Prolog

18.6K 1.3K 129
                                    

Cinta itu adalah tempat kebahagian yang menjadi satu di dalam dada
Menempati posisi pertama sebagai duta di dalam jiwa.

Dengan alasan bersama untuk menjadikan cinta itu tumbuh di dalam jiwa pada setiap insan yang jatuh cinta.

Bagaimana jika cinta yang semula menjadi satu-satunya didalam dada kini terbagi dua oleh rasa yang sama namun pada orang yang beda.


"... Bahkan jika aku menangis, akan'kah suatu saat ada kau disisiku? Memeluk tubuhku dengan hangat?"


•••

Wanita dengan surai berwarna cokelat menatap kosong kearah luar jendela memandang derasnya hujan dengan beberapa guntur yang menyertai bahkan petir ikut serta memadukan. Ia menghapus air matanya yang keluar dari pelupuk matanya yang indah itu. Ia tampak mengikuti derasnya air hujan yang jatuh dari atas langit memberi tangis tanpa alasan.

Seperti menyimpan beribu tanya dan pikiran.

Wanita bernama lengkap Song Hanna itu memegang kuat besi yang menjadi pelindung jendela, jemarinya yang indah menghapus air mata yang terus-menerus mengalir setiap dirinya memikirkan tentang pria yang telah lama menjadi suaminya,
Jeon Jungkook.

Rentetan doa dalam batinnya seakan menguatkan relung hatinya. Rasa cemas yang menjadi-jadi membuat relung hatinya merasakan kesakitan. Ia berharap-harap akan ada jawaban dari teleponnya namun tampaknya tidak ada. Membuat Ia setengah kecewa dan lagi-lagi hanya bisa menghela nafas sambil menghapus airmatanya.

Ia meremas bajunya merasa takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Ponselnya juga ia genggam kuat-kuat melepaskan kekesalan dan ketakutannya walaupun tak ada ujungnya.

"Eomma!!" Suara lantang yang tiba-tiba terdengar membuat Hanna menoleh dan mendapatkan putrinya yang tengah berlari dengan baju tidur yang bergambar disney frozen kesukaan putrinya.
Lantas, Hanna menghapus cepat air matanya karna tidak ingin Jiena mengetahui jika dirinya tengah menangis. Putrinya itu menghampiri dirinya membuat Hanna berjongkok menyamai tinggi Jiena.

Usapan lembut pada wajah Jiena yang membuat gadis berusia 5 tahun itu tersenyum dan memeluk ibunya. Kehangatan yang mampu membuat Hanna sejenak merasa tenang. Dalam dekapan hangat ada sebuah kerinduan disana, gadis manis yang sedang memeluk ibunya tampak diam sejenak.

"Eomma, aku takut tidur sendiri! Aku tidur bersama Eomma saja, yah!" Ujar Jiena dengan suara khas seorang bocah yang lucu, Hanna mengangguk pelan. Mungkin, ini adalah untuk kesekian kalinya putrinya datang dengan wajah yang murung lalu mendekapnya seakan mengatakan bahwa ia tidak baik-baik saja melalu gerak tubuh mungilnya.

"Tentu saja, kau boleh tidur bersama Eomma. Tapi, besok kau harus bangun pagi untuk ke sekolah, Okey!" Jiena lantas tersenyum dan mengangguk mendengar ucapan dari ibunya. Bahkan dengan gemas Hanna mencolek hidung putrinya yang manis itu.

"Oh iya, tapi. Apakah Appa malam ini akan pulang?" Tanya Jiena yang membuat Hanna bungkam sebentar memandang putrinya. Mencari alasan agar Jiena percaya apa perkataannya. Sebenarnya bohong adalah hal yang menyebalkan. Tapi, ini juga demi kebaikan. Bahkan, Hanna juga tidak tahu apa yang terjadi diluar sana pada suaminya sehingga belum pulang juga hingga saat ini.

"Appa mu sedang sibuk dengan perkerjaannya, jadi. Jiena-ya, kau harus berdoa agar Appa segera pulang." Ujar Hanna. Perlahan Jiena hanya mengangguk dengan polosnya, tangan mungil Jiena menangkup wajah Hanna. Dari sudut mata putrinya tercipta pemberi semangat, memandang halus seakan memberi sejuta semangat. Hanna tersenyum penuh nikmat karena sudah dikarunia seorang putri yang manis dan baik. Ia bersyukur pada Tuhan, karena telah memberi penguat selain suaminya. Setidaknya mereka dapat bahagia selama-lamanya dan terus bersama-sama sampai waktu yang telah ditentukan untuk berpisah.

Polygamy - Jjk [DALAM PERBAIKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang