DELAPAN

43.9K 4K 154
                                    

William

Gue meraba kepala gue yang masih cukup pening. Semalaman begadang karena kegiatan enak gue dengan Patricia membuat gue kurang tidur.

"Bangun, malas." Cium Patricia di pipi gue. Gue tersenyum masih dalam mata terpejam.

Gue merasa kasur gue bergerak, gue membuka mata dan dia sudah mulai berbenah diri, menggunakan celana dalam dan branya kemudian di susul bajunya.

"Seharian telanjang aja." Saran gue. Dia berdecak.

"Kalau di rumahku, aku nggak masalah. Nah ini di rumah Bianca. Kalau dia pulang, terus ngelihat kita kaya gitu. Bisa traumatik dia."

"Dia nggak ada di sini sampai sabtu." Jawab gue.

"Kemana dia? Kerja?" Patricia menyerahkan pakaian gue. Gue langsung bangun dan menggunakannanya.

"Nginep di rumah Banesa."

"Oh, pacar barunya itu ya? Chef Banesa itu kan? Si ganteng yang punya Liura itu? Dia terkenal, tapi susah banget di cari fotonya di google." Patricia menoleh ke arahaku. "Mereka serasi banget waktu pas resepsinya Kharisma. Suka aku lihatnya."

Kenapa semua orang bilang mereka serasi dan cocok? Kenapa cuma gue yang melihat mereka itu nggak ada cocok-cocoknya sama sekali.

Sialan.

Daripada semakin kesal gue memilih kembali tiduran. Sementara Patricia sudah menghilang ke dalam kamar mandi.

Suara klakson mobil mengganggu waktu tidur gue. Heran gue, apa susahnya sih buka pintu sendiri.

Gue langsung bangun dan turun untuk melihat siapa monyet yang membuat gue harus bangun dari kasur hangat gue.

Rover hitam. Bukan milik Bianca juga pacarnya. Oh. Mobil milik Maureen ternyata.

Gue berdecak saat melihat Kharisma turun dari mobil dan nyengir. "Selancar yuk? Mumpung di kasih izin sama istri nih." Ajaknya.

"Bianca nggak ada." Jawab gue.

"Lah terus? Berdua juga nggak masalah kan?"

"Nggak ah. Gue masih suka donat daripada pisang." Kharisma berdecak keras. Membuat gue tertawa.

Kami langsung masuk ke dalam rumah dan langsung menuju dapur. Kharisma membuka kulkas dan mendapati kulkas Bianca hanya berisi makanan sehat. Nggak ada bir dan minuman energi lainnya. Walaupun camilan-camilannya masih ada, tapi camilan sehatnya semakin banyak.

Kebiasaan lain Bianca setelah pacaran dengan si brengsek. Menyimpan apapaun yang sehat.

"Tumben Bian nggak nyimpen bir?" Kharisma malah mengambil gelas dan mencari air dingin di dispenser.

"Udah insyaf kali." Sahut Patricia yang muncul dari belakang.

"Eh, Pat? Sejak kapan di Bali? Nggak main ke rumah? Anak-anak kangen." Kata Kharisma.

"Bentar gue main kesana. Kalian jadi surfing?"

"Nggak tau nih. Will nggak mau kalau nggak ada Bian." Gue tersedak dan Kharisma tertawa. "Personil nggak lengkap." Lanjutnya.

"Apanya nggak lengkap?" Gue menoleh ke arah suara. Bianca datang bersama si brengsek di belakangnya.

"Kata Will, lo pulang besok. Nggak jadi?" Tanya Patricia.

Bianca menggeleng. "Nggak jadi off dia. Banyak kerjaan. Ya?" Bianca menghadap si brengsek.

"Nggak enak titip restoran ke sous chef terus." Jawab Brengsek santai.

Catching Wave with(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang