Bai Dai Beach, Vietnam, 2010
"Jadi? Kalau gue nggak nikah sampai umur 30 lo mau kan jadi istri gue?" Tanya Will sambil menyesap birnya.
"Idih. Bule sih bule, ganteng sih ganteng, masa segitu frustasinya lo minta gue untuk mau nikah sama lo." Balasku sambil tertawa.
"Kharisma udah nikah, bentar lagi mau punya anak. Masa kita berdua masih gini-gini aja." Rutuknya.
"Ya udah sama Scotty aja." Ejekku. Dia mengerang kesal.
"Bi." Tiba-tiba dia memegang pergelangan tanganku. Aku langsung menoleh. "Gue serius." Lanjutnya.
"Wiyem Abimana Duncan, bule jadi-jadian, you and me, we're not meant to be together as a couple. Apalagi husband and wife." Aku menatapnya sambil menahan tawa.
"Tapi kita cocok." Paksanya. "Lo suka surfing, gue juga. Lo suka traveling, gue juga. Lo nakal, gue juga. Apa lagi?"
"Tapi gue pecicilan, lo juga. Gue keras kepala, lo juga. Lo suka main cewek, gue suka main cowok. Pasti chaos jadinya kalau kita di gabung." Balasku.
"Tapi gue suka chaos bareng sama lo." Bisiknya. "Gue mau ngejar ombak berdua sama lo terus, Bi. Seumur hidup gue."
"Ngejar ombak seumur hidup nggak ada hubungannya sama jadi suami istri, idiot. Kita masih bisa tetap ngejar ombak sampai mati walaupun lo nikah sama perempuan impian lo, siapa tuh namanya? Kate Upton kan?" Candaku. Tapi dia diam, matanya masih menatapku lekat-lekat.
"Wiyem, lo serius banget ya?" Tanyaku kemudian. Dia mengangguk.
"Tapi kita kan nggak cinta. Gue nggak cinta sama lo. Kita ini nggak ada romantis-romantisnya." Jawabku. Seketika raut wajahnya berubah.
"Kalau gue bilang gue cinta sama lo? Reaksi lo gimana?"
"Gue bakal bilang, lo mabuk dan sedang dalam mode meracau." Kekehku.
Dia cuma tersenyum kemudian kembali menyesap birnya.
"Tapi gue cinta sama lo, Bi." Bisiknya kemudian bangkit dan meninggalkanku di kursi bar di pinggir pantai Bai Dai ini. "Kalau umur segitu juga kita belum nikah. Gue mau nikah sama lo." Ulangnya sambil berjalan mundur.
Aku tersenyum sambil menatapnya. Ada rasa aneh di dadaku untuk pertama kalinya semenjak aku kenal William.
"Fine! Sampai salah satu dari kita nyentuh angka 34 dan kita berdua belum nikah. Kita nikah. Tapi kalau udah, ya udah." Teriakku.
Dia balas tersenyum, "Gue nggak akan biarin lo nikah sama orang lain, then!" Balasnya sembari kembali berjalan.
**
"Masih mau ngorbol sama Will?" Banesa membuyarkan lamunanku.
"Ah? Udahan kok. Nanti lanjut lagi, udah malem. Kamu udah selesai sama Kharisma?" Banesa mengangguk. "Ayo pulang."
"Duluan Will." Banesa menepuk pundak Will. Dia mengangguk.
Kami kembali pulang ke rumah dalam diam. Aku yang sebenarnya dalam mode diam sementara Banesa terus bicara. Entah karena berita kehamilanku yang sudah dua bulan, yang langsung dia ceritakan ke seluruh staf Liura, atau membahas mengenai kolaborasi Liura dengan Two Spaces. Entahlah.
"Kamu kenapa, Yan?" Tanya Banesa sembari mengelus perutku.
"Aku ngantuk aja sih."
"Jadi aku ngebosenin ya dari tadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Catching Wave with(out) You
Roman d'amour[18+] - Private What will happen then?