Refboy's POV
Aku terbangun dari tidurku karena dering ponselku.
Kulirik jam yang terletak di atas nakas.
Pukul 03.00
Siapa yang sepagi ini menelpon?
Di saat aku ingin menjawab panggilan itu, tiba-tiba sambungan telepon terputus.Aku melihat sederet nomer yang tak kukenal,
Hmm, mungkin salah sambung,
Aku mengembalikan handphoneku keatas nakas dan melirik gadis kecilku yang tengah memelukku erat.Aku tersenyum sendiri melihat dirinya yang nampak menyembunyikan mukanya dibawah ketiakku. Entahlah mengapa dia menyukai tempat itu, sudah berulang kali kukatakan bahwa tempat itu dapat membuatnya mimpi buruk, tapi dia mengacuhkannya dan menjadikan ketiakku tempat favorite-nya.
Dia tidur dengan damai,
Sudah beberapa lama ini, Sisi tidak pernah mencoba untuk mencari cara agar dapat melihat wajahku. Mungkin dia sudah lelah karena usahanya selalu gagal.Aku kembali memandangi wajahnya yang sangat manis dan menggemaskan.
Aku mengambil ponselku dan memotretnya beberapa kali.
Kemudian kudekatkan wajahku dan wajahnya yang tengah tertidur lelap,
Sengaja aku ikut menutup mataku, kemudian kuambil foto kami berdua.Aku tersenyum kecil menatap wajahnya dan wajahku yang nampak lucu karena berfoto dengan mata tertutup.
Aku mengelus pipinya lembut, mengecupnya cepat dan mendekapnya erat.Satu hal yang kusukai sekaligus tak kusukai dari istirku ini, dia tidur dengan nyenyak dan jarang sekali terbangun dengan segala hal yang kulakukan untuknya.
Kalau aku yang mengusilinya saat tidur, itu tidak masalah, yang jadi masalah adalah saat dia pergi berkemah atau pergi keluar kota dengan teman-temannya dan dia tidur seperti ini.Hal itu pasti akan membuatku was-was, karena dia benar-benar tidur seperti bayi besar yang tak akan terbangun bagaimanapun caranya dibangunkan.
Dia hanya akan terbangun jika dia merasa ingin bangun.
Jadi jangan terkejut kalau Sisi bisa saja tidur 12 jam lebih kalau memang dia sudah terlalu lelah bekerja atau belajar.Ponselku kembali berdering dan saat aku ingin menjawab panggilan itu, tiba-tiba telepon kembali dimatikan.
Masih dari nomer yang sama.
Aku menatap bingung nomer yang tertera dilayar ponselku, bukan nomer yang kukenal.
Aku kembali mengabaikannya.Aku mengambil posisi untuk kembali tidur akan tetapi ponselku kembali berdering.
Dengan sedikit kesal aku mengambilnya dan ketika aku ingin menjawab panggilan itu, telepon kembali dimatikan.
Betapa kesalnya aku menatap nomer ponsel yang sama kembali muncul.Akhirnya aku menelpon balik nomer itu.
Dering ketiga nada sambung terdengar, lalu berhenti, berganti dengan suara napas yang berat, telepon diangkat lalu disusul dengan suara senyap, benar-benar tak ada suara sedikit pun.
Berulang kali aku mengucapkan "halo, halo?"
Tapi tak ada jawaban.Aku berniat menutup telepon itu, langkahku seketika terhenti ketika terdengar jawaban dari ujung sana.
"Kau bahagia?"
Aku terdiam,
Suara itu, suara yang sangat familiar ditelingaku.
Suara yang sudah begitu lama tak pernah kudengar."Kau bahagia bukan? Tunggu saja, sebentar lagi aku akan menghancurkan kebahagianmu."
Telepon terputus secara sepihak ketika kalimat yang diucapkannya selesei.
Aku menatap ponselku dengan tidak percaya.
Darimana dia mengetahui nomer ponselku?Seketika itu juga rasa ngantukku menguap digantikan rasa takut yang merambat dengan perlahan.
Kuberanikan diriku kembali men-dial nomer itu, tapi yang terdengar hanya suara operator yang memberitahukan bahwa nomer tersebut tidak dapat dihubungi.
Aku mengembalikan handphoneku keatas nakas dengan tangan yang bergetar hebat.
Ketakutan seakan mulai menyelimutiku.Aku menatap istriku nanar,
mengeratkan pelukanku kepadanya,
Mengelus kepalanya dengan pelan
Aku mencoba mengusir segala ketakutan yang mulai menggerogoti pertahananku.
Aku mencoba menutup mataku.
Tapi hanya bayangan-bayangan masa lalu yang menghantuiku dan membuatku terpaksa kembali membuka mataku dengan lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Searching My Husband (18+)
RomanceAku wanita yang setiap harinya penasaran dengan suamiku dan mencari dirinya! YA! Aku mencari suamiku! Bukan, bukan mencari seorang suami, tapi aku mencari suamiku. Aku sudah menikah dengannya, tetapi aku belum pernah melihat wajahnya. Tidu...