Diam2 Siauw Ling periksa keadaan dua orang bocah berbaju hijau itu, ia rasa meskipun usianya masih sangat muda namun sikap maupun tingkah lakunya dingin dan hambar, diam2 pikirnya, "Entah ilmu silat apakah yang telah dilatih kedua orang ini? usianya masih sangat muda namun berhasil melatih diri hingga sikap maupun tingkah lakunya dingin serta hambar...."
Dalam pada itu terdengar Soen Seng telah berkata, "Siauw thayhiap hendak menanyakan sesuatu kepada kalian, bilamana kamu berdua mengetahuinya segera jawab dengan sejujurnya, jangan ada yang disimpan dalam hati ataupun dirahasiakan!"
Dua orang bocah berbaju hijau itu mengiakan, empat mata bersama2 dialihkan keatas wajah Siauw Ling dan bertanya hampir berbareng, "Apa yang hendak Siauw thayhiap tanyakan?"
"Dimanakah suhu kalian terkena penyakit aneh ini?"
"Dalam lembah ini juga" jawab bocah yang ada disebelah kiri. "Karena ada urusan penting suhu serta Su siok telah berangkat meninggalkan tempat ini, tapi belum sampai setengah jam mereka telah kembali lagi kesini!"
"Kemudian?" sela Boe Wie Tootiang.
Jawab bocah berbaju hijau yang ada disebelah kanan, "Sejak kedatangan mereka kami telah melihat tanda2 yang tidak beres diatas wajah suhu serta Su siok, tetapi karena peraturan perguruan yang keras dan ketat kami tak berani bicara sembarangan ataupun menegur, begitulah mula2 Su siok yang tidak tahan dan segera roboh diatas tanah, sedangkan suhu seperti mau mengatakan sesuatu tetapi sebelum kata2 itu sempat diutarakan beliaupun ikut roboh tidak sadarkan diri. Menjumpai peristiwa yang berada diluar dugaan ini hati kami jadi gugup bercampur kaget. Maka suheng lantas kuminta untuk menjaga suhu sedang siauwte pergi mencari susiok berdua."
"Ah, benar" diam2 Boe Wie Tootiang membatin. "Tentu kelima manusia laknat dari Lam Hay ini telah berjanji untuk menanti ditepi guna menyambut kedatangan Thian tiong Goan, siapa tahu terjadi perubahan diluar dugaan sehingga rencana mereka gagal total."
Terdengar Soen seng melanjutkan, "Ketika mendengar kabar yang mengejutkan ini cayhe buru2 lari pulang dan berusaha menyadarkan toako serta sute dengan cara pengurutan jalan darah, namun kesadaran kedua orang itu tetap buram dan kabur. Bukan saja tak kenal dengan kawan, saudara sendiripun tak dikenal lagi, begitu bangun dia segera turun tangan menyerang diriku, karena keadaan yang terpaksa itulah jalan darah mereka segera kutotok, sesudah bingung dan ribut beberapa jam lamanya barulah kami temukan secarik surat tertinggal diatas batu cadas, dimana orang itu memberi petunjuk kepada kami agar pergi mencari Siauw thayhiap untuk menyembuhkan penyakit mereka berdua. Dan surat itupun sudah Siauw thayhiap baca!"
"Baiklah" Siauw Ling mengangguk. "Siauwte akan segera membuka sebuah resep dan berikan dulu kepada toako kalian!"
"Bila Siauw thayhiap suka menolong, kami lima bersaudara dari Lam Hay pasti akan mengingat terus budi kebaikan ini."
"Harap sediakan pit dan bak, cayhe akan membuka resep!"
Soen seng segera perintahkan kedua orang bocah itu untuk mengambil pit dan bak, sebentar saja mereka telah kembali dengan barang yang diminta.
Dalam hati Siauw Ling merasa serba salah terpaksa ia tulis juga resep obat seperti apa yang diucapkan Boe Wie Tootiang tadi. Soen seng sendiri tidak tahu apakah pemuda itu bisa membuka resep atau tidak, sepasang matanya dengan tajam menatap terus gerakan ujung pit dari Siauw Ling.
Baru saja si anak muda itu menuliskan dua macam nama obat, terdengar Boe Wie Tootiang secara tiba2 berseru, "Siauw thayhiap tunggu sebentar."
"Ada apa Tootiang?"
"Lebih baik kita rundingkan lebih jauh sebelum membuka resep!"
Air muka Soen seng berubah hebat, rupanya dia mau mengumbar hawa gusarnya namun akhirnya ditahan juga golakan hatinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Istana Terlarang - Wo Lung Shen
General FictionLanjutan "Bayangan Berdarah" Dalam cerita "Bayangan Berdarah" dikisahkan bahwa Siauw Ling telah turun ke bawah tebing untuk mencari jamur batu berusia seratus tahun. Pada saat itulah tiba-tiba musuh yang amat tangguh telah menyerang datang sehingga...