"Seandainya kalian bertemu dengan musuh tangguh atau tanda yang mencurigakan, harap segera kirim tanda kepadaku agar siauwte bisa mempersiapkan bantuan."
Sang Pat mengangguk kepada Siauw Ling bisiknya, "Siauwte dengan membawa anjing ini akan masuk ke dalam hutan lebih dahulu, harap toako suka menyusul di belakangku."
Siauw Ling kerutkan dahinya, bibirnya bergerak mau bicara namun tak sepatah katapun sempat dilontarkan keluar.
Sang Pat pun tidak menanti Siauw Ling menjawab segera ulapkan tanganya, dengan membawa anjing raksasa miliknya menerobos kedalam hutan lebih dahulu.
Dari sakunya Siauw Ling merogoh keluar dua biji mata uang dan digenggaman sebagai senjata rahasia, siap-siap menghadapi segala kemungkinan yang menimpa mereka.
Hutan tersebut amat lebat sekali, ranting bersambungan dengan ranting pohon berdempetan dengan pohon lain, begitu lebatnya daun sampai-sampai sedikit sekali cahaya yang berhasil masuk.
Sang Pat salurkan hawa murninya mengelilingi seluruh badan, mengikuti dibelakang anjingnya telapak kanan dipersiapkan menghadapi segala kemungkinan.
Pedang panjang ditangan kanan Siauw Ling tiada hentinya berkelebat membabat dahan serta ranting yang menghalangi jalan, tapi hutan ini memang betul-betul lebat. Bagi Siauw Ling yang harus membabat ranting bukanlah suatu pekerjaan gampang. Sedikit pecah perhatian saja ia sudah ketinggalan beberapa tombak dari Sang Pat, terpaksa ia simpan kembali senjatanya dan buru-buru mengejar kedepan.
Kurang lebih setengah jam mereka menerobos kesana kemari, entah berapa jauh sudah dilewati, tiba-tiba anjing itu berhenti. Dihadapan mereka kini terbentang sebuah kolam air yang luasnya mencapai tiga tombak, cahaya air berkilauan menusuk pandangan. Jalan lurus kedalam hutanpun terpotong sampai disitu.
Siauw Ling memandang kolam itu, lalu berbisik: "Saudara Sang, sebenarnya apa yang telah terjadi?"
"Sungguh aneh sekali!" jawab Sang Pat sambil memandang air kolam. "Aku sendiripun tak mengerti apakah orang itu berdiam didalam air?"
"Luas kolam ini mencapai beberapa tombak, sekelilingnyapun merupakan hutan yang amat lebat, sekalipun ada orang berdiam disini tak mungkin ia berdiam didalam air."
"Siauwtepun merasa rada aneh! tidak mungkin tanpa alasan anjing ini membawa kita kemari!"
Perlahan-lahan Siauw Ling alihkan sinar matanya kearah kolam. Ia lihat air kolam itu berwarna hijau, sekilas pandang suka melihat dasarnya, dalam hati iapun merasa keheranan.
"Mungkinkah didalam kolam yang kecil masih terdapat hal-hal yang aneh?"
Pluuuung....! mendadak titik air muncrat keangkasa membasahi angkasa. Kiranya Sang Pat telah menyambitkan sebuah batu kedalam kolam.
"Saudara Sang" ujar Siauw Ling kemudian setelah menghela napas panjang. "Menurut pendapat siauw heng tidak mungkin orang itu berdiam didalam kolam, mungkin kita sudah terperangkap oleh siasat musuh."
"Kecuali sebelumnya orang itu sudah tahu kalau kita punya anjing yang bisa mengintip jejak mereka. Mungkin mereka sengaja menghilangkan jejaknya ditepi kolam itu."
"Mereka bisa temukan goa batu itu, kenapa tidak bisa mengatur siasat ini?"
"Ucapan toako sedikitpun tidak salah...." ia merandek sejenak lalu tambahnya: " Seandainya orang itu bisa berpikir demikian seksama ia benar-benar seorang musuh tangguh."
Tiba-tiba terdengar suatu gelak tertawa yang sangat aneh berkumandang datang.
Sang Pat segera berpaling memeriksa keadaan disekeliling tempat itu, ia lihat disisi kolam ada tanah kosong seluas beberapa depa, seandainya sampai terjadi pertarungan maka mereka cuma bisa berkutik disekeliling sana belaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Istana Terlarang - Wo Lung Shen
General FictionLanjutan "Bayangan Berdarah" Dalam cerita "Bayangan Berdarah" dikisahkan bahwa Siauw Ling telah turun ke bawah tebing untuk mencari jamur batu berusia seratus tahun. Pada saat itulah tiba-tiba musuh yang amat tangguh telah menyerang datang sehingga...