"APPA~!!"
Aku menoleh ketika mendengar suara Jiena yang sedang bersama Hyora disana dengan wajah yang tampak terkejut serta bingung. Putriku itu tampak terdiam menatap kami dengan air bening dari matanya yang tampak berkaca-kaca. Gadis kecilku itu tampak melangkah dengan kedua tungkai yang menuju kearah dimana ayahnya sekarang duduk. Matanya seakan menatap lekat wajah Jungkook, oh tuhan! Mengapa semua ini terjadi pada keluarga kecil kami? Kenapa?
Aku terdiam memandang buah hatiku dengan Jungkook yang entah kenapa hanya diam memandang wajah ayahnya. "Appa, kenapa Appa memarahi Halmoni? Halmoni nakal, ya?" Ujarnya dengan wajah yang polos penuh tanda tanya.
"Tidak, sayang. Appa-mu tidak memarahi Halmoni," Jelas Omonim seraya tersenyum pada Jiena. "Lalu, kenapa Halmoni menangis?"
"Siapa bilang Halmoni menangis? Halmoni hanya beracting saja, sayang." Sahut Omonim lagi yang hanya mendapat sebuah tatapan tidak mengerti dari Jiena. Putriku kini mengalihkan pandangan-nya pada wanita yang tengah duduk dengan kepala yang menunduk disebelah Jungkook.
"Kenapa ada Seulhee Imo juga disini?" Aku menautkan kedua alisku, bagaimana bisa Jiena tahu Seulhee? Dan, Imo? Apakah mereka pernah bertemu sebelumnya? "Kenapa Seulhee Imo menangis? Dan juga, kenapa Halmoni menangis?" Lagi-lagi Jiena mengutarakan pertanyaan yang membuat kami semua bungkam. Jantungku berdegup dengan kencang lagi-lagi dan lagi."Apa kalian sedang syuting drama?"
"Eh-ahya, sayang. Halmoni dan Seulhee Imo sedang beracting," Timpal Abeoji.
"Eomma?" Aku mendongak ketika Jiena memanggil namaku, gadis kecilku itu melangkah mendekatiku. "Kenapa tangan Eomma dingin sekali? Eomma sakit?" Tanya Jiena yang membuat aku tersenyum seraya memandang wajahnya.
"Tidak sayang, Eomma baik-baik saja!" Kataku. Jiena tampak mengangguk."Appa~!"
Kini, Jiena lagi-lagi melangkah menuju kearah Jungkook entah apa yang ia lihat. Yang dapat aku lihat adalah tangan Jungkook yang sukses menggenggam tangan Seulhee.Seorang gadis yang masih berusia 5 tahun tidak tahu apa-apa tentang semua ini, jangan pernah tahu jika bisa! Kendati diriku menatap sakit kearah dua manusia yang pernah membohongiku.
"Jiena, sayang. Ayo~ kita keluar sebentar untuk membeli beberapa makanan kesukaanmu," Hyora datang kearah kami berusaha membawa Jiena untuk menjauh dari kami agar tidak mendengar dan ikut campur dalam urusan ini walau dirinya akan disebutkan dalam masalah kami.
"Jiena... Ikut Hyora Imo dulu, yah." Titah Omonim pada putriku yang mendapat anggukan pelan dari Jiena. Aku menatap sendu gadis kecilku itu.
Jiena melangkah mengikuti Hyora meninggalkan kami. "Jadi, sekarang apa maumu?" Tanya Abeoji. Jungkook tampak menatap Seulhee sebentar sebelum menjawab pertanyaan dari Abeoji. Helaan nafas sebentar dari pria diseberangku itu, "Aku akan menikahinya minggu depan!"
*-*
[AUTHOR'S POV]Rasa sakit, rasa perih, rasa cinta, rasa iba!
Apa yang akan terjadi pada dunia cinta? Jika, belum siap untuk sakit hati maka dari itu jangan mengenal cinta. Dunia ini penuh dengan kepahitan, egois akan diri sendiri. Kita hidup memang untuk diri kita sendiri namun kita harus mengerti juga tentang hidup orang lain. Egois, mungkin memang kita harus memiliki hal itu namun lebih baik lagi jika kita mengerti dengan hati orang lain juga bukan hanya untuk diri kita sendiri.Aku merindukanmu, aku membutuhkanmu, aku mencintaimu, percayalah padaku. Tolong, katakan itu pada Jungkook dari Hanna. Genggaman tangan itu begitu terlepas tanpa mengatakan sepatah katapun menggenggam tangan lain tanpa memberi tahu apapun.
Cinta hilang begitu saja tanpa diminta. Tuhan, tolong kembalikan perasaan itu pada si empunya. Katakan, betapa sakit dan sangat menyakitkan jika hal itu semakin mendorong Hanna.
Rating yang patah, tertusuk pisau tajam, tertabrak tembok, terluka karena hati lebih menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Polygamy - Jjk [DALAM PERBAIKAN]
FanfictionDapatkah kalian menerka bagaimana kondisi wajah Jungkook saat ini? Seperti orang yang baru saja mendapatkan mobil baru gratis. Seperti seseorang yang baru saja lulus dari pendidikan dan mendapatkan nilai yang luar biasa bagus. Dia bahagia sehingga r...