Refboy POV
Hari ini pun aku pergi lebih pagi,
Aku memang harus pergi lebih pagi dari Sisi kalau tidak ingin di lihat olehnya.
Ngantuk? Oh sudah pasti, bisa di bilang setelah pergulatan kami yang cukup lama aku belum tidur sedikitpun.
Aku hanya memandangi wajah polosnya yang tidur dengan erat memelukku.
Aku puas melihat dia bisa tidur dengan nyenyak.Setelah kupastikan dia tidur dengan nyenyak, aku pergi ke bawah untuk memasakkannya makanan.
Aku pergi ke kantor seperti biasa dan dia pergi kuliah seperti biasa.
Aku menikmati kehidupan kami.
Walau berbeda dengan kehidupan rumah tangga lainnya.Kalian pasti berpikir aku tidak pernah memperdulikan perasaan istriku, karena aku tidak pernah menampakkan wajahku?
Kalian salah.
Aku selalu memperhatikan dia.
Aku punya alasan tersendiri untuk tidak menunjukkan wajahku, belum saatnya kalian mengetahuinya.
Aku masih belum siap menceritakan semua cerita itu.Aku mengetahui semua tentang istriku.
Walau aku jahat karena dia tidak mengetahui apapun tentang diriku.
Istriku adalah obat untuk aku bisa bertahan hidup.
Senyumnya adalah penerang kalbuku.
Tawanya penghilang lelahku.
Sentuhannya selalu membuatku berdebar, seakan jantungku mampu untuk terus berdetak untuk tetap ada di sampingnya.Sejak kapan aku menyukainya?
Sejak kami masih kecil.
Berawal dari sebuah cerita tentang aku dan dia.
Cerita lama yang telah lama terkubur.
Cerita usang yang mungkin sudah di lupakannya.
Cerita tentang cinta pertama dan terakhir dalam hidupku.
Cerita yang mengingatkanku kepada lugunya diriku dan lemahnya diriku.
Cerita dimana dia membuatku menjadi seperti aku yang sekarang.Ya, dia my Sun.
Matahari yang telah menyinari gelapnya hatiku.
Matahari yang telah membuat beribu pohon tumbuh di dadaku.
Matahari yang membuat aku bisa bertahan hingga detik ini.Kalian ingin mendengar cerita usang itu?
Cerita lama yang tidak akan pernah bisa musnah dari ingatanku.
Mungkin menurut kalian, cerita ini hanya cerita biasa yang tidak bermakna.
Tapi ini cerita terindah dalam hidupku, cerita yang membuat jantung kecil milik anak lemah menjadi berdetak ribuan kali lebih cepat sampai aku takut jantung itu akan melompat keluar.
Pikiranku kembali melayang ke kejadian lampau bertahun-tahun silam.Flashback
Hahahahaha......
Suara anak itu terdengar lagi.
Dia berlari dengan riangnya sambil merentangkan kedua tangannya.Uuuuuu, liat mama, aku terbang. Yeeeey....
Hahahaha,,,
Suara itu terdengar lagi.
Suara tawanya yang renyah.Aku hanya memperhatikannya dari kejauhan, duduk di bawah pohon dan hanya termenung memperhatikan kegembiraannya.
Dia tersenyum seakan dunia begitu indah.
Padahal menurutku dunia begitu kejam.
Dunia merampas semua milikku.
Aku hanya seorang diri, tanpa siapapun di sampingku.Kedua orang tuaku meninggal karena menyelamatkanku.
Mobil yang kami tumpangi untuk menuju keluar kota tiba-tiba mengalami tabrakan dan mengakibatkan kerusakan parah.
Hingga kedua orang tuaku tidak dapat di selamatkan karena mereka tertusuk begitu banyak pecahan kaca dan terbentur dengan sangat keras.
Aku selamat, ya, aku satu-satunya orang yang selamat dalam peristiwa naas itu.
Supirku meninggal di tempat dan kedua orang tuaku meninggal sambil memelukku dan melindungiku, hingga aku hanya bisa menyaksikan hembusan nafas terakhir mereka berdua dengan senyuman mereka yang tidak akan pernah bisa kulupakan.Ya, hari ini orang tuaku baru saja di kebumikan.
Aku berlari meninggalkan pemakaman dan sampai di taman ini.
Aku hanya seorang anak tunggal tanpa saudara yang berumur 16 tahun.
Aku belum cukup umur untuk mengelola perusahaan sebesar itu.
Aku belum cukup umur untuk menjadi orang yang bisa melindungi diri sendiri.
Aku masih butuh kedua orang tuaku.
Tapi aku sudah harus menghadapi kejamnya dunia.
Kerasnya dunia dan mengerikannya dunia bisnis.
Aku harus menghadapi semua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Searching My Husband (18+)
RomanceAku wanita yang setiap harinya penasaran dengan suamiku dan mencari dirinya! YA! Aku mencari suamiku! Bukan, bukan mencari seorang suami, tapi aku mencari suamiku. Aku sudah menikah dengannya, tetapi aku belum pernah melihat wajahnya. Tidu...