Epilog

16.4K 1.1K 186
                                    

[HANNA'S POV]

Aku menghela nafas setelah memeluk tubuh wanita yang menjadi istri kedua Jungkook. Walaupun benar-benar menyakitkan ini semua juga kesalahanku karena waktu masa sekolah dulu aku yang merebut Jungkook yang nyatanya adalah kekasihnya atau lebih tepatnya kekasih Seulhee. Sebenarnya aku tidak merebut tapi Jungkook yang mendekatiku bermodus-modus dan berembel-embel jika dirinya tidak punya pacar. Siapa yang tidak tertarik melihat visual yang tampan serta baik dan menarik. Dan  saat itu aku merasa jika aku paling beruntung memiliki pria yang sempurna dan ternyata perasaan beruntung itu bukan hanya diriku yang merasa.  Pria yang menikahiku lima tahun yang lalu juga perah mengenalkanku pada orang tuanya kala masih sekolah kala itu, aku dan Ibu Jungkook sangat dekat bahkan kami sering membuat berbagai macam makanan. Tak sering juga beliau menceritakan masa kecil Jungkook bahkan tidak segan-segan beliau menunjukkan beberapa foto masa kecil Jungkook dan saat itu Jungkook terlihat sedikit kesal dan malu ketika Ibunya menunjukan foto-foto masa kecilnya. Bukan hanya Ny. Jeon bahkan Tn. Jeon pun sama halnya seperti Ny. Jeon, mereka begitu dekat denganku layaknya seorang anak bagi mereka. Tak lupa Jeon Wonwoo selaku kakak dari Jeon Jungkook, yah mereka adalah dua pria yang patut bersyukur memiliki kedua orang tua yang begitu dan sangat baik.

Jika mengingat betapa baiknya keluarga Jeon padaku tapi mengapa Jungkook menyakitiku?
Mendustaiku dengan kesibukannya dikantor dan tanpa diketahuiku dia malah bermain dengan wanita lain. Iya, wanita itu Seulhee. Bohong jika tak ada kata kebencian, namanya juga manusia. Namun aku berusaha mendorong itu semua agar tak ada kebencian dalam diriku. Pikiranku lagi-lagi membawaku kembali pada masa lampau dimana kami pernah membagi kasih yang indah aku bahkan merasakan kebahagian itu.  Sungguh sempurna, tapi hanya dulu kala masih menjalin suatu hubungan kekasih saat aku tak tahu bahwa aku telah merusak hubungan Jungkook dan Seulhee. Aku tahu betapa sakit dan perihnya ketika pria yang dicintai direbut oleh wanita lain. Haaa... ingin memutar waktu dimana seharusnya aku tidak mengenal Jungkook dan bahkan tidak pernah mengenal cinta dan jatuh cinta padanya jika pada akhirnya akan seperti ini.

"Hanna..." Lirih Seulhee. Aku memandangnya, dia tampak menyeka air matanya menatapku dengan kedua bola mata yang sendu. Aku tahu ia merasakan gejolak kesakitan melihat perubahan Jungkook yang kini perhatian padaku.
"Ada apa?" Tanyaku. Seulhee tampak menelan ludahnya bahkan sepertinya Ia mencoba berfikir sebelum bicara.
"Maafkan aku," Ucapnya.
"Tidak apa-apa. Seharusnya aku yang meminta maaf padamu bukan dirimu."
"Kau tahu, 'kan semuanya?"--aku mengernyitkan keningku tak mengerti apa yang diucapkan olehnya. Seulhee tersenyum getir seraya bangkit dari duduknya menuju kearah pintu lalu tak beberapa menit kemudian Ia memutar kunci pintu itu. Aku semakin heran atas sifatnya. Senyumnya tak setulus yang sebelumnya, dia terlihat sehat namun terlihat menyimpan sebuah perasaan sakit yang berkepanjangan. Dendam atau lebih tepatnya, ia layaknya bukan seperti Seulhee yang aku kenal. Dia berubah dalam waktu yang begitu singkat.
"Maksudmu apa Seulhee?" Tanyaku. Dia melangkah mendekatiku dengan kedua tangan yang ia sembunyikan dibalik punggungnya.
"Kau sudah tahu, 'kan bahwa kau hanyalah bahan taruhan Jungkook dan Wooshin saat masih sekolah dulu,"

"Lalu?"

"Kenapa masih bertanya. Ayolah~ aku tahu hatimu memang baik bahkan sangat baik. Kau sudah merebut bahkan Jungkook tergila-gila padamu saat itu dan aku yakin Wooshin juga menyukaimu. Tapi kau wanita bodoh yang mau-maunya menjadi kekasih dari kekasihku!!" Sentaknya. Aku bangkit lalu melangkah-kan kaki kearahnya menggelengkan kepalaku bahwa itu tidak benar. Sedikit sakit dan merasa aneh ketika dia dengan lantang mengatakan hal seperti itu.  "Kau tahu, betapa sangat cintanya aku pada Jungkook. Kau juga harus tahu bahwa aku sangat tersakiti saat itu dan pergi dari Seoul hanya untuk menjauh dari sebuah kenyataan. Kau telah merusak semuanya Hanna!!!"

"Tidak Seulhee-ya... Tidak..." Timpalku bak memohon padanya. "Aku minta maaf..." Kataku lagi. Seulhee menggelengkan kepalanya memandangku yang kini telah mengeluarkan air mata dari mataku. Dia menatapku seakan penuh dengan sebuah kebencian yang telah lama terpendam ada tetesan tidak ketegaan pada dirinya.

Polygamy - Jjk [DALAM PERBAIKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang