Phoa Liong berpaling memandang sekejap kearah Siauw Ling, kemudian dengan kencang mengikuti dibelakang tubuh It Boen Han Too menuju keluar.
"Toako!" Pek li Peng segera berbisik dengan ilmu menyampaikan suara. "Rupanya mereka semua menaruh rasa jeri terhadap dirimu, dan mengharapkan orang yang datang janganlah kau. Bila mereka tahu kau Siauw Ling pada saat ini sudah berada disisi tubuh mereka, niscaya mereka akan ketakutan setengah mati hingga sukmapun terasa melayang meninggalkan raganya."
Sementara itu Siauw Ling sedang merasa risau dan cemas bila orang yang datang adalah sepasang pedagang dari Tiong Chiu, seandainya mereka tertawan maka terpaksa ia harus turun tangan membantu, dalam keadaan begitu bukankah semua rencana baiknya akan berantakan?"
Mendengar ucapan dari Pek li Peng barusan, hatinya segera bergerak, ia mendapat akal untuk mengatasi masalah tersebut, seandainya keadaan terdesak asal salah seorang saja diantara mereka yang turun tangan, bukankah urusan jadi beres?
Dalam hati ia berpikir demikian, diluar peringatnya, "Peng jie, It Boen Han Too adalah seorang jago kawakan yang sangat berpengalaman perasaannya was-wasnya amat tinggi, kau jangan terlalu gegabah sehingga rahasia kita ketahuan."
Sementara masih berbicara, mereka sudah keluar dari ladang ilalang setinggi dada itu.
Mendadak It Boen Han Too menghentikan langkah kakinya dan pasang telinga memperhatikan sesuatu dengan seksama, kemudian sambil memandang kearah Phoa Liong tanyanya, "Suitan tanda bahaya telah sirap, bagaimanakah situasinya?"
"Mungkin musuh tangguh telah berhasil ditaklukan!"
"Waaah, kalau begitu lembah terpencil ini sudah tak bisa dikatakan rahasia lagi letaknya!"
"Selama banyak tahun belum pernah terjadi peristiwa semacam ini, sungguh tak nyana selama beberapa kali ini selalu terjadi peristiwa...." rupanya dia tahu bahwa dirinya sudah terlanjur bicara, buru-buru mulutnya membungkam.
Tetapi It Boen Han Too telah menyambung dengan cepat, "Kenapa? apakah ada orang yang berhasil menyelundup masuk kedalam lembah ini."
Siauw Ling yang mendengarkan pembicaraan itu hatinya jadi tegang, diam-diam hawa murninya dihimpun kedalam telapak dan siap melakukan penyerangan, asal Phoa Liong terdesak dan mengutarakan asal usulnya, terpaksa ia akan menggunakan gerakan yang tercepat untuk menaklukan mereka berdua.
Terdengar Phoa Liong berkata, "Kemarin malam ketika kentongan kedua tengah malam telah tiba, ada dua orang menyusuk kedalam lembah kita, tapi sejak mereka masuk kedalam lembah jejaknya berhasil kami awasi terus, dalam suatu kesempatan yang tak terduga mereka berhasil kami pukul mundur menemui ajalnya!"
"Siapakah orang itu?"
"Dua orang penyamus kangouw yang tidak diketahui namanya!"
"Asal yang datang bukanlah Siauw Ling, rasanya tidak sulit untuk menghadapi mereka-mereka itu."
Bibir Phoa Liong nampak bergerak seperti mau menanyakan sesuatu, tetapi setelah perkataannya meluncur dari ujung bibirnya mendadak ia teringat kembali akan kedudukannya dan membatalkannya niat tersebut.
"Apakah kau hendak menanyakan sesuatu?" tanya It Boen Han Too.
"Entah leluasa tidak bagiku untuk mengajukan pertanyaan?"
"Tiada halangan, katakanlah!"
"Kalau didengar dari nada suara It Boen siansong. Lagaknya manusia yang bernama Siauw Ling itu adalah seorang jagoan yang amat sulit ditaklukan?"
It Boen Han Too tersenyum.
"Bukan saja sukar ditaklukan bahkan dia adalah seorang manusia yang sangat lihay. Coba bayangkan Shen Toa cungcu kalian adalah seorang enghiong macam apa? tetapi setiap kali berjumpa dengan Siauw Ling tanpa terasa bulu kuduknya pada bangun berdiri. Kekuasaan serta kantong cabang-cabang yang didirikan pihak perkampungan Pek Hoa San cung didalam dunia persilatan sebagaian besar sudah hancur berantakan diatangan orang she Siauw itu. Bahkan dewasa ini para enghiong hoohan dari pelbagai penjuru berani secara terang-terangan memusuhi perkampungan Pek Hoa San cung, sebagian besar adalah terpengaruh oleh penggerakan dari Siauw Ling ini. Sekarang dia sudah diangkat sebagai pemimpin tertinggi dari kaum Bulim yang menentang kekuasaan perkampungan Pek Hoa San cung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Istana Terlarang - Wo Lung Shen
Fiksi UmumLanjutan "Bayangan Berdarah" Dalam cerita "Bayangan Berdarah" dikisahkan bahwa Siauw Ling telah turun ke bawah tebing untuk mencari jamur batu berusia seratus tahun. Pada saat itulah tiba-tiba musuh yang amat tangguh telah menyerang datang sehingga...