#4 Berharap [You POV]

1.7K 241 31
                                    

Wonwoo kembali.

Benarkah?

Pertanyaan itu terus berputar di dalam benakku. Membuatku jadi benar-benar tidak tenang. Senyumku saja rasanya hanya setengah. Ah, apa sih yang kupikirkan?

"Y/n-ah!"

"Eh?" Aku mengarahkan pandanganku bingung pada Wonwoo. "Waeyo?"

Wonwoo tampak tersenyum kecil padaku. Tanpa menjawabku, ia kini menyodorkan sebuah cone es krim padaku. Stroberi. Dia memang selalu ingat rasa es krim favoritku.

"Apa yang sedang kau pikir—"

"Kapan kau membelinya?"tanyaku, memotong ucapannya. "Aku tidak tahu kapan kau membeli es krim ini."

Wonwoo kini tidak tersenyum lagi, melainkan menatapku dengan tatapan yang mungkin bagi orang lain terlihat datar dan dingin. Namun aku tahu betul bahwa itu bagaimana caranya menunjukkan bahwa sebenarnya ia sedang memerhatikan sesuatu, seseorang, aku.

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Ani." Aku terdiam sejenak. Seperti apa yang selalu Wonwoo lakukan, ia akan ikut diam, menunggu sampai aku melanjutkan kata-kataku.

"Geunyang... Kenapa semudah ini kau kembali lagi menjadi Wonwoo yang ku kenal setelah begitu lama terlihat seperti alien." Aku meringis pelan. "Ini terasa seperti imajinasiku saja."

"Mianhae."

"Geumanhae, Jeon Wonwoo."ucapku padanya. "Aku bosan mendengar kata maaf."

"Mianehem! Baik, aku akan cari kata lain."

"Eung! Kreatiflah mencari kata lain ya!"ucapku sambil menepuk-nepuk punggungnya cukup keras hingga Wonwoo terlihat meringis. Tanpa sadar tingkahnya membuatku tertawa. "Hahahahaha..."

"Eh? Kenapa kau tertawa?"

Aku menggeleng pelan. "Nyaman sekali seperti ini. Kembali seperti teman denganmu."

Wonwoo ikut tersenyum. "Teman, hmm?"

"Eh?"

Tanpa menungguku, Wonwoo berjalan melewatiku. Langkahnya yang terlihat lebih bersemangat hari ini membuat tas ranselnya bergerak ke sana ke mari. EH?!

Mataku membulat begitu melihat benda yang ikut mengayun dari ransel Wonwoo. Gantungan pome? POME!!!

"Ya! Jeon Wonwoo!" Aku berlari menyusulnya. "Kau masih menggunakan si norak itu?!"

"Hmm? Si norak itu?"

Aku memutar mataku kesal lalu menarik-narik gantungan pome yang ada di ranselnya. "Pome, si pome norak ini!"

"Pome norak? Yaaa... hahahahaha..." Wonwoo tampak tertawa begitu lebar. Tawa bodohnya yang selalu membuatku ikut tertawa dengannya.

Ah bogoshipo. "Bogoshipo..." "Ne?" PLAK! Tanpa sadar aku segera menepuk mulutku.

Yaaa memalukan sekali! Aku hanya mengucapkannya di dalam pikiranku tidak untuk diucapkan sungguhan. Jinjjaaaa memalukan!

Wonwoo tampak tersenyum kecil lalu melepaskan tas dari punggungnya. "Aku tidak pernah memakainya dua tahun terakhir, sampai hari ini."ucapnya sambil memainkan gantungan pome di tangannya.

Aku hanya diam saja melihatnya masih membahas gantungan pomenya. Apa dia tidak mendengar ucapan bodohku tadi? Ah jinjja y/n-ah! Kenapa kau malah kini berharap dia mendengarnya?!

Mianhae, Kajima! [SEVENTEEN IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang