Sisilia's POV
Aku bukan orang bodoh yang akan jatuh dalam keterpurukan.
Dengan badan yang bergetar dan pikiran yang masih kosong aku mencari ponselku dan menekan sederet nomor yang mungkin bisa memberikan info mengenai keberadaan suamiku.Tuut.
Tuuut.
Tuuuut.
Tuuuuut.
Dering kelima nada sambung terdengar, nomor tujuan menjawab panggilannya.
"Halo, ini saya Sisilia""....."
"Pengacara Kim, apakah anda mengetahui kemana suami saya pergi?"
"......."
"Dia tidak pergi bertugas ke luar negeri?"
"......"
"Oh maaf mengganggu waktu anda, bisakah saya meminta nomor telepon sekretarisnya?"
"......"
"Ah iya, 08...78..17...26..xx.xx"
"...."
"Iya, saya ulangi sekali lagi pak. 08781726xxxx"
"....."
"Oke, makasih pak. Kalau bapak mendapatkan kabar mengenai suami saya. Tolong beritahukan dengan saya ya pak."
"...."
Aku memutuskan panggilan telepon itu dan segera memencet nomor telepon yang baru saja kudapatkan.
Aku menunggu nada dering yang terdengar dan berharap secepatnya telepon diterima."Halo selamat pagi, apakah benar ini nomer telepon Mr. Devan?"
"....."
"Ah, iya. Saya Sisilia, istri dari pak Refboy. Apakah suami saya ada jawdal kerja pada hari ini yang mengharuskannya pergi ke luar negeri?"
"...."
"Ahhh, iya. Terima kasih atas infonya."
"...."
"Iya, saya akan segera mengecek ponsel saya. Ahh iya, maaf mengganggu pagi-pagi."
Aku memutuskan panggilan itu dan segera mengecek aplikasi LINE yang memang dari kemarin notifikasinya kumatikan karena aku yang kemarin takut untuk membalas pesan dari suamiku dan takut kalau dia akan kembali mengirimiku pesan yang berisi kata-kata kasar seperti kemarin.
Kubuka aplikasi itu dengan detak jantung tak karuan.
Saat aku melihat satu pesan yang ada di sana, tubuhku berhenti bergetar dengan seulas senyum terukir dibibirku.
Dengan senyuman yang lebar aku membuka pesan itu.Sisi, maaf aku harus pergi begitu pagi sampai aku tak sempat memasakkanmu makanan dan kemarin aku melupakan belanjaanku yang masih kuletakkan di kantor sampai aku tak bisa mengisi kulkas.
Tapi aku sudah memasukkan makanan bekas kemarin untuk dipanaskan di dalam microwave.Tenang, aku sudah mematikan microwave-nya akan tetapi karena panggilan yang terus berdatangan untuk pergi dengan segera, aku bahkan tak sempat mengambil sticky note dan memberikan note untuk mu bahkan makanannya tak sempat kuletakkan di atas meja.
Makanya aku hanya mengirimimu pesan dari LINE karena aku tak ingin kamu khawatir denganku.Ohh ya, aku akan pergi untuk urusan pekerjaan selama 1 bulan, maaf atas berita yang sangat mendadak ini.
Sebisa mungkin setiap hari aku akan memberikan kabar untukmu.
I will miss you my little girl.Refboy
Aku bernafas lega membaca pesan itu dan beranjak ke microwave yang ada di dapur.
Kubuka dan kutemukan makanan yang masih hangat di sana.
Seulas senyum kembali terukir dibibirku.
Jantungku yang mulanya berdetak dengan sangat cepat perlahan mulai berdetak normal kembali, nafasku yang mulanya berderu cepat mulai menormal dan tanganku sudah tak bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Searching My Husband (18+)
RomanceAku wanita yang setiap harinya penasaran dengan suamiku dan mencari dirinya! YA! Aku mencari suamiku! Bukan, bukan mencari seorang suami, tapi aku mencari suamiku. Aku sudah menikah dengannya, tetapi aku belum pernah melihat wajahnya. Tidu...