Wattpad Original
Ada 12 bab gratis lagi

Bab 1

194K 8.7K 352
                                    

Di keheningan malam, dia masih tepat berada di hadapanku, dia tidur di ranjang yang sama denganku, tertidur pulas seperti bayi yang tidak berdosa. Aku menatapnya nanar, rasa sakit, kecewa dan benci bercampur dalam benakku. Air mataku lolos dari pelupuk mataku, masih terekam jelas dalam ingatanku kata-kata yang dia ucapkan tadi di hadapan ayah mertuaku. Melihatnya tertidur nyaman setelah apa yang dia lakukan padaku membuatku marah. Ingin rasanya aku memukulnya atau berteriak padanya melampiaskan rasa sakit yang dia torehkan di hatiku.

Tangannya masih setia memeluk pinggangku erat layaknya seorang suami yang begitu mencintai istrinya. Dia mengatakan jika selama ini hidupnya terasa hampa dan tidak bahagia. Lalu apa arti pelukannya setiap malam? Apa arti aku baginya? Sekedar temannya tidur? Atau bahkan hanya sekedar guling hidup?

Isak tangisku tak terbendung ketika tanganku menyentuh gundukan kecil di perutku. Di sana di dalam rahimku hidup calon anak kami yang baru berusia 16 minggu. Anak ini sangat kutunggu kehadirannya, buah hati yang hadir setelah dua tahun kami menikah. Ini calon anaknya, anak dari pria yang tidak pernah merasa bahagia hidup bersamaku. Apakah kehadiran anak ini juga tidak ada artinya sama sekali untuknya?

Apa senyumnya saat tahu aku hamil itu hanya senyum partisipasi saja, bukan senyum kebahagiaan seperti perkiraanku?

Dia tertidur begitu lelap, sedangkan aku yang tepat berada di sampingnya bahkan ada dalam pelukannya menangis pilu sendirian. Aku menutup mulutku agar aku tidak terisak dan dia tidak terganggu karena suara isak tangisku. Bahkan saat dia sudah menorehkan luka di hatiku, aku masih peduli padanya. Aku takut tidurnya terganggu karena dia sering sekali mengeluh sakit kepala jika tidurnya terganggu.

Selama ini aku berusaha menjalankan tugasku sebagai istri dengan baik, aku berikan segenap hatiku untuk melayaninya sebagai suamiku. Lalu apa kurangnya aku hingga dia tega melakukan ini padaku?

Dua tahun bukanlah waktu yang sebentar, banyak hal yang pernah kami lewati bersama. Aku pikir dia mencintaiku nyatanya dia melakukan semua itu hanya atas dasar kewajiban semata. Apa semua yang kita lewati bersama tidak ada artinya sama sekali baginya? Apa hadirnya calon buah hati di antara kita juga tidak berarti baginya? Semua kenangan yang kami lewati terpatri dalam ingatanku sebagai kenangan indah, pada kenyataanya apa yang terjadi di antara kami hanyalah kekosongan di matanya.

Dua tahun bukan waktu sebentar, tapi baginya semua itu hanya kekosongan dan ketidak bahagiaan semata. Tangisku tak bisa kubendung lagi, isakanku tidak bisa kutahan lagi. Ingin rasanya aku pergi berlari menjauh dari semua ini, menjauh dari rasa sakit yang menyerang hatiku. Namun, aku hanya sanggup lari ke kamar mandi yang hanya berjarak beberapa meter dari ranjang yang aku tiduri.

Di dalam dinginnya kamar mandi aku menangis sendirian, aku terisak sambil meraung berharap rasa sakit yang bergelayutan di hatiku sedikit berkurang. Berharap air mata dan isakanku mampu mengurangi beban di hatiku. Getaran dalam perutku membuatku menghentikan tangisku. Aku meraba perutku merasakan seperti ada getaran kecil dalam perutku. Aku mengusap perutku lembut mengatakan pada bayiku yang mungkin ikut sedih karena aku sedih bahwa aku baik-baik saja, bahwa ibunya kuat dan akan bertahan untuknya.

Sedetik setelah aku meyakinkan anakku jika ibunya wanita yang kuat air mataku kembali bercucuran. Mengingat calon bayiku membuatku semakin terluka, dia sangat ditunggu kehadirannya, tapi saat dia hadir hanya kesedihan yang akan dia terima. Dia terlahir dari rahim seorang ibu yang tidak dicintai ayahnya, lalu akan seperti apa nasib bayi ini?

Aku terbangun saat adzan subuh berkumandang, aku merasa kepalaku pening luar biasa. Aku tidak tahu berapa lama aku menangis tadi malam. Melihat keadaan mataku yang mengenaskan dengan lingkaran mata yang menghitam di kedua mataku. Jangan lupakan muka kuyuku yang semakin menegaskan jika aku menangis sangat lama tadi malam.

Aku yang tak dirindukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang