Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi

Bab 11

99K 7K 167
                                    

Apa yang ditakutkan ibu mertuaku terjadi, orang tuaku datang dan langsung disuguhi pemandangan yang tidak mengenakan. Orang tua mana yang tidak akan murka saat anaknya disakiti, terutama oleh orang yang telah mereka percayai. Beruntung mereka tak memiliki riwayat penyakit jantung, sehingga mereka tidak kolaps melihat pemandangan yang disajikan oleh menantu kesayangan mereka.

Di ruangan keluarga mertuaku, ayah marah-marah sedangkan ibu menangis. Kedua mertuaku hanya diam membiarkan ayahku melampiaskan segala kemarahannya. Sedangkan sang tersangka Allan dan Nada mereka bersimpuh di hadapan orang tuaku dengan pakaian yang tak layak. Jangan tanyakan apa yang mereka lakukan saat orang tuaku memergoki mereka, karena membayangkannya saja sudah mengiris hatiku.

"Apa kurangnya putriku hingga kau melirik wanita lain?" tanya bapak setelah selesai marah dan memaki Allan.

Allan hanya diam, sambil menunduk.

Bapak terus bicara dari mulai nada tinggi dan sekarang nada pasrah. Aku tahu jika bapak sudah bicara pasrah itu berarti dia sudah benar-benar tidak mentolerir kesalahan lawan bicaranya. Aku mengerti perasaan bapak, orang tua mana yang mau anaknya disakiti, mereka membesarkan aku dengan kasih sayang dan Allan orang yang mereka percaya untuk menjagaku justru malah menyia-nyiakan aku, maka pantaslah mereka mengeluarkan amarah mereka pada Allan.

"Maafkan aku, aku yang salah tidak mendidik anakku dengan benar," ucap ayah mertuaku.

"Ini bukan salahmu sobat, dia sudah dewasa, segala tindakannya sudah menjadi tanggung jawabnya."

"Aku menyerahkan anakku pada kalian agar dia bahagia. Agar dia memiliki keluarga baru untuk menjaganya. Namun, sekarang apa yang kalian lakukan pada putriku, kau menyiksa raga dan batinnya. Kau merendahkan harga dirinya, membuatnya menangis dan hancur. Aku bukannya tidak menyetujui adanya poligami, karena poligami memang dihalalkan. Namun, aku tak rela jika putriku dipoligami," isak mama terluka.

"Semua sudah terjadi dan tak ada yang bisa mengubah itu. Boleh aku tahu Allan kenapa kau menikahi wanita ini padahal kau sudah menikah?" tanya bapak tenang.Allan masih menunduk dan tak menjawab pertanyaan ayah.

"Karena kami saling mencintai, aku lebih dulu ada di hidup suamiku dibandingkan putri Anda," ucap Nada lantang.

Ada rasa sakit yang menancap di hatiku mendengar ucapan Nada. Dia berucap seolah akulah orang ketiga di sini, dia berucap seolah akulah yang menjadi pengganggu di sini. Dari tempatku berdiri sekarang aku bisa melihat Allan yang menggenggam tangan Nada seolah mendukung ucapannya.

Tawa bapak pecah, entah apa yang ditertawakan, tapi aku tahu tawanya sarat akan kepedihan.

"Kemarilah Kaira, Bapak tahu kamu dari tadi mengintip," panggil bapak kepadaku.Mau tak mau aku berjalan mendekat, Allan mendongakkan wajahnya ke arahku. Aku bisa melihat kekagetan di matanya, wajah mertuaku juga menatap tegang ke arahku.

Mama menarikku untuk mendekat dan memelukku sambil menangis, sedangkan bapak mengusap-usap kepalaku seperti biasanya. Aku memeluk erat mama yang menangis dan menggumamkan kata maaf padaku. Mataku ikut memanas mendengar isak tangis ibuku. Bapak mengulurkan tangannya untuk meremas tanganku.

"Baiklah kalau begitu, tak ada lagi yang mesti dipertahankan di sini ...," ucap Bapak.

"Apa maksudmu?" sanggah ibu mertuaku.

"Allan tolong ceraikan putriku dan kita akhiri semua ikatan di antara kalian," ucap bapakku santai.

Allan dan kedua mertuaku menatap syok ke arah bapakku.

"Dirga kau tidak bisa melakukan itu!" pekik ibu mertuaku.

"Diana, aku seorang ayah, ayah mana yang akan membiarkan putrinya menderita. Anakmu tidak mencintai putriku, untuk apa pernikahan ini dipertahankan? Aku tidak rela putriku dimadu meski surgalah yang Allah janjikan untuk wanita yang ikhlas dimadu."

Aku yang tak dirindukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang