15

3.8K 46 0
                                    

Jarum2 beracun itu halus bagaikan bulu kerbau, meskipun ada dua orang mati binasa tanpa diketahui oleh sebabnya namun orang2 yang berada disekitarnya sama sekali tidak mengerti apa sebabnya mereka bisa mati secara tiba2.

Siauw Ling benar2 naik pitam menyaksikan kekejian orang, dengan sorot mata bagaikan elang dia periksa setiap manusia yang berada disekitar situ, tapi sayang berhubung jumlah orang yang terlalu banyak sulit baginya untuk menemukan sang pembokong tersebut.

Dalam pada itu sepasang pedagang dari Tiong Chiu serta Ceng Yap Chin telah turun dari atas loteng menyaksikan jenasah dua orang yang mulai menghitam tadi, mereka kaget buru2 mereka loncat keluar dari rumah makan.

Pada saat ini kemarahan berkobar dalam dada Siauw Ling betul2 telah memuncak ia berdiri didepan pintu sambil menyapu kesana kemari dengan mata melotot, saking gusarnya hingga si anak muda itu lupa menyingkir dari sana.

"Toako, cepat menyingkir!" buru2 Sang Pat berseru sambil berlalu dari sisinya.

Siauw Ling tersentak kaget dan segera sadar akan keadaan disekelilingnya, teringat bahwasannya masih ada masalah besar yang harus diselesaikan ia segera berlalu mengikuti dibelakang Tiong Cho Siang Ku, pikirnya, "Cara Djen Bok Hong mengutus orang2nya untuk melancarkan serangan bokongan terhadap diriku betul2 tak diduga sebelumnya, dikemudian hari aku harus bertindak lebih hati2."

Ceng Yap Chin mengikuti dari kurang lebih lima enam depa dibelakang Siauw Ling. Perhatiannnya dipusatkan pada empat penjuru dan diam2 ia melakukan perlindungan terhadap keselamatan si anak muda itu.

Hawa amarah yang berkobar dalam dada Siauw Ling belum juga padam, diam2 iapun waspada dan mepersiapkan diri asalkan orang membokong dirinya ditemukan maka dia siap menghajar orang itu tanpa ampun.

Setelah melewati dua buah jalan raya sampailah mereka disebuah perempatan jalan, tampaklah disepanjang tepi jalan penuh dengan penjual kaki lima yang menjajakan barang dagangannya kepada para pelewat.

Siauw Ling alihkan sinar mata kesekeliling sana, ia jumpai kira2 lima tombak disebelah kiri terdapat sebuah lorong yang agak sepi, pikirnya, "Melewati jalan yang ramai dan penuh sesak dengan orang, bahaya yang mengancam semakin besar, sebab ditempat yang seperti inilah serangan bokongan paling mudah dilancarkan.

Sementara ia ada maksud menyapa Sang Pat dengan ilmu menyampaikan suara, tiba2 tampaklah seorang pengemis setengah baya datang menghampiri dirinya sementara sepasang matanya mengawasi terus wajahnya tanpa berkedip.

Suatu ingatan berkelebat dalam benak si anak muda itu, kembali dia berpikir, "Sudah lama kudengar bahwasannya anak murid Kay pang tersebar luas diseluruh penjuru dunia, orang itu mengawasi terus diriku jangan2 dia telah mendapat perintah dari Soen put shia untuk menyampaikan pesan padaku."

Belum habis ingatan tadi berkelebat dalam benaknya, pengemis setengah baya itu sudah tiba kurang lebih tiga empat depa dihadapannya, terdengar orang itu menegur lirih, "Apakah Siauw thayhiap?"

"Tidak salah, apakah Heng thay adalah anggota Kay pang...."

Belum habis dia berkata mendadak pengemis itu ayunkan sepasang tangannya, tangan kanan melepaskan segenggam jarum beracun sedangkan tangan kirinya mencabut keluar sebilah pisau belati dan langsung ditusukan kearah ulu hati si anak muda itu.

Didalam jarak yang sedemikian dekatnya serangan bokongan paling gampang memperoleh hasil, sebab kendati tusukan pisau belati itu dapat dihindari namun ancaman jarum beracun sukar dielakkan.

Untung Siauw Ling telah mempersiapkan diri setelah berulang kali mendapat serangan bokongan, meskipun dia bercakap2 dengan pengemis tadi namun kewaspadaannya sama sekali tidak dikendorkan, tatkala dilihatnya orang itu ayunkan sepasang telapaknya, ia segera mengirim satu pukulan dahsyat diikuti badannya berjumpalitan kebelakang dan bergeser tiga depa dari tempat semula.

Rahasia Istana Terlarang - Wo Lung ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang