Krieeet... "Y/n–" "Y/n-ah!"
Aku mengerutkan keningku begitu melihat siapa orang lain yang kini mendahuluiku berdiri di depan kamar y/n.
Sejak Wonwoo pergi pindah ke Seoul hingga kini, sudah setahun berlalu sejak aku dan y/n kuliah bersama di Seoul. Dan selama itu pula kami berdua selalu berangkat bersama tiap paginya. Tidak pernah tidak bersama. Hingga hari ini.
Mengapa Wonwoo ada di sini? Sepagi ini?! Bukannya dia pergi ke agency kemarin malam?
Wae?
"Mingyu-ya, aku akan berangkat dengan Wonwoo pagi ini."ucap y/n seolah paham akan aku yang tertegun di depan pintu.
"Mwo?"
Aku melihat Wonwoo dan y/n bergantian. Ekspresi y/n yang selalu tampak galak, suram, dan menyebalkan, seketika hilang. Malah hari ini aku bisa melihat senyumnya yang begitu lebar. Dan senyum itu ditujukan pada Wonwoo! Heol! Apa yang terjadi?
"Apa ada yang tidak ku ketahui?"
Wonwoo tampak tersenyum kecil mendengar pertanyaanku.
Ah jinjja, kenapa rasanya aku jadi seperti orang bodoh begini? "Ya!"
Y/n kini maju menepuk bahuku pelan. "Sampai nanti, Mingyu!" Sampai nanti? Apa maksudnya?
Wonwoo kini ikut menepuk bahuku pelan sambil memberikan senyumnya yang kini terlihat mengesalkan, sebelum akhirnya menyusul y/n.
Ah benar. Aku memarahi si bodoh itu semalam. Apa akhirnya dia sadar? Apa mereka akhirnya telah berbaikan lagi? Apa akhirnya semua kembali lagi seperti dua tahun yang lalu?
Padahal aku sudah bersusah payah menyadarkan Wonwoo.
Padahal aku sudah bersusah payah menjaga hati y/n.
Tetapi mengapa kini aku jadi kesal sendiri dengan hasilnya?
Kenapa aku merasa y/n direbut dariku?
Tap! Tap! Tap! Bruk! "Kim Mingyu?!"
Mendengar pekikan kaget y/n, aku malah semakin mengeratkan rangkulanku pada y/n dan Wonwoo.
"Ya! Kim Mingyu!"
"Hwaaa dahaengiya! Akhirnya kedua sahabatku berbaikan!"
"Mingyu-ya..."
Aku menoleh singkat pada Wonwoo yang menatapku sambil meringis. Ah aku telah menghancurkan momennya untuk berduaan saja dengan y/n ya? "Wae? Bukankah aku harus juga ikut merayakan hubungan kalian yang membaik?"
Wonwoo hendak berkata, namun akhirnya ia memilih untuk diam. Dia masih sama seperti Wonwoo yang ku tahu. Wonwoo yang selalu tidak enak untuk berkata jujur. Jujur bahwa dia tidak suka aku bergabung dengan mereka berdua pagi ini.
"Aw!" Aku mengaduh keras begitu merasakan cubitan keras pada punggung tangan kiriku. "Ya!"
Y/n tampak menatapku dengan cemberut. Tatapannya itu seolah-olah berkata 'Neo michyeosseo, Kim Mingyu?!'
"Waeeee?"tanyaku merengek.
Y/n memelototiku sejenak hingga akhirnya ia menatap Wonwoo, melewatiku. "Wonwoo, ayo kita makan es krim setelah kuliah. Jangan biarkan kutu ini ikut!"
"Ya! Kutu?!"
"Eung!"
"Ya! Wonwoo-ya–" "Ayo, y/n! Kita pergi berdua saja."
Mwo?! Aku sontak melotot mendengar jawaban Wonwoo. "Araseo! Nanti aku makan es krim sendiri!"
Y/n tidak menanggapiku. Ia hanya melirikku sesaat hingga akhirnya berjalan cepat, lepas dari rangkulanku. Wonwoo pun kini ikut melepas rangkulanku lalu segera menyusul y/n. Mereka kini jalan begitu dekat, hingga tidak ada sedikitpun celah untukku memisahkannya.
Merasa y/n direbut?
Ani,
y/n memang bukan milikku sejak awal.
Apa seperti ini yang dirasakan Wonwoo dulu tiap kali melihatku dan y/n jalan berdampingan meninggalkannya sendirian?
"Jangan pergi begitu saja, y/n-ah. Jebal."
-- to be continued --
Annyeoooong yeorobun! ㅋㅋㅋ maaf setelah sekian lama akhirnya aku baru bisa publish update lagi. Akhirnya aku update lebih cepet dari jadwal, gapapa kan? :3 ehehe
Eotteyoooo? Ku pas bikin chapter ini sedih sendiri masa😭😭😭 Kalo kamu bacanya gimana?
Anyway, jangan lupa vote dan commentnya juseyoooong~
dan terima kasih setia nungguin update ff ini :3 stay tune untuk update selanjutnya yaaa!
Love, Aemi.
Kamus:
Mwo = apa?
Eung = iya
Dahaengiya = bersyukur
Wae = kenapa?
Neo michyeosseo = mau mati kau?!
Araseo = okay, mengiyakan
Jebal = kumohon
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae, Kajima! [SEVENTEEN IMAGINE]
Fanfiction[Gomawo, Annyeong: SEASON 2] [COMPLETED] Wonwoo X You X Mingyu "kesempatan kedua selalu dapat kau temukan dimanapun. pada kali kedua ini, jika aku tidak menyerah, apakah mungkin aku bisa mendapatkanmu? karena aku tidak menyerah." Author : Hwang Aemi...