BAB 17

8.7K 871 101
                                    


Deruhan nafas panjang menambah suasana kekhawatiran semakin memuncak membuat pikiran terasa mencekat. Semua orang berlalu-lalang, suster, Dokter, serta para pasien. Jungkook dengan pakaian kaos putih oblongnya menatap sendu pintu dimana sang istri dirawat didalam sana. Rasa kecemasaan membuat dirinya mengusap kasar wajahnya tak kala menerka apa yang akan terjadi oleh wanita yang dicintainya.
Tak lama, ada pria lagi yang datang dengan wajah yang tak kalah cemas berlari kecil hingga berada tepat dihadapan Jungkook yang sedang duduk dikursi tunggu.

Pria itu, Wooshin. Ia berusaha bernafas setelah lelahnya berlari hingga pria dihadapannya menatap aneh Wooshin.
"Ada apa?" Tanya Jungkook.

"Apa yang terjadi? Apa Hanna baik-baik saja?"

"Maksudmu?" Tanya Jungkook karena tak mengerti.

"Siapa yang kau bawa kerumah sakit ini?"

"Seulhee,"

"Shit! Aku pikir Hanna!" Wooshin dapat bernafas lega kala mendengar jawaban Jungkook barusan bahwa yang dirawat bukanlah Hanna tapi Seulhee. Kedatangan Wooshin kerumah sakit karena melihat mobil Jungkook yang melaju melawati mobilnya ketika masih berhenti karena lampu merah, diujung matanya terlintas wajah Hanna yang ikut serta dalam mobil itu. Wooshin cemas saat itu takut penyakit yang Hanna derita kumat lagi namun ternyata dugaannya melempes.

"Tapi, Seulhee celaka karena Hanna..." Sambung Jungkook dengan wajah yang geram kala mengingat kejadian yang baru saja menimpa sang istri keduanya. Wooshin menegak-kan tubuhnya lalu memandang pria dihadapannya dengan seribu menerka, kenapa harus karena Hanna?

"Dia melakukan hal yang ceroboh sehingga gelas kaca itu jatuh dan pecah. Aku dan Seulhee terkejut kala itu dan kami langsung berlari kearah dimana suara itu berasal takut-takut jika Jiena yang melakukan hal tersebut, namun tidak  disangka Seulhee malah tak melihat dibawahnya jika pecahan kaca yang tercecer kesana-kemari sehingga mengenai telapak kakinya," Jelas Jungkook. Ia menghela nafas dalam-dalam sebelum kembali mengangkat kepalanya untuk memandang Wooshin.

"Lalu, aku melihat Hanna yang membawa sekop dan sapu ditanganya, dia terkejut dan aku langsung pergi kearahnya lalu tanganku tak sengaja menamparnya kala kepanikanku tengah memburuku,"

"Apa? Kau menamparnya?" Wooshin membulatkan matanya lebar-lebar yang membuat Jungkook mengangguk pelan.

Wooshin tidak tahu apa yang musti Ia lakukan pada pria dihadapanya itu. Pria itu mendekat kearah Jungkook entah apa yang Ia rasakan dan entah apa yang harus Ia lakukan pada Jungkook agar menyadarkan pria itu. Wooshin menarik kerah baju Jungkook dengan gigi yang menggertak tak kuasa menahan kesal.

Buk~

Buk~

"AKU HARAP DUA PUKULAN ITU DAPAT MENYADARKANMU!!" Sentak Wooshin dengan nafas yang mengebu-ngebu dilanda emosi pada pria yang telah lama menjadi sahabat karibnya. Pria yang telah diberi sebuah pukulan pada wajah serta bagaian perut, bahkan darah segar mengalir dari mulut pria itu.

"Kau menamparnya tanpa membiarkan dia menjelaskan dahulu, Jungkook, Jungkook, seandainya kau tahu apa yang telah terjadi pada hidup Hanna selama ini. Seandainya, Hanna memberikan aku cinta bahkan setitik sekalipun aku tidak akan pernah melewatkannya. Tapi, kau--"

Wooshin menghela nafasnya dalam-dalam tak kuasa menghadapi pria yang telah lama menjadi sahabatnya itu.

"Asal kau tahu, luka pada telapak kaki Seulhee tidak sepadan dengan luka kesakitan Hanna. Kau hanya menunggu, Jungkook. Kapan waktu itu jatuh padamu. Aku tidak habis pikir, kau itu Jungkook yang aku kenal apa bukan? Sekarang aku sungguh tidak mengerti dengan jalan pikirmu," Ujar Wooshin lalu melepas tangannya dari kerah baju Jungkook lalu melangkah pergi meninggalkan pria itu.

Polygamy - Jjk [DALAM PERBAIKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang