Terlepas dari pikirannya mengenai Rafa yang muncul di dunia nyata, Olivia mengenakan headphonenya dan menyetel lagu-lagu dari album Melanie Martinez secara acak.
Olivia menghela napasnya dan mencoba untuk menangkupkan kepalanya pada meja. Memejamkan mata merupakan solusi terbaik yang ia lakukan untuk saat ini. Ponselnya ia taruh diatas meja. Ia melakukan ini karena menunggu dosen yang mengajar datang karena ia sedang gabut di kelas.
Di pikirannya, masih terngiang-ngiang isi di dalam mimpinya. Mengapa Olivia masih mengingat mimpinya itu? Ingin rasanya Olivia menjeduk-jedukkan kepalanya ke meja, agar ia amnesia dan melupakan segalanya.
Mengingat amnesia, ia jadi ingat lagu 5 Seconds Of Summer.
I wish that i could wake up with amnesia.
Lagu itu terputar dengan spontan di ponselnya. Siapa yang mengganti lagunya? Padahal kan ia sedang mendengarkan lagu dari Melanie Martinez.
Mengangkat kepalanya keatas, ia melihat Oliver yang sedang mengotak-ngatik ponselnya. Mengapa Oliver bisa ada disini?!
Ah ya, ia lupa bahwa faktanya, Oliver adalah teman sekelasnya.
Sebentar, ponsel Olivia itu di password, bagaimana bisa Oliver membukanya? Padahal Olivia tidak pernah memberitahu passwordnya untuk membuka ponselnya.
Dengan cepat, Olivia merebut ponsel yang dipegang Oliver. Perempuan itu menatap tajam Oliver. "Lo apain handphone gue?!"
"Handphone lo masih perawan kok, gak gue grepe-grepe," ucapnya dengan polos.
Olivia melotot mendengarnya. Ia melihat history di ponselnya itu, dan terakhir Oliver membuka aplikasi chatting dan tertera nama Oliver ganteng disana.
"Who the hell is Oliver ganteng?" tanya Olivia menyuarakan pikirannya sendiri.
Oliver yang mendengarnya hanya tersenyum. "Buat jaga-jaga kalo ada sesuatu,"
Perempuan itu memutar bola mata, dan mengubah nama Oliver dengan menghapus bagian gantengnya. Ia memakai headphone kembali dan menghiraukan Oliver dengan cara menangkupkan kepalanya lagi di meja.
"Olivia."
Walaupun Olivia memakai headphone, tetapi ia masih bisa mendengar bahwa namanya dipanggil oleh Oliver.
"Hmm."
"Lo suka 5 Seconds of Summer ya?" tanya Oliver, yang membuat Olivia mengangkat kepalanya dengan cepat dan melongo.
Jangan bilang kalau Oliver juga menyukai 5SOS.
"Iya, lo juga?"
"Gak."
Kalau Oliver tidak suka dengan 5 Seconds Of Summer, mengapa ia menanyakan hal itu pada Olivia?
"Tapi gue suka sama lagunya."
Persis seperti Oliver yang ada dalam mimpinya. Ia menyukai lagunya tetapi tidak dengan orangnya. "Lo tau 5SOS dari mana?" tanya Olivia lagi.
Oliver menyenderkan punggungnya pada sandaran bangkunya dan menjawab pertanyaan Olivia. "Temen gue noh, si Dafin suka banget sama band itu, kapan-kapan gue kenalin deh,"
Olivia diam. Siapa itu Dafin? Yang ia tahu, nama teman-teman Oliver di dalam mimpinya itu ada Chandra, Adrian, dan juga Fino. Wait, apakah itu berarti Dafin yang dimaksud Dafino?"
Menggelengkan kepala, Olivia tersadar bahwa dosennya telah memasuki kelas. Olivia menengokkan kepalanya ke kanan dan terlihat Oliver yang mengenakan kacamata belajarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet In the Real Life
Teen Fiction[BOOK 2 OF WHEN THE BADBOY MEETS THE FANGIRL] Kata Johnny Deep, "Jika kau mencintai dua orang dalam waktu yang bersamaan, pilihlah orang kedua, karena jika kau benar-benar mencintai orang pertama, kau tidak akan mencintai orang yang kedua." Namun...