#5 Rumit [You POV]

1.5K 228 19
                                    

"Y/n-aaaah!"

Aku menepuk-nepuk tangan Yuju yang merangkulku erat.

"Ya! Bukannya keadaan sudah membaik? Tapi kenapa mukamu masih saja suram begitu? Wae? Wae? Wae???"

Aku menyenderkan kepalaku pada Yuju kini sedang menepuk-nepuk pundakku pelan. "Yuju-ya. Kehidupanku begitu buruk."

"Buruk dan galau itu beda tipis lho!"

"Majayoooo."

Yuju tampak tertawa mendengar rengekanku. "Tapi sungguh, ada apa lagi sih?"

Ada apa lagi? Aku jadi menghela napas keras. "Kisseu."

"Musun kisseu?"

Aku meringis pelan. "Ya, yuju-ya!" Aku mendekatkan wajahku padanya, agar dia bisa melihatnya dengan jelas. "Kiss."ucapku sambil menunjuk bibirku.

"Kiss..." Yuju masih menatapiku dengan keningnya yang mengerut. Namun berberapa saat kemudian kedua matanya langsung membulat menatapku. "MWORAGO?!!! KISSEU????!!!!"

"Eung."

"Heol!" Yuju masih menatapku dengan tatapan tidak percaya. "Dia sudah tidak tahan ya?"

"Ya! Apanya tidak tahan?"

"Ya tidak tahan untuk tidak menunjukkan kalau perasaannya padamu memang....ya begitu..."

Aku memegang kepalaku erat. "Aku jadi pusing karena ini. Ini sungguh rumit."

"Geunde, aku suka style-nya."ucap Yuju tiba-tiba. "Lebih baik begitu, bukan? Kau jadi bisa tahu kalau Mingyu memang masih suka padamu. Jadi kau tidak akan seenaknya dengannya."

"Seenaknya? Memang kapan aku seenaknya?"

Yuju tampak mengibaskan tangannya padaku. "Jangan pura-pura bodoh, y/n-ah. Kau juga tahu kan kalau dengan Mingyu kau berubah jadi anak yang manja? Coba katakan padaku, kapan kau pulang ke Changwon sendiri kalau tidak dengan Mingyu? Kapan juga Mingyu tidak menjemputmu ketika kau sedang mabuk? Belum lagi—"

"Araseo, araseo! Geumanhae!"potongku cepat. "Kalau kau mengucapkannya begitu aku jadi benar-benar merasa seperti teman yang menyusahkan."

"Gwaenchanha!"ucapnya sambil menepuk punggungku keras.

"Gwaenchanha!"ucapnya sambil menepuk punggungku keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nikmati saja hidup percintaanmu itu. Dibandingkan kering sepertiku."

Aku tertawa mendengar ucapan polos Yuju. "Yaaaa! Kenapa kau ini lucu sekali?!"

"Ya kan aku yang lucu ini selalu membuatmu tersenyum?"

"Heol!"

"Oh ya!" Aku ikut berhenti begitu Yuju menghentikan langkahnya. Tangannya sibuk merogoh rok model tennis yang dikenakannya. Hmm? Kenapa dia ribet sekali hanya untuk mengambil ponselnya? Ada telefonkah?

"Ayo kita selca!"

"Mwo?"

"Katanya selca itu bisa menjadi obat galau. Obat untuk meningkatkan rasa percaya diri."

"Aku tidak merasa ada masalah dengan rasa percaya diriku."

"Kepercayaan dirimu pasti akan terganggu nanti kalau dipertemukan dengan Wonwoo dan Mingyu sekaligus." Ugh Yuju ini memang mulutnya seperti tidak punya filter. Sialnya, rasanya tingkahnya satu ini tidak berbeda jauh denganku. "Ppali!"

Menuruti keinginannya untuk selca, aku segera mendekat padanya. "Okay! hana... dul... set..." Klik!

"Oh! Yeppeo!" "Oh! Yeppeo!" Aku dan Yuju tertawa bersama menyadari ucapan kami yang bersamaan.

"Yuju-ya, rasanya kita terlalu narsis untuk dibilang butuh obat percaya diri dengan selca."

"Eung! Majayo! Hahahahaha..."

--

Ah, benar kata Yuju.

Begitu melihat Mingyu yang sudah datang di kelas, nyaliku langsung ciut. Bukan karena dia menciumku, aku malah merasa tidak percaya diri untuk bertemu dengannya karena apa yang ku ucapkan padanya di kamar waktu itu. Padahal seharusnya tidak ada yang salah dengan kata-kata yang ku ucapkan terakhir kali padanya. Tapi kenapa kini aku tetap ingin sekali kabur lalu sembunyi agar dia tidak melihatku?

"Ya! Kenapa kau kaku begitu? Gara-gara Mingyu ya?"

Plak! "Aw!" Aku menepuk keras lengan Yuju yang terbuka. "Berisik!"seruku padanya.

Aku hanya berharap agar Mingyu tidak menyadari kedatanganku sampai aku sudah tiba di tempat dudukku. Ha... ha... ha... telat. Mingyu sudah melihatku!

Kini aku berharap hal sederhana saja. Semoga Mingyu tidak bergerak menghampiriku. Ha... ha... ha... telat. Kini dia hanya tinggal satu meter lagi untuk sampai di tempatku.

"Kau tidak kabur?"

Aku mencoba untuk melihat hal lain disekelilingku, menghindari tatapannya lebih tepatnya. "Tadinya ingin."

Puk! Eh?

Aku mendongak melihat Mingyu yang kini mengacak rambutku pelan.

"Jangan mengatakan hal seperti yang kau katakan kemarin lagi."

"Mwo?"

Mingyu tidak mengatakan apapun lagi, melainkan berbalik pergi meninggalkanku yang tertegun dengan ekspresi yang ku yakin terlihat sangat bodoh.

Mwoya? Sejak kapan Kim Mingyu bisa bertingkah selembut itu?

-- to be continued --

Hullaaaa~
Saking ramenya ide yang muncul buat ff2 ku yang lain, terutama Hello, U, ff kesayangan yang satu ini sampe ke pending deh buat publish. Tapi akhirnyaaaaa hari ini ku publish updatenya.

Ringan kok ceritanya ringaaaan hehehehe, istirahat dari galau-galau nya dulu :3

Ayo comment pendapat kamu soal update dari M, K 😚 jangan lupa vote juga yaaaa!

Love, Aemi.

Kamus:
Wae = kenapa? (Informal)
Majayo = benar, menunjukkan kesetujuan atas suatu kalimat atau pendapat
Geundae = tapi
Jinjja = sungguh (informal)
Mworago = apa yang kau bilang? (Informal)
Musun = apanya?
Ppali = ayo cepat!
Ne = iya (kasual)
Geumanhae = berhentilah
Eung = iya (informal)
Mwo = apa? (Informal)
Heol = cara mengekspresikan keterkejutan, seperti wow!
Yeppeo = cantik

Mianhae, Kajima! [SEVENTEEN IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang