"Ahjumma, Ahjussi, jal jinaesseoyo?"
Aku memandangi y/n yang kini ikut berdiri tepat di sebelahku.
"Ini aku y/n. Datang menemani Mingyu."
Tanpa sadar aku tertawa kecil melihatnya. Entah mengapa tapi dia terlihat seperti anak kecil ketika mengucapkan salamnya. Tiap tahunnya dia selalu pergi ke pemakaman denganku begitu pula selalu mengatakan hal yang sama pada Eomma dan Aboji. Aku jadi mengira sampai kapan dia akan selalu datang bersamaku seperti ini? Tidak mungkin selamanya kan? Ah, aku tidak ingin berpikir seperti ini lagi.
"Mwoya, Kim Mingyu? Jangan tertawa begitu!"
Aku terus saja tertawa pada y/n, tak peduli dengan ucapannya. "Eomma, Aboji. Aku datang lagi bersama y/n. Maaf hanya saat natal aku sempat mendatangi kalian. Jeongmal mianhae, Eomma, Aboji."ucapku kini pada batu yang tertanam di depanku.
"Bagaimana? Jal jinae?" Eomma, Aboji, bogoshipoyo.
Kalau tidak ada y/n dan Ahjumma yang selalu dekat denganku, aku tidak tahu bagaimana harus tetap kuat tanpa Eomma dan Aboji. Bagaimana mungkin aku bisa merelakan y/n begitu saja bukan? Meski aku sudah mencoba, aku gagal juga kan?
Kini y/n tampak menundukkan punggungnya hingga ia mampu menyentuh batu nisan Eomma dan Appa. "Ahjumma, Ahjussi. Mingyu baik-baik saja di sini. Aku akan selalu bersamanya jadi tidur yang nyenyak ya!"
Ucapannya, dengan bodohnya, membuat jantungku berdebar lebih keras. Mwoya... Selalu bersamaku apanya?
Duk! Aku menendang ujung sepatunya pelan. "Ya, jangan berkata hal bodoh seperti itu..."
Y/n menolehkan wajahnya padaku lalu tersenyum. Hanya tersenyum. Karena dia tidak mengatakan apapun, hanya tersenyum.
Kalau tahu dia akan memberikan senyum yang membuatku berdebar tidak karuan seperti ini, aku jadi lebih memilih untuk melihat dia menangis seperti kemarin. Ah benar. Apakah dia sudah baik-baik saja? Tadi pagi dia bertingkah seperti biasanya, bahkan sedikit lebih ceria. Ah, berarti dia belum baik-baik saja. Keceriannya tadi berlebihan.
"Ayo ke makam Ahjussi."ajakku padanya.
"Ah iya! Appa!"serunya lalu segera berbalik menuju makam Ayahnya.
Aku tidak ikut berjalan dengan begitu cepat sepertinya. Aku hanya berjalan pelan mengikutinya dari jauh. Meski matanya tidak tersenyum, tetap saja senyuman palsu dibibirnya itu masih mampu membuat hati bodohku ini salah tingkah. Kira-kira y/n sedang merasa seperti apa ya? Sedihkah? Hah, Jeon Wonwoo. Tidak puas apa bocah bodoh itu menyakiti y/n?
Y/n tidak menyapa seperti ketika di makan Eomma dan Aboji. Melainkan hanya mengaitkan tangannya satu sama lain dengan mata terpejam. Doa apa ya yang dia sampaikan pada Ahjussi? Ah, aku kenapa jadi banyak tanya seperti ini sih?
Aku mengikutinya mengaitkan tanganku lalu memejamkan mataku.
"Ahjussi, ini aku. Semoga kau baik-baik saja di sana. Y/n tidak baik-baik saja. Aku belum bisa membuatnya bahagia. Dia belum membiarkanku untuk itu. Kalau akhirnya dia menolehkan pandangannya padaku, ijinkan aku dengan ya Ahjussi? Jebal."doaku dalam hati."Pssst!"
Aku sontak tersentak di tempatku. "Apa sih?"
Y/n tampak nyengir lalu menyikut pinggangku. "Kau bilang apa pada Appa?"
"Kenapa kau bertanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae, Kajima! [SEVENTEEN IMAGINE]
Fanfic[Gomawo, Annyeong: SEASON 2] [COMPLETED] Wonwoo X You X Mingyu "kesempatan kedua selalu dapat kau temukan dimanapun. pada kali kedua ini, jika aku tidak menyerah, apakah mungkin aku bisa mendapatkanmu? karena aku tidak menyerah." Author : Hwang Aemi...