#2 Ocehan Kosong [Mingyu POV]

1.9K 266 23
                                    

Aku merapatkan jaketku. Ah dingin sekali malam ini! Kalau bukan karena y/n yang memintaku datang, aku pasti malas sekali meninggalkan kamar untuk pergi keluar dengan udara sedingin ini.

"Annyeonghaseyo, Mingyu-ya!"

Aku tersenyum lebar pada Ahjumma pemilik pojangmacha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tersenyum lebar pada Ahjumma pemilik pojangmacha. Ahjumma sudah hapal sekali denganku, apalagi dengan y/n.

"Kau pasti mau menjemput y/n?"tanyanya sambil memberikanku satu stik odeng.

"Ah, Ne, Ahjumma."jawabku sambil mengambil odeng darinya. "Gamsahaeyo."

"Apa dia sedang ada masalah? Dia diam saja sambil meneguk soju-nya di ujung sana."ucap Ahjumma sambil menunjuk salah satu meja di ujung kedai.

Kini y/n tidak lagi duduk dengan tegak, melainkan kepalanya terkulai lemas di atas meja. Ah pasti dia sudah mabuk.

"Entahlah. Aku kesana dulu, Ahjumma."

"Eung, eung."

--

Aku menghela napas pelan. Pasti pembicaraannya dengan Wonwoo tadi tidak berjalan lancar, bukan? Kalau lancar, dia tidak akan mungkin seperti ini.

"Yo!"

Untuk sesaat y/n hanya menatapku kosong, lalu ia melambaikan tangannya padaku. Ia tampak menegakkan duduknya dengan susah payah. "Silahkan duduk, Mingyu-ya. Silahkan, silahkan!"

Aku menempati tempat duduk kosong di sisi lain meja. Sempat terbersit di benakku untuk ikut meminum soju yang masih tersisa, tapi aku memilih untuk menghabiskan hotteok-nya. Tidak lucu kalau aku ikutan mabuk, lalu siapa nanti yang cukup waras untuk mengantarnya pulang?

"Jadi... Ada apa?"

Y/n tampak menopang dagunya. Lalu ia memejamkan matanya. "Mingyu-ya, kenapa dia memelukku lagi?"

Hmm? Aku meringis pelan. Aku tahu pasti itu yang akan terjadi.

"Molla."jawabku singkat.

"Apa dia ingin kembali bersamaku?"

"Memangnya kenapa kalau dia ingin balikan denganmu? Kau mau?"

"Hmm..." Y/n tampak mengerutkan keningnya dalam, seolah-olah ia sedang berpikir dengan begitu keras. "Haruskah aku balikan dengannya?"

Aku menatapnya malas. "Jangan plin-plan. Terakhir kali kau bilang padaku kalau kau bahkan tidak mau mengenalnya lagi. Apa kau yang berkata begitu berarti kau masih mau balikan dengannya? Apa kau waktu itu hanya omong kosong? Padahal sebenarnya kau masih ingin balikan dengannya?"

Mianhae, Kajima! [SEVENTEEN IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang