"Jadi, bukan Trisna yang melukai Pras?" Tanya Ica dengan nada tak percaya.
Arief langsung mengangguk. "Ya, dia yang menemukan Pras pertama kali, dia juga yang memberikan nafas buatan untuk Pras. Makanya Pras lolos dari masa kritis," Jelas Arief dengan kepala menunduk.
"B, berarti kita sudah salah sangka sama Trisna, dong? Gimana, nih, dia pasti kesal banget sama kita," Kata Sekar merasa bersalah.
Yang lainnya juga menunduk merasa bersalah pada Trisna. Sampai beberapa detik tidak ada yang bicara, Karisma membuka pembicaraan.
"Teman - teman, pelaku peneroran ini semakin menjadi - jadi, bahkan membuat kita sempat memfitnah teman kita sendiri! Kita harus segera menemukan pelaku ini! Harus!" Karisma mengobarkan semangat siswa kelas 8A. Yang lainnya juga mengangguk setuju.
"Nah, Pras! Kamu ingat sesuatu yanh lain nggak? Selain warna jaket? Atau ciri - ciri fisiknya?" Tanya Arief sambil mengeluarkan notes kecilnya.
"Hmmm....... Tunggu dulu, selain dia pakai jaket hitam bertudung..... Dia....." Pras berpikir keras. Kemudian matanya berbinar. "Dia murid kelas 9! Iya! Dia kakak kelas kita! Aku lihat bet warna kuning di bajunya!" Kata Pras dengan bangga.
"Kamu serius, Pras? Nggak salah liat? Kan' kamu hampir pingsan waktu itu," Kata Arief sambil menulis di notesnya.
"Eh, iya juga, ya. Yang aku ingat, sih, kemungkinan dia cowok, soalnya dia kuat banget. Lagipula, dia berhasil nahan aku sampai aku pingsan," Jelas Pras. Arief mengangguk lalu menulis di notesnya.
"Lagi? Ada lagi, nggak? Yang mungkin bisa kita jadikan poin utama buat nemuin pelakunya?" Tanya A'yun. Pras semakin keras berpikir -untuk otaknya masih kuat-.
"Mmm...... Kalau nggak salah, ada yang aneh, deh," Kata Pras menggumam.
"Aneh? Apanya yang aneh, Pras? Ceritakan aja sedetail - detailnya!" Kata Arief dengan sikap siap menulis, seperti reporter lagi cari berita.
"Itu, bet sekolah kita kan' ada dua, satu di lengan kanan atas, sama satu di dada kiri atas. Nah, yang ada di dada itu dia pakai bet warna kuning. Tapi di lengan, dia pakai warna..... Biru," Kata Pras menjelaskan panjang lebar kali tinggi.
Sontak semua terdiam. Menunggu apa yang akan dikatakan oleh Arief.
"Kalau gitu, kemungkinan ada kakak kelas yang punya adik kelas tujuh disini, atau, adik kelas yang punya adik disini. Tapi ingat, itu diantara kelas 7 dan 9! Aku akan bagi pencariannya sekarang!" Kata Arief kemudian menulis lagi di notesnya.
***
"Eh?! Kamu lihat ada anak masuk kelas 8A sebelum aku?!" Kata Trisna nggak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Iya, anak cowok. Dia juga datang sebelum kak feminin itu datang. Pakai jaket hitam bertudung," Jawab adik kelas yang selalu berangkat pagi untuk booking tempat itu.
"Oh, kalau gitu, makasih ya, dek," Trisna pun berlalu dari tempat itu. 'Cih, pelaku peneroran itu lagi,'
Trisna pun masuk ke kelasnya yang sepi. Ia kembali menelusuri tempat Pras sekarat tadi. Tak ada barang aneh lagi selain tali miliknya yang ditemukan di dekat Pras.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH CLASS
Teen FictionDelapan A ( 8A ) diulangi lagi biar paham, DELAPAN A. Siapa yang nggak kenal si kelas artis yang selalu keluar dari mulut para guru? Kami memang kelas rusuh, but, cerita suka dan duka tak pernah lepas dari kelas kami. Kejadian aneh satu persatu mula...