Part 2 [You Always Make Me Melting]

80.5K 1K 17
                                    

Malam itu kembali kucoba untuk menunggu dirinya pulang, aku sengaja duduk di lobi untuk melihat siapa saja yang berpotensi seperti suamiku.

Tapi nihil, tidak ada satupun yang memiliki ciri-ciri sepertinya.
Aku hanya tau dia memiliki bibir yang tipis,
gigi yang rata,
hidung yang mancung
Badan yang tegap
Wangi yang khas
Rambut yang wangi
Rambut yang lembut
Mata yang besar
Perut Absnya dan
kulit yang mulus.
Karena aku hanya bisa merasakannya tanpa tau wujudnya sepenuhnya.

Tapi malam ini yang kulihat hanya bos-bos gendut dan bapak-bapak kepala botak yang dari tadi berkeliaran.
Tidak ada satupun pria yang memiliki ciri-ciri seperti suamiku.

Aku menyerah dan kembali ke apartemenku.
Sebaiknya aku cepat tidur besok aku memiliki kelas pagi.
Ketika aku ingin tidur.
Tiba-tiba seluruh lampu mati.
Ya, sepertinya suamiku baru saja pulang.
Coba saja aku lebih sabar menunggu mungkin aku bisa menangkap basahnya.
Tapi mungkin saja dia mengetahui aku mengintainya makanya dia tidak mau masuk.
Ya, siapa yang tahu.

Aku kembali teringat akan hari pertama aku memasuki rumah ini.
Pengacaraku mengantarkanku ke sini dan menjelaskan bahwa halnya aku sudah menikah.
Aku menanyakan dengan siapa?
Tetapi dia hanya diam
Aku benar-benar bingung.
Sesampainya di sini, yang kulihat hanya apartemen yang penuh dengan fotoku.
Tanpa satupun fotonya.
Di sana ada fotoku memakai gaun pengantin sedang terbaring di rumah sakit dan tanganku di genggam oleh seseorang yang menggunakan cincin yang sama denganku.

Itu saja, itu foto pernikahanku.
Mungkin kalian berpikir itu adalah foto pernikahan yang paling menyedihkan yang pernah ada.
Tapi itulah kenyataannya.

Aku menunggu dia pulang semalaman tapi ketika malam lampu seisi rumah mati. Aku berteriak ketakutan dan tiba-tiba ada seseorang yang memelukku dari belakang.
Dia menjelaskan bahwa dia suamiku dan dia berharap aku tidak memaksa untuk melihat wajahnya.

Awalnya ku pikir dia malu dengan wajah jeleknya atau wajahnya yang hancur atau apalah itu.
Tetapi ketika aku menyentuh wajahnya.
Tidak ada yang aneh.
Hangat, lembut, hidung mancung, bulu mata yang panjang, bibir tipis dan tanpa jerawat satupun.
Lantas mengapa dia tidak pernah mau menampakkan wajahnya.
hal itu benar-benar membuatku penasaran.

Aku ingat, malam itu dia mengambil keperawananku dan membisikkan bahwa setelah 7 tahun menikah barulah dia bisa menyentuh diriku.
Dia bilang sangat bahagia karena akhirnya aku tersadar dari koma panjang.

Aku tersadar dari lamunanku ketika suara air terdengar dari kamar mandi dan lampu kamar mandi menyala.
Selalu seperti itu, dia akan mematikan lampu lagi ketika selesei mandi.

Cklek,.
Tuh liat, lampunya mati dulu baru pintunya terbuka.
Sepertinya dia menuju tempat tidur.

"Sisi, aku merindukanmu."
Dia memelukku dari belakang.
Kurasakan kecupannya di puncak kepalaku.

"Sisi, jangan menungguku di lobi seperti tadi. Aku benci saat melihat ada pria-pria brengsek yang coba menggodamu atau memperhatikanmu dengan tatapan kelaparan"

"Huh", aku mendengus kesal.
Tuh benar kan, dia ternyata tau aku menunggu makanya dia tidak kunjung masuk.

Aku menjawab dengan kesal
"Kamu yang jahat, sudah tau istrinya di godain tapi kok gak masuk dan ngebelain?"

Dia nampak terkekeh
"Hehe, aku gak mau kamu liat aku. Belum waktunya kamu melihatku. Mungkin kalau sudah waktunya kamu bisa melihatku."

Selalu, selalu seperti itu, dia yang sok misterius.
Huh.

Kurasakan tangannya yang mulai menyentuh dadaku.
Sepertinya malam ini dia ingin melakukan aktivitas malam kami.

"Sisi, I miss you so bad"
Dia mulai mencium bibirku pelan namun dalam
Aku suka ciumannya, beraroma mint karena dia baru selesai gosok gigi.

"Hiii dingin, rambutmu masih basah tau."
Aku tidak sengaja mengenai rambutnya yang basah saat aku hilang akal ketika dia menciumku.

Dia nampak tertawa.
"Oke, baiklah, suamimu ini akan menghangatkanmu"

Mulai sudah mesumnya dia.
Dia langsung memelukku dengan erat. Seaakan tak ingin melepaskanku.
Sepertinya malam ini dia bergairah.

"Ahhhh," terdengar suara lengkuhanku dalam, saat dia mulai membuat banyak kiss mark di tubuhku.
Hal ini selalu dilakukannya kalau dia sedang cemburu.
Seakan memberi tahu bahwa aku hanya miliknya.

"My husband, jangan terlalu banyak membuat kiss mark. Aku akan kesusahan mencari baju buat kuliah besok"

Dia kembali tertawa
Dan terdengar suara manjanya
"Biarin, biarin, biar gak ada yang berani godain istriku lagi"

Aku suka saat dia bertindah posesif seperti ini.
Aku merasa di cintai.
Dia mulai turun menciumi setiap lekuk tubuhku.
Hal itu membuatku sangat nyaman.
Dia memang pengertian dan tidak egois.

Aku mencapai klimaks yang ketiga kalinya, tapi dia tidak kunjung membenamkan miliknya kedalamku.
Aku tau dia sudah sangat tegang tapi dia memilih untuk memuaskanku.

Hmmm, aku meraba wajahnya yang penuh keringat.
Menusuri setiap inci tubuhnya.
Kokoh, hangat, tegap, dan lembut.
Itulah yang kurasakan.
Wangi mint yang khas.
Dan tangan lembut yang selalu membelaiku.
Aku mencium dalam bibirnya, hidungnya, matanya, dadanya dan mencium dalam rambutnya.

Oh aku bisa gila, aku benar-benar ingin melihat wajahnya.
Dari tebakkanku dia adalah seorang yang tampan.
Tapi kenapa dia tidak mau memperlihatkan wajahnya.

Dia membisikkan kata-kata yang memabukkan.
"Penasaran denganku my wife?"

"Ya, aku penasaran sangat penasaran. Perlihatkan wajahmu"

"Belum waktunya sayang, hmmm, aku sudah tidak tahan, malam ini aku tidak menggunakan pengaman, bersiaplah"

Dia mengarahkan kejantanannya kepadaku dan benar saja, kejantanannya dengan mudah lolos melalui keintimanku dan dia benar-benar tidak menggenakan pengaman.
Intinya bagai mata kunci yang tepat di intiku.

Ya sudahlah, ini juga bukan pertama kali dia begitu.
Mungkin kedua kalinya setelah malam pertamaku dimana dia merenggut keperawananku.

Dia menghujam intiku dengan ritme yang semakin cepat.
Lalu seirama dengan turunnya peluh yang menusuri dadanya saat aku menyentuhnya.
Semakin cepat.
Hingga akhirnya kami melebur menjadi satu dengan penyatuan yang sempurna.

Dia menciumi mukaku dan berbisik
"Aku berharap kamu bisa hamil dengan benih yang kutanam itu. Mau bermain satu ronde lagi sayang?"

Aku menggeleng dengan berat, aku baru ingat besok aku harus ke kampus pagi-pagi.
Bagaimana mungkin aku tidak tidur padahal ini sudah jam 1 malam.

Dia nampak kecewa tetapi kemudian kurasakan dia mengecup dahiku dan mulai menarik kejantanannya dari kemaluanku.

Aku merasa kehilangan, dia kemudian memelukku dan berbisik.
"Baiklah, tidurlah, besok kamu harus kuliah pagi kan? Tapi besok kamu tidak akan bisa mengelak lagi karena malam minggu kamu harus menemaniku"

Aku tersenyum mendengarnya.
Ku tarik wajahnya dan kucium dalam bibirnya kemudian kubenamkan mukaku di dadanya dan menghirup aroma tubuhnya dalam-dalam.
Wangi tubuhnya bagai narkoba di hidungku, kemudian aku bertanya.
"Maukah kau memberitahuku siapa namamu dan berapa umurmu?"

Dia nampak terdiam dan tidak lama dia menjawab
"Refboy, namaku Refboy dan umurku 32 tahun. Sudah, jangan mengorek lebih dalam lagi. Tidur sekarang juga atau aku akan lanjut ke ronde berikutnya."

Beda 8 tahun? Tidak buruk juga.
Suamiku berumur 32 tetapi memiliki kulit yang lembut seperti anak berumur belasan.
Refboy, Refboy, Refboy, kenapa rasanya nama ini tidak asing ya. Hmmm
Sudahlah,
Aku cukup puas dengan jawabannya, akhirnya setelah setahun menikah dia mau memberikanku sekeping puzzle untukku.

#haloooo
Yeeee, pada penasaran ya?
Ayok votenya, commentnya.
Comment dan vote adalah penyemangat utamaku. Wkwkw

Searching My Husband (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang