INNOCENT : PART 2

2.9K 179 8
                                    

Jangan lupa Vote dan Comment, Readers...

Votee....

Votee....

Votee....

.

.

Di sebuah rumah yang cukup besar, Anastasia berbaring di ranjang berukuran King Size. Berlahan-lahan, ia membuka matanya. Pemandangan asing mulai ia lihat. Dinding kamar dengan ornamen-ornamen klasik. Di sebelah kanan ranjang terdapat sebuah jendela kaca besar dengan tirai berwarna cokelat-susu.

Anastasia duduk dan bersandar di sisi ranjang. Ia masih bingung dengan dimana ia sekarang. Tiba-tiba, pintu kamar terbuka. Sosok pria tinggi berbadan tagap dan berambut hitam legam masuk ke dalam kamar Anastasia. Anastasia menatap lekat-lekat ke mata hijau zamrud tajam pria itu.

"Kau sudah bangun?" Ujarnya.

Anastasia masih diam. Pria itu duduk di sisi ranjangnya.

"Kemarin malam kau pingsan di jalanan. Jadi, aku membawamu kesini. Kau ingat sesuatu?."

Anastasia menggelengkan kepala.

"Saat aku menemukanmu, tubuhmu hanya di baluti perban. Kau berasal dari mana?" Anastasia tidak menjawab. "Baiklah-," Pria itu menghela nafas frustasi. "Siapa namamu?" Anastasia memandang ke langit-langit kamar seperti menerawang. Tiba-tiba, ia teringat dengan sebuah suara. Suara yang sering memanggilnya dengan sebutan Anastasia.

"Anastasia," Jawabnya.

"Anastasia?" Pria itu tersenyum hambar. "Namaku Daniel Glanville. Kau sekarang sedang berada di rumahku."

Anastasia hanya diam sambil memandang Daniel. Daniel juga diam dan memperhatikan Anastasia dengan seksama. Anastasia seperti seseorang yang terkena amnesia baginya.

"Kau lapar?" Tanya Daniel akhirnya. Anastasia mengelus perutnya dan mengangguk kepada Daniel. "Aku akan menyiapkan makan untukmu."

Daniel keluar dari kamar Anastasia. Seorang pelayan yang berusia tidak jauh berbeda dengan Daniel, menunggu Daniel di depan pintu. Ia mengikuti Daniel yang berjalan menuju ruang kerjanya.

"Pelayan Harold, tolong siapkan makan siang untukku dan Nona Anastasia," Kata Daniel kepada pelayannya.

"Baik, Tuan Muda."

Pelayan Harold tampak menyuruh beberapa pelayan untuk menyiapkan makan siang. Daniel kembali menyuruh Pelayan Harold untuk mengikutinya ke ruang kerjanya. Pelayan Harold sudah dianggap sebagai asisten pribadi bagi Daniel. Jadi, terkadang Daniel mengikut campurkan Pelayan Harold dalam urusan pekerjaannya.

"Tuan Muda, kemarin Tuan Besar menelpon untuk memberitahu Tuan agar kembali ke perusahaan Tuan Besar," Ujar Pelayan Harold. "Tuan Besar juga ingin agar Tuan Muda segera menikah."

"Oh, begitu?" Daniel menghempaskan dirinya di kursinya. "Masalah ayah nanti saja kita bahas."

"Tuan Muda ingin tetap membiarkan gadis itu tinggal disini?."

Daniel mendelik sekilas kearah Pelayan Harold. "Mungkin saja. Aku tidak mendapatkan apa-apa mengenai gadis itu. Ia tidak mengingat apa pun mengenai dirinya kecuali namanya."

"Nama?."

"Iya. Dia mengatakan bila namanya adalah Anastasia."

"Oh , begitu," Tiba-tiba, Pelayan Harold teringat akan sesuatu. "Tuan Muda, ada sesuatu hal yang ingin aku katakan kepadamu."

"Apa?."

"Seorang pelayan yang menggantikan pakaian gadis itu mengatakan kepadaku bila ada sesuatu hal yang aneh di bagian tekuk gadis itu. Ada sebuah tatoo yang menuliskan 'HMN-207'. Aku tidak tahu maksud dari tatoo tersebut."

INNOCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang