Menjadi single mother memanglah keinginanku, tapi bohong jika aku tidak terluka karenanya. Hati kecilku sakit melihat kenyataan ini, sebagai seorang istri dan seorang ibu masih ada sedikit harapan di hatiku agar aku bisa membesarkan putriku dengan ayah kandungnya. Katakanlah aku bodoh, setelah sejauh itu Allan menyakitiku aku masih mengharapkannya ada di sampingku. Salahkan jiwa wanita yang selalu menggunakan hatinya dibanding otaknya, salahkan juga hormonku yang tak stabil setelah melahirkan.
Aku sudah mencoba sangat keras untuk melupakan segala hal yang membelit hatiku dan fokus merawat buah hatiku, Hasya. Di awal memang sulit bahkan karena pikiranku yang bercabang sempat menyebabkan ASI-ku tidak lancar. Lagi, Adam datang menolongku. Memberikanku pemahaman dan kekuatan untukku bertahan. Adam memang tidak tahu apa pun tentang apa yang terjadi padaku, tapi dari pengamatannya sendiri pun aku yakin dia paham meskipun aku tidak mengatakan apa pun. Apalagi karena seringnya dia berkunjung untuk bertemu Hasya, pasti membuat dia sedikit banyak tahu kehidupan rumah tanggaku yang tidak beres.Memang aku tak benar-benar sendirian membesarkan Hasya. Ada kedua mertuaku yang membantu, memberikan segala keistimewaan untuk Hasya sebagai cucu pertama mereka. Ada Angga yang rela ikut begadang meskipun dia capek pulang kuliah demi membantuku menjaga Hasya yang memang sering begadang.
Ada Adam yang selalu datang setiap minggunya untuk mengunjungi Hasya. Memberikan perhatian dan segala materi untuk putri kecilku. Adam juga memberikan pelayanan khusus bagi Hasya sebagai dokter pribadi. Beliau selalu siap 24 jam di hubungi jika Hasya membutuhkan.
Betapa beruntungnya putriku bukan? Meskipun tetap saja ada yang kurang karena Hasya tidak memiliki sosok ayah. Bukannya aku tidak bersyukur, aku sangat bersyukur dengan semua yang kudapat di hidupku. Namun, kembali ke sifat melankolis seorang wanita, aku masih terluka jika mengingat seseorang dengan mudah mencampakanku. Mencampakan seseorang yang sudah dia janjikan untuk di jaga di hadapan Allah.
Pernah sekali aku menanyakan pada Adam kenapa dia begitu perhatian pada Hasya. Bukannya apa-apa Adam adalah orang asing bagiku begitupun bagi keluarga mertuaku. Memang mertuaku menerima dengan tangan terbuka kehadiran Adam. Namun, aku merasa tidak enak menerima kebaikan hatinya di saat aku masih terikat dengan pria lain yang harusnya bertanggung jawab padaku. Namun, jawabannya membuatku terharu dan kembali berharap jika saja Allan merasakan yang sama.
"Aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada Hasya. Saat melihatnya pertama kali aku langsung menyayanginya," ungkap Adam.
Hasya tumbuh dengan baik, dia bayi yang lucu dan pintar. Beruntung dia mewarisi 80% wajahku, hanya bibir Allan yang tercetak di wajah mungilnya. Setidaknya aku tidak mengingat Allan ketika melihat Hasya karena Hasya seperti aku dalam versi kecil.
Setiap bulan tidak terasa melihat betapa lucunya pertumbuhan Hasya. Melihat senyumnya, tawanya dan celotehnya membuat orang-orang disekitarnya gemas. Hasya berhasil membuat setiap orang jatuh cinta padanya.
Tak terasa sudah delapan bulan dia lahir mewarnai hari-hariku. Selama itu pula aku tak pernah menemui Allan hanya bayangannya saja yang kulihat setiap hari karena dia selalu menatapku dari balik jendela, tapi tak kuhiraukan. Rencana pulang ke kampung halamanku terus di pending karena ibu mertuaku belum rela berjauhan dengan cucunya. Tangisan ibu mertuaku membuatku mau tak mau mengikuti permintaannya hingga jangka waktu yang tidak dapat kuprediksi.
Di usianya yang menginjak delapan bulan dia sudah bisa duduk, merangkak bahkan berceloteh tidak jelas. Seperti hari ini saat Adam datang mengunjunginya dia bersemangat untuk merangkak ke arah Adam."Wah, princess-nya Pak Dokter sudah pintar merangkak," sahut Adam antusias sambil mengangkat Hasya ke pangkuannya.
Hasya tertawa senang di gendongan Adam, dia sudah sangat mengenal aroma Adam, bahkan sangat sulit Adam untuk pulang ketika Hasya belum tidur. Melihat interaksi Adam dengan Hasya membuat hatiku tersentil. Harusnya, ya, seharusnya ayah kandungnyalah yang bercanda dengan Hasya saat ini bukan orang lain. Bahkan tak jarang aku melihat ibu mertuaku menitikan air mata melihat kedekatan Hasya dengan Adam.
"Dia tumbuh sangat pesat setiap minggunya," ucap Adam takjub.
"Iya, Pak Dokter, dia bahkan bisa bilang Mama, Aki, Nini, dan Om," ucap ibu mertuaku tak kalah antusias.
"Coba panggil Mama," pinta Adam pada Hasya yang bergelayutan di pundaknya.
"Mama ...," ucap Hasya lucu.
"Nenek coba Nenek ...."
"Ini ...," ucapnya lagi.
"Kakek coba kakek ...."
"Ati ...," ucapnya lagi.
"Om Angga coba Om Angga ...," pinta Angga yang entah datang dari mana tak mau kalah.
"On ...," ucapnya Hasya sekenanya.Semua tertawa dengan celotehan lucu Hasya. Namun, semua langsung terdiam ketika Hasya memegang pipi dokter Adam dan mengucapkan satu kata yang tak seharusnya dia ucapkan.
"Papa ...," ucapnya.
Suasana mendadak hening dan canggung, apalagi setelah itu Allan dan Nada yang sudah sekian lama tak pernah berkunjung malah datang ke rumah mertuaku. Suasana jadi semakin canggung, selain karena tindakan Hasya yang memanggil Adam papa. Juga karena kedatangan Allan dan Nada yang memang sudah menjadi black list oleh ibu mertuaku.
"Oh ya, Pak Dokter bukannya kita mau mengajak Hasya keluar hari ini," ucap ibu mertuaku mengabaikan Allan yang mengucapkan salam dan menatap sendu ke arahnya.
Adam yang tahu atmosfer tidak bersahabat di sekitarnya mengangguk dan segera berdiri sambil memangku Hasya. Ibu mertuaku menarikku dan Adam untuk keluar dan menyuruhku membawa perlengkapan Hasya. Dia melenggang begitu saja melewati Allan seperti orang yang tak saling kenal.
Aku bisa melihat sirat terluka di wajah Allan, tapi aku mengabaikannya. Aku juga berjalan begitu saja melewatinya tanpa mau melirik kebelakang lagi. Hanya Angga yang tertinggal di rumah dan sepertinya dia juga tak ingin beramah tamah pada pasangan harmonis itu karena dia juga melangkah pergi ke kamarnya dan membanting pintu dengan keras.
Memang terkadang Adam mengajakku untuk membawa Hasya jalan-jalan di luar. Adam bilang jika itu sangat baik untuk perkembangan Hasya. Di temani ibu mertuaku kami berjalan-jalan untuk menghirup udara segar di sekeliling taman yang tak jauh dari tempat kami tinggal. Dapat aku lihat setiap kami pergi Allan selalu menatap tajam ke arah kami. Aku tak tahu maksudnya apa, tapi aku tak peduli atau berusaha untuk tidak peduli.
Tidak seperti biasanya hari ini ibu mertuaku terlihat murung. Tanpa bertanya pun aku tahu pasti yang menjadi sumber kemurungannya adalah Allan. Aku tahu sebagai ibu pasti sulit bagi mertuaku untuk membenci putranya. Namun, karena rasa solidaritasnya tinggi pada wanita dan menolak keras poligami. Dia bertekad membenci siapa pun yang melakukan poligami termasuk putranya itu.
Hari ini Hasya berjalan-jalan sambil di pangku oleh Adam yang sibuk berceloteh tentang apa saja yang dilewatinya untuk mengajak ngobrol Hasya. Memang Hasya masih terlalu kecil untuk mengerti pembicaraan orang dewasa. Namun, Adam bilang mengajak bicara bayi itu sangat baik untuk merangsang perkembangan otaknya.Karena Hasya di monopoli Adam jadi aku dan ibu mertuaku hanya mengikuti mereka dari belakang.
"Pak Dokter orang baik, ya, Ra," ucap ibu mertuaku tiba-tiba.
Refleks aku mengangguk dan tersenyum menanggapinya, karena memang benar dia pria yang sangat baik.
"Jika dokter Adam memiliki perasaan lebih padamu, Ibu setuju kamu memulai mencari kebahagiaan baru dengannya. Asalkan kalian tidak melupakan Ibu dan membiarkan Ibu menemui Hasya. Dokter Adam pria yang baik dan dia juga menyayangi Hasya."
Aku berhenti melangkah mendengar perkataan ibu mertuaku. Aku tak menyangka beliau mendorongku untuk mencari kebahagiaan dengan pria lain padahal putranya belum juga menceraikan aku.
Yah surat cerai yang dipinta orang tua tak juga datang setelah delapan bulan peristiwa itu berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku yang tak dirindukan
Genç Kız EdebiyatıKisah bermula ketika Kaira mengetahui jika suami yang telah menikahinya, tidak pernah mencintainya. Lalu dengan teganya Allan memberikan hatinya pada wanita lain. *** Kaira, seorang gadis yang berasal dari sebuah desa dinikahkan oleh orangtuanya den...
Wattpad Original
Ada 1 bab gratis lagi