Suara dentingan jarum tampak terdengar begitu bising di suatu ruangan kamar yang tampak sedikit berantakan. Suara mobil berlalu lalang tampak begitu memusingkan di hingar-bingar kota Seoul. Gemercik hujan tampak tidak menghambat semua manusia untuk melakukan aktivitas diluar rumah.
Wanita dengan balutan piyama yang sama tadi malam, ketahui saja jika wanita itu belum membersihkan dirinya pagi ini. Entah apa yang membuat dirinya begitu malas untuk menyentuh air dingin dibak mandi yang biasa untuk dirinya merendam diri dengan busa-busa yang terasa harum itu.
Matanya terus memandang keluar jendela berbaur dengan indahnya pemandangan diluar sana. Segelas kopi hangat yang sedari tadi Ia pegang tampak belum juga habis isinya, ia diam-diam menyeruput kopi hangat tersebut.
"Kapan kekasihmu akan melamarmu?"
Setelah selesai menelan minumannya, Seulhee menoleh kearah wanita paruh baya yang baru saja keluar dari kamar mandi itu mengajak dirinya untuk berbicara.
Senyum kecil tercetak jelas dari sudut bibir Seulhee dihadapan ibunya, Ny. Nam atau lebih tepatnya Nam Seuk hye nama lengkap wanita paruh baya itu.
"Segera, bu!" Jawab Seulhee namun ditanggap Ny. Nam dengan wajah yang tidak suka mendengar jawaban dari anaknya.
"Aku bosan mendengar kata itu berulang-ulang kali. Kini kau hamil dan jika dia tidak bertanggung jawab, aku akan menamparnya,"
"Ibu!"
Ny. Nam tampak menatap sedikit kesal pada Seulhee. Mau bagaimana pun Ny. Nam tidak tahu status Jungkook yang sebenarnya, jadi bisa-bisa saja Ny. Nam terus menuntut Seulhee agar cepat-cepat di pinang oleh Jeon Jungkook. Apalagi kondisi Seulhee yang sedang hamil muda, tentu Ny. Nam tidak ingin dirinya terkena gosip-gosip dari teman-teman sebaya-nya jika Seulhee hamil tanpa suami. Bisa gawat dan memalukan!
"Sudahlah, suruh Jungkook cepat-cepat menikah denganmu. Agar dia bisa bertanggung jawab atas kehamilanmu," Ujar Ny. Nam.
Jika saja Jungkook adalah pria yang belum memiliki seorang istri mungkin Seulhee sudah memaksa Jungkook untuk menikahinya, namun semuanya bertolak belakang. Jungkook sudah memiliki seorang istri dan Seulhee-lah yang menjadi wanita simpanan.
Bodoh memang Seulhee telah terlena dengan pria yang sudah beristri padahal masih banyak pria lain yang tampan dan dengan status yang lajang. Namun, perasaan Seulhee ternyata terhenti pada Jungkook. Jika bisa Seulhee ingin meminta agar perasaannya hilang pada Jungkook, namun apa yang ia minta malah membuat dirinya semakin jatuh cinta dan tidak ingin kehilangan pria yang selama ini telah menjadi kekasihnya.
Egois memang, namun ia berusia menghindar dari kata itu semua. Ia juga tidak tega melihat Hanna kesakitan, mau bagaimana pun hati adalah perasaan yang tidak mudah untuk diobati jika sudah sakit. Kalian boleh memanggil Seulhee wanita gila, wanita perebut suami orang, murahan, atau semacamnya. Namun, kalian juga tidak mengerti bagaimana sakitnya wanita itu. Seulhee.
Dia tidak meminta untuk jatuh cinta pada pria yang statusnya istri orang. Seulhee tidak pernah meminta hal itu terjadi dalam kehidupannya namun apa yang diminta tidak ia dapatkan dan lagi-lagi bertolak belakang dari hidupnya.
"Dia akan segera menikahi ku, bu! Secepatnya aku hanya bisa menunggu," Kata Seulhee di iringi dengan serupan kopi yang ia teguk lagi, Wanita paruh baya yang sedang mengeringkan rambutnya itu hanya terdiam menatap putrinya.
"Kapan? Sampai bayi yang ada didalam perutmu itu lahir?"
"Ibu jangan mendesak ku seperti itu, aku tahu apa yang harus aku lakukan, dan juga memangnya Ibu yang ingin menikah? Jangan mendesak ku, ku mohon!" Tatapan hangat dari Ny. Nam yang memandang wajah putrinya, mau bagaimanapun beliau tidak boleh terlalu memaksa. Lagian yang menjalani pernikahan adalah Seulhee dan Jungkook biar mereka yang menentukan semua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Polygamy - Jjk [DALAM PERBAIKAN]
FanfictionDapatkah kalian menerka bagaimana kondisi wajah Jungkook saat ini? Seperti orang yang baru saja mendapatkan mobil baru gratis. Seperti seseorang yang baru saja lulus dari pendidikan dan mendapatkan nilai yang luar biasa bagus. Dia bahagia sehingga r...