BAB 1

10K 1.1K 68
                                    


Ada bimbang di dalam hati ada ketakutan yang tersembunyi dan ada rindu yang menanti.

Seperti matahari yang tetap bersinar walau ditengah kesendirian.

Berusaha tegar dan memperkuat diri beranggapan rasa ini hanyalah sebuah kebohongan.

Walau sejauh ini intuisi seorang wanita terlalu benar walau hanya menyangka saja.

•••


Kelopak mata sayu yang indah, rambut panjang dengan warna kecokelatan menambah indah bentuk kecantikan wanita yang satu ini. Menepik dengan pelan ketika segerombolan angin menerpa rambut cokelat sepunggung itu.

Mereka masih berada ditempat yang sama. Menyantap hidangan lezat diatas meja dan menikmati segarnya jus orange dan hangatnya susu cokelat yang tersedu membasahi tenggorokkan yang kering.

“Seharusnya aku tidak memaksamu cepat-cepat kesini. Maaf, yah.”

Wanita yang menjadi pembuka dalam halaman ini membuka kembali pembicaraan yang sempat terhenti karena keheningan yang menjadi diamnya mereka.

“Tidak apa-apa. Walau tadi aku sempat mengecewakan Jiena, putriku.” Balas Jungkook.

“Ah, ini kesalahanku. Lain kali, aku tidak akan melakukannya lagi. Hari ini aku terlalu bersemangat karena mengetahui isi amlop itu makanya aku menghubungimu dan menyuruhmu cepat-cepat kemari.”

Wanita itu merasa bersalah karena terlampau membuat Jungkook cemas awalnya. Membuat lelaki itu cemas setengah mati mengira ada sesuatu yang terjadi pada kekasihnya hingga tiba-tiba meneleponnya menyuruh segera datang menemuinya dengan suara isakan tangis yang semakin membuat Jungkook takut saja. Namun semua membuat Jungkook bernafas lega ketika tahu apa yang terjadi.

“Iya. Tidak apa-apa. Lain kali jangan buat aku cemas, mengerti. Aku pikir ada sesuatu yang terjadi sehingga kau menangis saat meneleponku.”

“Mianhae.”

“Hm. Apa setelah ini kau langsung pulang, aku bisa mengantarmu, sayang.”

“Andwe-yo. Aku rasa kau harus segera kekantor, Jungkook Oppa. Aku bisa ikut taksi.” Kata Seulhee.

“Ya sudah kalau begitu. Aku akan segera kekantor. Setengah jam lagi akan ada meeting dengan klien. Pulanglah dengan hati-hati, nde!” Ujar Jungkook seraya mengacak pelan surai Seulhee.

“Ne!”

Mereka kembali menikmati makanan yang ada dengan sangat lahap. Apa lagi Jungkook yang memang kelaparan tidak sempat sarapan dirumah bersama istri dan putrinya dirumah karena telepon tiba-tiba dari kekasihnya.

Setelah selesai menikmati makanan keduanya saling berpamitan untuk kembali pada aktivitas mereka dan kini Jungkook mulai menjauh dari area dimana mereka menikmati makanan dan minuman lezat barusan. Dan, Seulhee memandang punggung pria itu dengan seksama.

Betapa sempurna lelaki itu yang membuatnya tersenyum kecil, seperti kebahagian yang telah ia gapai.

Maafkan aku, Jungkook-ah. Seharusnya tidak ada hal seperti ini sehingga tidak perlu siapa pun yang merasakan getahnya atas hubungan ini.” Seulhee membatin.

Seketika itu juga senyumnya memudar menyadari jika bukan hanya dirinya yang ada di hati seorang Jeon Jungkook, pria yang ia cintai. Masih ada wanita yang benar-benar tepat sehingga menjadi posisi pertama sebagai seorang isteri dari Jungkook, bukan seperti Seulhee yang ditampar kenyataan bahwa dirinya hanyalah sebatas kekasih simpanan atau lebih tepatnya seorang wanita selingkuhan.

Polygamy - Jjk [DALAM PERBAIKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang