STORY 13

451 38 2
                                    

     "Semuanya menghilang?!" Karisma yang mendengar pembicaraan itu langsung kaget.

     Putra langsung mengangguk. "Iya, Ris. Selama ini aku terlalu fokus sama si Feri, jadi nggak terlalu memperhatikan yang lain. Sorry, aku ceroboh," Putra menunduk merasa menyesal.

     "Bukan salahmu, Put. Aduuh, si psikopat ini kapan mau berhenti, sih?!" Arief menenangkan Putra sambil beragumentasi sendiri.

     "Rief! Dari kemarin dicariin!" Tya langsung berlari ke arah Arief.

     "Kenapa, Ya?" Tanya Arief dengan muka yang memang polos atau SOK polos.

     "Mau interogasi sedikit, mungkin membantu. Ya kan' , Ris?" Tya menoleh ke arah Karisma. Karisma mengangguk setuju.

     "Mau interogasi apa? Duh, buat deg-deg an aja," Arief memegang dadanya.

     "Nggak usah lebay deh, Rief. Cuma tanya-tanya biasa, kok. Kamu pernah buat salah?" Tanya Tya to the point.

     "Itu pertanyaan umum, Ya. Semua orang juga pernah buat salah," Arief tertawa ringan.

     "Bukan berbuat salah di sekolah ini, sekolah lamamu. Waktu SD, apa kamu pernah buat salah ke adik kelasmu?" Tanya Tya. Arief terlihat berpikir.

     "Maksudmu, kemungkinan pelakunya dari SD nya Arief, Ya?!" Sahut Putra setengah terkejut.

     Tya mengangguk. "Kemungkinannya sih ada. Ris, kamu sudah dapat daftar nama-nama anaknya, kan'? Coba cari tau juga asal sekolahnya, mungkin sedikit membantu," Kata Tya. Karisma mengangguk sedikit ragu.

     Tya yang menyadari Karisma sedikit ragu, akhirnya mencoba bertanya.

     "Kenapa, Ris? Ada yang kamu kenal?" Tepat sasaran. Ucapan Tya sontak membuat Karisma terkejut. "Benar, ya,"

     "Nggak, Ya! Benar, deh! Ok, aku cari sekarang! Ayo, Put!" Karisma langsung berlari diikuti Putra di belakangnya.

     "Gimana, Rief?" Tya beralih ke Arief yang terlihat masih berpikir keras.

     "Aahh...! Aku lupa, Ya! Itu sudah 2 tahun lalu! Susah mengingatnya," Arief pasrah dengan ingatannya.

     "Ngomong-ngomong, kamu juga punya salinan nama-nama tersangka itu 'kan, Rief?" Tanya Tya sambil menerawang.

     "Iya, Ya. Mau lihat?" Tya mengangguk. Arief mengambil kertas dari tasnya.

     "Nih, aku bingung, lho," Arief mengutarakan argumennya (lagi).

     "Kenapa?" Tya menerima kertas dari Arief lalu membacanya.

     "Karisma langsung lumayan kaget begitu baca kertas it.."

     "Aku duluan, Rief! Kamu jangan kemana-mana untuk saat ini!" Tya memotong ucapan Arief lalu berlari meninggalkan Arief yang masih terbengong-bengong.

***

     "Ris!" Tya berlari menghampiri Karisma yang sedang membaca buku.

     "Kenapa, Ya?" Tanya Karisma santai.

     "Anak ini... Kamu yakin?" Tya menunjukkan kertas berisi nama-nama tersangka. Karisma terlonjak.

     "K, kamu dapat darimana? Arief, ya?" Karisma berusaha tertawa.

     "Jangan tertawa, Ris. Anak ini... Dia yang juga buat kamu kayak gini, 'kan?" Tya menatap Karisma dengan rasa iba. Karisma tersenyum kecut.

DEATH CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang