Sementara itu pelajar bertangan dingin telah tiba dipinggang gunung. Siauw Ling sadar apabila ia biarkan orang itu menyusup kedalam semak belukar maka sulit baginya untuk menyusul manusia licik itu. Hatinya jadi sangat gelisah, mendadak ia mengepos tenaga ilmu meringankan tubuh. "Pat Poh Kan san" dikerahkan hingga mencapai pada puncaknya.... dalam beberapa tombak saja di belakang tubuhnya.
Ilmu meringankan tubuh dari Thian Tiong Goan memang lihay. Tetapi kalau dibandingkan nomor wahid dari kolong langit dia masih kalah satu tingkat, apalagi pada punggungnya harus menggendong Boe Wie Tootiang, semakin sulit lagi posisinya.
Maka setelah saling menerjang beberapa tombak lagi, Siauw Ling telah berada tujuh delapan depa dibelakangnya.
Siauw Ling segera siapkan pedangnya untuk mengirim tusukan maut, mendadak terdengar gelak tertawa yang amat nyaring berkumandang ditengah angkasa, diikuti seseorang berseru lantang, "Saudara Siauw, jangan kuatir. Orang ini tak akan berhasil melepaskan diri dari cengkeraman kita!"
Bersamaan dengan munculnya bentakan nyaring, tiba-tiba dari balik bukit meloncat keluar seorang pengemis tua berambut kusut.
Sekilas pandangan Siauw Ling segera kenali orang itu sebagai Soen Put Shia yang dikuatirkan selama ini, ia jadi tercengang, pikirnya, "Aneh.... kenapa mereka semua telah mengundurkan diri keatas gunung?"
Dalam pada itu tampaklah Soen put Shia teah ayunkan telapaknya mengirim satu pukulan dahsyat, sambil menghadang jalan pergi Thian Tiong serunya ketus, "Lepaskan toosu tua itu!"
"Hmm, tidak semudah itu kawan" sambil berseru orang she Thian inipun ayunkan tangan kanannya menyambut datangnya serangan itu dengan keras lawan keras.
Braak....! sepasang telapak saling beradu satu sama lainnya, Thiong Tiong Goan segera terdesak mundur satu langkah kebelakang.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik itulah Siauw Ling menyusul kedepan, tangannya diayunkan dan segera melancarkan totokan dengan ilmu Siuw loe sin cian menghajar jalan darah Hoei Yang Hiat pada kaki kiri Thiong Tiong Goan.
Ilmu jari Sin Loo Cie merupakan salah satu ilmu kebanggaan Liuw San Cu. Selama puluhan tahun berdiam dalam lembah tiga rasul boleh dibilang segenap kemampuan serta pikirannya dipusatkan pada ilmu jari ini. Bisa dibayangkan betapa dahsyatnya ilmu tersebut setelah diajarkan sendiri kepada Siauw Ling.
Serentetan tenaga totokan tanpa mengeluarkan sedikit suarapun menyambar kedepan dan menghantam jalan darah Hoei Yang Hiat dikaki Thiong Tiong Goan orang itu secara mendadak merasakan kaki kirinya jadi kaku dan hampir-hampir saja roboh tertunduk diatas tanah.
Siauw Ling bertindak cepat tangan kirinya segera menyambar tubuh Boe Wie Tootiang dari tangannya. Sementara pedang ditangan kanannya menghantam kemuka.... Plaak! dengan telak menghajar sikut kanannya.
Tenaga kweekang yang dimiliki Thiong Tiong Goan benar-benar amat sempurna, meskipun jalan darah dikaki kirinya tertotok oleh ilmu Siuw Loo cie dari Siauw Ling namun lukanya bukan ditempat yang penting maka dia masih bisa mempertahankan diri. Tetapi setelah Siauw Ling menghajar sikutnya dengan pedang, dimana dalam hantaman tadi telah digunakan tenaga yang sangat besar. Ia tak sanggup mempertahankan diri lagi.... Blukk! tidak ampun lagi badannya segera jatuh keatas tanah.
Pedang Siauw Ling berkelebat memutuskan tali yang membelenggu tubuh Boe Wie Tootiang, sambil bekerja ujarnya, "Loocianpwee orang ini adalah salah satu dari manusia laknat yang bermukim di Lam Hay. Ilmu silatnya sangat lihay dan otaknya licik sekali. Baik-baiklah jaga dirinya agar jangan salah melarikan diri, aku hendak bebaskan dulu Boe Wie Tootiang dari pengaruh totokan."
Selesai bicara tanpa menunggu jawaban lagi Siauw Ling letakkan Boe Wie Tootiang keatas tanah, dengan ilmu Tui Kiong Kok Hiat ia urut sekujur tubuh toosu tua itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Istana Terlarang - Wo Lung Shen
Aktuelle LiteraturLanjutan "Bayangan Berdarah" Dalam cerita "Bayangan Berdarah" dikisahkan bahwa Siauw Ling telah turun ke bawah tebing untuk mencari jamur batu berusia seratus tahun. Pada saat itulah tiba-tiba musuh yang amat tangguh telah menyerang datang sehingga...