#9 Salju yang Tebal, Hati yang Menyerah [You POV]

1.1K 187 40
                                    

Deg!

Detak jantungku yang terasa begitu keras membuat kedua mataku terbuka begitu lebar. Membuatku terbangun dari tidur yang melelahkan. Ah, badanku terasa begitu pegal. Tapi...

Aku menggigit bibirku pelan, menyadari aku tidak bisa bergerak. Kedua tanganku tertahan oleh dua genggaman tangan hangat yang terasa begitu berbeda. Ah mwoya... debaran di dadaku jadi semakin tidak karuan!

Semalam, Mingyu yang datang dengan keadaan mabuk membuatku dan Wonwoo akhirnya ikut menegak soju. Anak Tuhan yang begitu buruk! Bukannya berdoa dan mengucap harapan yang baik malah bermabuk-mabuk ria di malam natal! Oh Tuhan, semoga semalam aku tidak mengatakan hal-hal aneh. Jebal, jebal, jebaaaal!

Dan sekarang, bagaimana coba caranya aku bangun kalau Mingyu memeluk lenganku dengan begitu erat begini?

Deg! Aaaah y/n-ah!!! Kau ini kenapa sempat-sempatnya berdebar-debar seperti ini sih?! Ya tapi aku tidak pernah berada sedekat ini dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deg! Aaaah y/n-ah!!! Kau ini kenapa sempat-sempatnya berdebar-debar seperti ini sih?! Ya tapi aku tidak pernah berada sedekat ini dengannya. Wajar kan kalau aku jadi berdebar tidak karuan begini??? Aaah molla!

Dengan perlahan aku mencoba melepaskan tanganku dari Mingyu.

"Eomma..."

Bisikannya membuatku berhenti bergerak. Kau sedang bermimpi apa, Mingyu-ya? Sebelum melepaskan tanganku darinya, aku sempat mengelus tangannya pelan. Berharap gerakan kecil ini mampu mengantarkan  ketenangan ke dalam mimpinya.

Apapun yang ku lakukan untuk Mingyu, aku selalu berharap sekecil apapun itu mampu membalas beribu kebaikannya padaku. Dia sangat berharga untukku. Dan melihatnya mabuk seperti semalam, entah kenapa membuatku merasa bersalah. Bagaimana caranya agar aku benar-benar bisa membuatmu bahagia Mingyu-ya?

Kini hanya tersisa sebuah tangan hangat yang mengenggam tanganku dengan begitu erat. Genggaman yang tidak tahu harus ku lepaskan atau tidak. Y/n bodoh! Y/n bodoh! Berhentilah ragu seperti ini!

Aku memejamkan mataku sejenak sebelum akhirnya menoleh ke sisi kananku.

Aku merasa sangat menyesal atas diriku sendiri karena tidak langsung melepaskan tanganku darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku merasa sangat menyesal atas diriku sendiri karena tidak langsung melepaskan tanganku darinya. Melainkan aku hanya memandangi wajahnya dengan begitu lekat untuk berberapa saat.

Mianhae, Kajima! [SEVENTEEN IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang