Drap...drap...drap
Bunyi langkah kaki yang menapaki lantai maremer itu terdengar.
Pagi ini aku sengaja bangun lebih cepat untuk dapat mengetahui wajah suamiku.
Sepertinya suamiku sudah memakai sepatunya dan hendak pergi bekerja.
Aku sedari tadi duduk menunggunya di dekat pintu masuk.
Tapi hingga kini tidak kunjung kulihat seorang pun yang melangkah ke tempatku beradaDrap...drap...drap.
Bunyi itu terdengar lagi.
Sebenarnya dia sedang berjalan kearah mana?
Aku mulai celingukan kedalam rumah.
Tidak terlihat siapa pun.
Aku mulai berjalan ke dalam.
Hari ini aku bertekat untuk menangkap basah suamiku.
Semoga rencanaku berhasil.Aku memeriksa kamar mandi.
Kosong
Aku memeriksa kamar tidur
Kosong
Aku memeriksa taman
Kosong
Aku memeriksa dapur
Kosong
Aku memeriksa ruang tamu
Kosong
Apa-apaan ini, kenapa semua tempat kosong.
Apakah dia ninja yang bisa menghilang begitu saja.
Tunggu, aku belum memeriksa wardrobe, mungkin saja dia sedang berganti sepatu atau mengambil tas kerjanya di sana.
Kuakui, suamiku ini memiliki sederet baju bermerek dan tentu saja sepatu, jam tangan, celana bahkan boxernya juga barang bermerek.
Sepertinya suamiku ini memiliki pekerjaan yang menjanjikan.Aku berjalan perlahan menuju wardrobe yang di buat cukup besar itu sehingga saat kamu memasukinya kamu akan serasa di sebuah butik yang menjual jam tangan, sabuk, celana, dan sepatu.
Cklek,.....
aku membuka pintu itu perlahan dan terlihat seorang pria yang sedang menunduk mengikat tali sepatunya.
"GOTCHA" teriakku dalam hati
sepertinya pagi ini suamiku tidak siaga menutupi wajahnya.
Aku berjalan mengendap-endap dan menutup mata pria itu.
Pria itu nampak panik dan tentu saja aku tertawa riang.
Akhirnya setelah setahun, aku bisa melihat wajah ayah dari anak-anakku kelak"Lepaskan tanganmu atau saat ini juga kupatahkan tanganmu."
Terdengar suara orang yang marah.
Aku melepaskan tanganku dan tersenyum gembira.
Oh ayolah, mana ada suami yang tega mematahkan tangan istrinya.
Jadi itu hanya gertak sambal saja. Tidak mungkin kejadian. AhhahhaDan.....
Aku terkejut melihat wajah suamiku.
Eh salah,
Dia bukan suamiku.
Itu pengacara Kim.
What? Pengacara Kim?
Pengacara Kim suamiku?
Apa?
Yang benar saja."Hmmm, maaf bu. Kenapa ibu menutupi mata saya? Apa maksud ibu? Saya pikir tadi ibu adalah maling. Maaf bu, apakah saya menyakiti ibu?"
Aku terdiam,
Bingung?
Tentu saja, aku bingung sangat bingung,
Apa pengacara ini suamiku yang selama ini selalu bersembunyi?
Tapi, kenapa tidak sama dengan gambaranku?Oh ayolah, pengacara kim ini pendek
Badannya agak bungkuk
Badannya memang kurus tetapi perutnya buncit mirip seperti korban busung lapar.Masa sih suamiku badannya langsung berubah cuma dalam 1 malam?
Mustahil, selama ini aku merasa suamiku memiliki perut yang six pack and tentu saja badannya tegap,
Oh ayolah, suamiku itu tinggi dan liat saja wajah pengacara kim sudah keriput.
Selama ini aku menyentuh wajah suamiku, itu sangat lembut dan tentu saja tidak ada kerutan.Apa-apaan ini?
Ini jebakan batman?
Aku benar-benar bingung di buatnya."Maaf bu, apa ibu mendengarkan saya?"
Aku tersadar dari lamunanku karena suara pengacara Kim.
"Maaf pak, apakah bapak suami saya?"
Aku menanyakan pertanyaan itu dengan ragu-ragu. Bukan cuma ragu-ragu tapi sangat ragu.
Semoga jawabannya tidak, tidak, tidak,
Hancur sudah khayalanku seandainya iya."Bukan bu, bukan, saya sudah menikah dan punya anak seusia ibu sekarang. Mana mungkin saya menikah lagi bu."
"Pyuhhh, syukurlah" kalimat itu lolos meluncur dari mulutku tanpa saringan.
"Ahhh maaf pak, saya tidak bermaksud. Tapi kenapa pagi-pagi begini bapak bisa masuk ke sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Searching My Husband (18+)
RomanceAku wanita yang setiap harinya penasaran dengan suamiku dan mencari dirinya! YA! Aku mencari suamiku! Bukan, bukan mencari seorang suami, tapi aku mencari suamiku. Aku sudah menikah dengannya, tetapi aku belum pernah melihat wajahnya. Tidu...