Rio's POV
Aku mematut diriku di depan kaca dan rasanya begitu memalukan karena jasku yang basah.
Aku membersihkan jasku di wastafel dan mengeringkannya seadanya.
Terpaksa aku hanya mengenakan kemeja.
Untungnya kemejaku tidak ikut basah.
Jikalau kemejaku juga basah, mungkin aku terpaksa berdiam begitu lama di WC ini untuk mengeringkan kemejaku.Aku memperhatikan pantulan diriku di depan kaca dan tersenyum tipis melihat diriku sendiri.
Entahlah mengapa, tapi rasanya hari ini aku ingin terus tersenyum.
Sepertinya aku begitu bahagia karena bisa bersama dengan Sisil, mendengar suaranya, tertawa bersamanya, bahkan aku bisa menyentuh wajahnya saat aku membersihkan saos yang menempel di dekat bibirnya.Aku menyampirkan jasku yang masih agak basah di lengan kananku dan berjalan keluar,
Aku tidak boleh membiarkan Sisil terlalu lama menunggu.
Di saat aku kembali ke meja kami, aku tidak menemukan Sisil duduk di kursinya.
Kemana dia?
Oh, mungkin dia sedang pergi ke toilet.
Aku menunggunya hingga dia kembali.
15 menit aku menunggu dan Sisil tidak juga kembali.
Akhirnya aku memanggil salah seorang pelayan dan bertanya padanya."Apakah kamu mengetahui kemana perginya gadis bergaun kuning yang tadi duduk di sini?"
Pelayan itu menggeleng dan aku membiarkannya berlalu pergi.
Tidak berapa lama aku merasakan handphoneku yang bergetar dan ternyata itu pesan dari Sisil.
Dia meminta maaf karena harus pulang lebih dahulu karena ada urusan yang mendesak.Aku mendengus pasrah, meninggalkan uang di atas meja dan berjalan gontai meninggalkan mejaku menuju pintu keluar.
Semoga saja lain waktu aku bisa pergi berdua dengannya dan mengantarkannya hingga pulang ke rumah.Sisilia's POV
Aku terkejut membaca pesan dari suamiku, tanpa pikir panjang aku segera berlari meninggalkan restaurant tanpa menunggu Rio kembali.Aku memanggil taxi dan segera menaikinya tanpa memperdulikan puluhan pasang mata yang menatapku bingung karena berlari dengan menjinjing sepatu hak tinggiku.
Aku memang sengaja melepasnya karena terasa sangat sakit saat menggunakannya.Aku menaiki taxi dengan nafas yang memburu dan mengucapkan tujuanku kepada supir taxi itu.
Kutenangkan diriku dan kuberanikan sekali lagi untuk membuka pesan dari suamiku.Sisi, kemana kamu?
Aku tak sengaja melihatmu pergi dengan seorang lelaki saat aku sedang dalam perjalanan pulang.
Jangan bilang padaku kalau kau selingkuh!
Aku tak akan pernah memaafkan seorang penghianat, jangan salahkan aku kalau besok kau melihat berita di koran tentang tewasnya seorang pria yang bernama Riotama Aditya Saputra!
Kutunggu kau 30 menit dari sekarang di rumah dan jangan pulang dengannya kalau tak ingin kakinya kupatahkan.Refboy
Berulang kali aku membaca pesan itu,
Darimana suamiku mengetahui nama panjang Rio?
Bahkan aku sendiri tak mengetahuinya.
Aku bahkan menggigil sendiri membayangkan bagaimana suamiku akan membuat Rio terluka.
Aku tau, sangat mengetahui bahwa suamiku bisa melakukan apa saja dengan banyaknya uang yang dimilikinya.Tapi yang membuatku tak bisa percaya adalah suamiku yang begitu baik dan lembut dapat mengirimiku sebuah pesan yang begitu kasar.
Tanpa sadar tanganku bergetar sendiri membayangkan Rio yang terluka karena ulahku.
Karena aku pergi dengannya,
Karena aku tertawa dengannya,
Karena aku tak menolak tawarannya.
Sungguh, saat ini aku sangat ketakutan dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.Refboy's POV
Aku mendengus pasrah menatap layar ponselku,
Tak ada balasan dari Sisi,
Bahkan chattingku hanya di Read.
Apakah dia tak berniat pulang?
Apakah dia masih ingin bersama si Tama itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Searching My Husband (18+)
RomanceAku wanita yang setiap harinya penasaran dengan suamiku dan mencari dirinya! YA! Aku mencari suamiku! Bukan, bukan mencari seorang suami, tapi aku mencari suamiku. Aku sudah menikah dengannya, tetapi aku belum pernah melihat wajahnya. Tidu...