BAB VII

7.9K 1K 101
                                    


Jungkook menopang tubuh Seulhee untuk duduk disofa menenangkan kekasihnya yang masih menangis
sesegukan. Pria itu mendesah pelan ketika mengingat
kejadian beberapa menit yang lalu.
"Jungkook Oppa, aku takut!" Kata Seulhee dengan mata
yang sedikit bengkak karena terlalu banyak menangis.
Jungkook membawa wanitanya untuk masuk kedalam dekapannya, tangannya terangkat mengelus puncak
kepala Seulhee dengan lembut.
Hatinya merasa sakit melihat Seulhee menangis! Lalu bagaimana dengan Hanna?
"Semua akan baik-baik saja, Seulhee-ah. Besok, aku akan memberitahu semuanya pada Ibu dan Ayahku."
Kata Jungkook yang membuat Seulhee melepas pelukan dari kekasihnya lalu menatap Jungkook dengan tatapan tidak
percaya.

"Tapi, Opp--,"

Jungkook menempelkan telunjuknya pada bibir Seulhee, menatap wanita dihadapannya dengan sendu.

"Karena, semuanya telah berakhir. Hanna telah mengetahui semuanya tentang hubungan kita. Tidak ada lagi yang harus kita sembunyikan." Jelas Jungkook seraya
tangannya kembali membawa Seulhee kedalam dekapan hangatnya.
Wanita itu menghela nafas pelan lalu mendongak menatap wajah pria yang sekarang memeluk dirinya.

"Bagaimana dengan Jiena? Dia pasti tidak menerimaku, Oppa!"

"Jiena akan menerimamu jika kau bisa membuat dia nyaman didekatmu. Dia memiliki sifat yang hampir sama seperti Hanna."

"...Aku akan segera mengurus surat perceraian, dan akan
menikahimu. Seul-ya..." Sambung Jungkook membuat
Seulhee lagi-lagi meneteskan air matanya dalam diam. Seulhee ingin sekali mengulang waktu dimana dirinya
bisa memperbaiki semua kesalahan yang telah ia lakukan. Seharusnya, ia tidak terikat dengan cinta Jungkook.
Tapi, semua itu terlambat. Apa yang telah ia buat adalah bencana bagi dirinya. Cintanya adalah cinta yang juga
membunuh dirinya masuk kedalam jurang paling dalam dan tidak dapat kembali lagi.

"Oppa, apakah aku terlihat menyedihkan sekarang? Aku sudah membuat kehancuran bagimu dan rumah tangga
kalian," Lirih Seulhee meneteskan air matanya. Jungkook
menggeleng cepat dan menangkup wajah wanita yang kini menangis kembali.

"Tidak! Tidak, Seulhee-ya... Semuanya bukan salahmu. Itu semua sudah jalan cerita dari skenario hidup,"
Oh! Kalian bisa tertawa sekarang!
Skenario hidup kita yang miliki karena itu adalah hidup
kita dan Tuhan-lah menentukan nasip dan baruknya sesuatu. Kita hanya memilih untuk ke jalan yang benar
tanpa harus memilih jalan yang salah.
Pemikiran manusia berbeda-beda dan penyesalan juga tidak datang dari awal. Maka dari itu Tuhan men- ciptakan otak untuk berfikir dan fisik untuk hidup
melakukan sesuatu.

"Oppa, seharusnya aku tidak mencintaimu. Aku jahat! Aku wanita yang jahat!" Seulhee memukul dada bidang Jungkook yang membuat pria itu memejamkan matanya
menahan tangan wanita itu yang terus memukul dirinya.
"Dengar, apapun yang terjadi, aku akan tetap menikahimu. Seulhee-ya!" Ucap Jungkook lagi-lagi
membawa tubuh Seulhee kedalam dekapan hangatnya. Nam Seulhee, lagi-lagi menangis. Ia tidak tahu apa yang
harus ia lakukan sekarang. Dirinya yang menyedihkan, memalukan. Ia tahu sekali bagaimana hancurnya perasaan
Hanna, dirinya telah mengambil Jungkook dari Hanna.
Mengambil perasaan Jungkook hingga tidak ada lagi
perasaan untuk Hanna terkecuali Jiena.
"Maafkan aku, Hanna Eunni..." Batin Seulhee.

----

Wanita yang masih enggan untuk menghentikan tangisannya. Tidak menyadari jika dirinya masih berada
didalam mobil dimana tempat parkiran yang pastinya akan ada beberapa orang yang melihatnya. Dirinya
terpapar tidak bisa menyetir jika sedang dalam kondisi
buruk seperti ini, dirinya tidak menginginkan hal buruk
terjadi. Hanna tidak henti-henti berdoa dalam hati agar
tangisannya berhenti dan rasa sakit yang benar-benar menyakitkan itu juga pergi.
Dia harus berusaha kuat walau sebenarnya dirinya
kesakitan. Apalagi, Jiena. Hanna tidak ingin jika putrinya itu mengetahui jika ayahnya memiliki wanita lain selain
dirinya. Menggantikan posisi Hanna dari hati Jungkook! Hanna telah memberikan segala yang ia miliki untuk cinta
seorang Jeon Jungkook. Namun, ternyata cinta itu hanya sesaat bukan untuk selama-lamanya karena ada sebuah
cinta yang lain. Menghasut sebuah cinta yang sempurna menjadi cinta yang ternodai dengan kebohongan dan
penghianatan. Tangan yang mulanya memegang setir mobil kini
terangkat untuk menghapus air mata yang bahkan terus- menerus mengalir dari mata hitam Hanna.
Hanna tidak memikirkan hatinya lagi sekarang, tapi ia memikirkan hati Jiena--putrinya-- yang bahkan masih
membutuhkan sebuah kasih sayang dari ayahnya tidak hanya dari Hanna saja.
Bagaimana jika Jungkook hanya terfokus pada Seulhee yang sedang hamil sehingga tidak memiliki waktu untuk
bersama putrinya. Jadi, apa yang harus Hanna lakukan?
Hanna yang malang?

Polygamy - Jjk [DALAM PERBAIKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang