BAB 5

7.7K 1.1K 113
                                    

Dimohon untuk Vote dan Commentnya !!

-------

Pernikahan adalah suatu ikatan yang sakral. Pernikahan yang seharusnya peristiwa penting yang terjadi sekali dalam hidup.

Pernikahan yang patut dikenang dimana puing-puing kebahagian tercetak dalam diri. Mengucapkan janji-janji cinta didepan Romo (pastur) saling bertukar cincin sebagai janji bisu diantara kedua insan bahwa mereka patut untuk bersama.

Pernikahan juga bukan hal yang dapat dimain-mainkan, pernikahan bukan suatu hubungan yang layaknya seperti sebuah benang yang mudah putus.

Bukan juga seperti hubungan para remaja yang baru mengenal sebuah cinta.

Cinta, sayang dan juga pengorbanan dan lain-lain yang mewakili semua itu adalah suatu kisah yang tersimpan dalam diri, sebagai potret-potret indah yang tersimpan dalam memori.

Pernikahan juga bukan hanya soal cinta. Namun, terikut dengan sebuah kepercayaan dan mahar dari pernikahan.

Jika kamu percaya, maka aku juga akan percaya. Kata-kata itu menjadi pengingat bahwa mereka saling bersatu karena sebuah kepercayaan yang kuat.

Song Hanna, wanita yang telah lama menjadi istri seorang pria yang bernama lengkap Jeon Jungkook.
Wanita itu memainkan sebuah cincin yang melingkar pada jari manisnya, dirinya memandang kosong kearah lantai-lantai terbuat dari keramik itu.

Jantungnya berdebar diiringi dengan dentuman jarum jam yang terus berdetak tanpa henti disetiap menit dan detiknya. Suara langkah kaki kecil datang menghampiri wanita itu yang kini sedang duduk manis disofa.

"Sebenarnya, Eomma ingin kemana?" Tanya putrinya seraya duduk disamping wanita itu. Hanna menatap wajah Jiena dengan gerakkan tangan yang membelai rambut gelombang putrinya. Bibir dan mata yang begitu mirip seperti dirinya. Wanita itu lagi-lagi menghela nafasnya menahan sesak didalam dadanya.

Jiena bahkan mengernyitkan kedua alisnya memandang wajah ibunya. Tidak mengerti apa yang sebenarnya ada didalam pikiran Ibunya saat ini.

"Eomma, kenapa?" Tanya Jiena lagi.

"Eomma ada urusan penting, sayang. Kau tinggal bersama Hyora Eunni saja dulu, Eomma akan segera kembali." Jelas Hanna seraya tersenyum pada Jiena. Sedangkan putrinya yang manis itu menatap wajah ibunya dengan tatapan sendu yang membuat Hanna tidak kuat untuk menahan sesak didadanya lagi-lagi.

"Eomma, tadi siang Appa kenapa tidak menjemput aku pulang dan malah Hyora Imo yang menjemputku."

"...."

"Aaaah~ Appa pasti sibuk lagi dikantor...Huuft~"

"...."

"Eomma! Eomma! Kenapa Eomma melamun?"
Hanna tersadar dari lamunan-nya lalu memadang wajah putrinya yang kini menatap dirinya dengan wajah yang sendu.

"Eomma, gwenchana?" Tanya Jiena seraya menyentuh wajah Hanna. Gadis manis itu memandang lekat wanita dihadapannya.

"Eomma, baik-baik saja. Sayang..."

"Aaah~ maafkan aku sedikit terlambat, Han." Ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang membuat Hanna dan Jiena menoleh kearah suara.

"Aah~ tidak apa- apa, Hyora-ssi." Kata Hanna.

"...Hyora-ssi, tolong jaga Jiena sebentar. Yah! Aku ada urusan penting yang harus aku urus." Kata Hanna pada wanita yang ia panggil 'Hyora' itu. Yoon Hyora mengangguk pada sahabatnya.

"Memangnya kau ingin kemana? Malam-malam seperti ini?" Tanya Hyora seraya duduk disofa disamping Jiena. Hanna tidak menjawab. Namun, ia hanya menatap sebentar wajah Hyora.

Polygamy - Jjk [DALAM PERBAIKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang