#7 Si Bodoh [Mingyu POV]

1.3K 191 62
                                    

"Tadi kau ke mana? Saat ku terbangun kau tidak ada di kursimu." tanya y/n padaku begitu kami turun dari bus.

Sebelum menjawab aku bergerak mengambil alih tas jinjing berat yang hendak dibawanya. "Ke toilet."

Aku tahu dia tidak puas dengan jawabanku. Bibirnya terlihat mengerut kini. Keningnya pun ikut mengerut tanda dia berpikir. "Sekitar setengah jam kau tidak ada di kursimu. Kau ngapain di toilet? Lama sekali."

Aku terkekeh pelan. "Sejak kapan kau jadi penasaran dengan apa yang aku lakukan?"

"Aku penasaran! Kau tidak biasanya begitu."

"Ara..."tanggapku pelan. Y/n yang bertanya membuatku kembali terbawa pada pembicaraanku dengan si bodoh tadi...

--

Seoul, Berberapa jam yang lalu

Mataku mencari ke sana kemari. Dimana si bodoh itu duduk? Sekilas ku melirik y/n yang sudah tenang duduk sambil mendengarkan musik melalui headset yang dikenakannya. Sepertinya dia tidak tahu kalau Wonwoo juga ikut pulang ke Changwon, bahkan dengan kereta yang sama. Kalau dia tahu dia tidak mungkin tampak setenang ini.

Pluk! Aku hendak menangkap kepalanya yang terkulai lemas, namun ku kalah cepat tampaknya. Kini kepalanya sudah tersandar pada jendela kereta dan matanya pun ikut terpejam. Kalau bukan karena ku ingin memergoki si bodoh yang menyusahkan itu, aku pasti akan lebih memilih untuk tinggal di sini dan membuat pundakku sebagai sandaran tidur y/n.

"Jal ja..."ucapku sambil mengelus kepalanya pelan, sebelum akhirnya berdiri dan mencari Wonwoo di gerbong lain.

Melihat kereta yang cukup sepi, seharusnya tidak akan sulit untuk mencari anak itu. Nah! Hanya perlu pindah satu gerbong dan aku sudah mampu menemukannya.

 Nah! Hanya perlu pindah satu gerbong dan aku sudah mampu menemukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lihat siapa yang ku temukan di kereta."

Aku tertawa melihat Jeon Wonwoo yang tampak begitu terkejut melihatku. Dari kecil, ekspresi Wonwoo yang terkejut dengan mata kecilnya yang tampak seolah-olah mau keluar itu selalu berhasil membuatku tertawa. "Mingyu-ya!"

"Yo!"

"Kau duduk dimana?"

Aku mengibaskan tanganku padanya. "Tenang saja. Tidak di dekat sini. Y/n tidak akan melihatmu."

Ia bernapas dengan begitu lega mendengar jawabanku. Lagi-lagi aku tertawa melihatnya ekspresinya yang terlalu jujur.

"Aku tahu hubunganmu sudah begitu buruk dengannyq, tapi harusnya kau tetap menghubungiku kalau mau pulang ke Changwon. Kau kan sudah lama sekali tidak pernah kembali ke Changwon, bisa-bisa kau tersesat di sana tanpaku."

Mianhae, Kajima! [SEVENTEEN IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang