tertegun, ia bebaskan jalan darah ditubuh Kiem Hoa Hujien lalu berkata, "Ilmu silat yang dimiliki Pak thian Coen cu sangat lihay, kau hendak mencari obat bagi Siauw Ling, bukankah ini berarti mengantar diri sendiri kemulut harimau?"
"Heeh.... heh.... heh.... aku rasa persoalan ini tiada sangkut pautnya denganmu."
Cheng Yap cing melengak, untuk beberapa saat lamanya ia tak bisa mengucapkan sepatah katapun.
"Baik-baik jaga dirinya dan tunggu kabarku, seandainya sampai besok pagi kentongan kedua aku belum kembali, tak usah kalian tunggu diriku" seraya berkata Kiem Hoa Hujien berjalan keluar.
"Tunggu sebentar!"
Dalam pada itu Kiem Hoa Hujien sudah berada didepan pintu, mendengar seruan tersebut ia berhenti dan berpaling.
"Ada urusan apa lagi?"
"Tadi aku dengar ada tanda bahaya, apakah tanda tersebut ada hubungannya dengan dirimu?"
"Shen Bok Hong memimpin langsung jago-jago lihay menyerbu kemari, mungkin pertempuran sedang berkobar pada saat ini."
"Cayhe masih ada satu persoalan yang belum paham."
"Saat ini setiap detik waktuku berharga, mau tanya cepatlah utarakan!"
"Dari mana kau bisa tahu kalau Siauw Ling sedang merawat lukanya ditempat ini."
"Ketika kalian bertempur melawan Pak thian Coen cu tadi, aku telah mengintai dari balik kegelapan."
"Jadi kalau begitu Shen Bok Hong pun tahu akan peristiwa ini?"
"Seandainya pada saat ini Shen Bok Hong tahu bahwa Siauw Ling berada disini sejak tadi ia sudah muncul disini."
Tidak menanti Cheng Yap cing melanjutkan kata-katanya, ia enjotkan badan melayang keatas atap rumah, dalam sekejap saja ia telah lenyap ditelan kegelapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Istana Terlarang - Wo Lung Shen
General FictionLanjutan "Bayangan Berdarah" Dalam cerita "Bayangan Berdarah" dikisahkan bahwa Siauw Ling telah turun ke bawah tebing untuk mencari jamur batu berusia seratus tahun. Pada saat itulah tiba-tiba musuh yang amat tangguh telah menyerang datang sehingga...