#EPILOG [You POV]

1.8K 197 102
                                    

1 tahun kemudian

"Eommaaa~" Aku segera memeluk Eomma dengan begitu erat. "Neomu bogoshipo, nae Eommaaa..."

Meninggalkan majalah yang sedang dibacanya, Eomma kini mengelus tanganku yang memeluknya, pelan. "Kenapa, uri y/n-ah??"

"Ani..."jawabku sambil menggelengkan kepalaku pelan.

"Apa kau senang bisa ke Hong Kong?"

Aku tersenyum kecil mendengarnya. "Senang dong. Aku bangga sekali bisa ikut sukses seperti Mingyu. Siapa yang menyangka aku bisa dapat tempat di program kampus ini?! Aku jadi merasa seperti anak pintar macam Mingyu. Daebak!"

"Eung." Eomma ikut tersenyum bersamaku. "Baik-baiklah dengan Mingyu, hmm?"

"Eomma kan selalu senang dengan Mingyu."

"Mingyu anak yang baik. Selalu bertanggung jawab. Selalu berusaha untuk membuatmu lebih bahagia. Itu sudah cukup untuk membuatku simpati padanya."

Aku mengeratkan pelukanku padanya. "Eung. Mingyu memang seperti itu."

"Waeyo?" Eomma mendorongku menjauh lalu menatapku dengan keningnya yang mengerut. "Ada apa denganmu dan Mingyu?"

"Apanya? Aku baik-baik saja dengan Mingyu. Kalau tidak, kami tidak akan mau se-pesawat ke Hong Kong."

Eomma sontak tertawa mendengar ucapanku. "Araseo. Baik-baik dengan Mingyu, arachi?"

"Kau sudah mengatakannya dua kali."

"Sekarang aku akan mengatakannya tiga kali. Baik-baik dengan Mingyu, y/n-ah."

Aku menghela napas pelan sebelum akhirnya menganggukkan kepalaku akan pesan Eomma. "Ne, Eomma..."

--

Akhirnya ku memutuskan untuk pergi sebentar. Entah mengapa aku ingin menikmati Changwon seorang diri sebelum keberangkatanku ke Hong Kong lusa ini. Apalagi sekarang di sini sedang musim semi. Pasti banyak pohon-pohon berbunga yang sedang bermekaran. Changwon yang sederhana namun indah.

Drrrt. Drrrt. Drrrt. Eh? Aku segera mengambil ponselku yang tak hentinya bergetar di kantung celana jeansku. Mingyu? Klik!

"Eung. Yeoboseyo?"

"Y/n-ah, kau sedang dimana?"

"Hmm...jalan-jalan."

"Jalan-jalan? Dimana?"

Aku memandangi sekitarku. "Hmm... sekarang aku sudah sampai di dekat kafe es krim."

"Eh?! Jangan makan es krim! Kau masih batuk-pilek kan semalam? Bahkan sekarang saja suaramu masih terdengar sengau seperti itu. Jangan makan es krim, oke?"

"Mwoya... kau bawel sekali."

"Sepertimu."

"Ahahaha... maja." Mingyu selalu mampu membuatku tersenyum dan tertawa. Selalu. Bahkan tidak pernah sekalipun membuatku menangis. Tidak akan pernah.

Mianhae, Kajima! [SEVENTEEN IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang