Olivia terkejut.
Perempuan itu sangat terkejut. Saat mengetahui bahwa lelaki yang ia mimpikan tiga bulan lalu kini ada didepan matanya.
Olivia ingin memeluk lelaki itu dan mengatakan bahwa ia adalah Oliver yang ada di mimpinya, tetapi lidahnya terasa kelu untuk mengucapkan sepatah katapun.
Suara dehaman, membuat ia tersadar karena sudah menatap Oliver terlalu lama. "Saya minta maaf, saya gak sengaja nabrak kamu."
Suaranya. Sangat persis seperti di dalam mimpinya, tetapi mengapa Oliver tidak mengenalnya?
Olivia hanya menunduk, dan membersihkan pecahan piring itu, ia hanya ingin menangis. Sesak rasanya saat mengetahui orang yang selama ini ada di mimpimu tapi sayangnya, ia tidak mengenalmu.
Air mata terjatuh, Olivia menghapusnya dengan cepat, namun terlambat, karena lelaki itu mengetahuinya. "Kamu nangis?"
Olivia menggeleng dengan cepat. "Ah, eng-enggak kok, ini cuma karena kurang tidur aja,"
Tiba-tiba pelayan datang membawa peralatan kebersihan, dan menghampiri mereka berdua. "Maaf, Mbak, Mas. Biar saya aja yang beresin,"
Olivia dan Oliver mengangguk lalu mereka berdua berdiri. Perempuan bersepatu kets itu kembali duduk ditempatnya.
Milo menatap Olivia dengan tatapan tidak mengerti. Mengapa saat kedatangan laki-laki itu, Olivia menjadi terdiam seribu bahasa? Apakah benar lelaki itu adalah yang di mimpi Olivia? Tetapi rasanya tidak mungkin! Dan semua pertanyaan itu hanya ia simpan di dalam otaknya.
"Maaf, boleh saya duduk disini?" tanya Oliver lagi kepada dua orang yang tidak dikenalnya itu. Milo mengangguk sambil tersenyum ramah.
Oliver duduk dan mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja, tanda bahwa ia sedang gelisah. "Aduh, Mbak, sekali lagi maaf-" ucapannya terpotong saat Milo membuka suaranya.
"Namanya Olivia,"
"Hah? Olivia? Kayak pernah denger, dan lagian, kok namanya hampir sama sih?" tanya Oliver lagi sambil mengernyitkan dahinya.
Perempuan itu tetap diam. Tidak menjawabnya.
Ya iyalah, Kan lo yang ada di mimpi gue. Ingin sekali Olivia menjawabnya seperti itu, namun lagi-lagi ia hanya mengucapkannya dalam hati.
"Maksud lo gimana?" tanya Milo dengan mengeluarkan bahasa sehari-harinya.
"Iya, soalnya nama gue O-"
"Oliver!" teriak Alisha dari belakang, yang membuat Oliver menengok.
Milo hanya melongo saat mendengar ada yang memanggil nama Oliver lalu ia menatap adiknya dengan tatapan tidak percaya.
"Jadi, Oliver itu?" tanya Milo menggantung dengan tidak bersuara ke Olivia.
Olivia mengangguk sambil menggigit bibirnya. Ia melihat perempuan yang memanggil nama Oliver.
Bisa dipastikan perempuan yang memanggil Oliver itu adalah Alisha, karena menurut Olivia, Alisha ada di dalam mimpinya, dan ia berperan sebagai wanita jahat yang merusak hubungan antara Oliver dan Olivia.
Alisha menghampiri meja mereka, dan terlihat ia sedang mengomel pada Oliver, entah apa yang diomelkannya, Olivia tidak mengerti.
"Oh ya, ini Alisha, pacar gue. Nah, Alisha, yang cewek itu namanya Olivia dan disebelahnya?"
Ini Alisha, pacar gue.
Pacar gue.
Pacar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet In the Real Life
Teen Fiction[BOOK 2 OF WHEN THE BADBOY MEETS THE FANGIRL] Kata Johnny Deep, "Jika kau mencintai dua orang dalam waktu yang bersamaan, pilihlah orang kedua, karena jika kau benar-benar mencintai orang pertama, kau tidak akan mencintai orang yang kedua." Namun...