25 Januari 2017
Keanehan yang terjadi saat Oliver Jonathan Naufaldi datang ke kehidupan gue.
1. Kali pertama kita ketemu di kampus dan dia ngajak gue buat ke kafetaria, gue menolak karena kafetaria cukup ramai dan gue gak suka. Anehnya setelah mengucapkan kalimat itu, Oliver langsung menggumam, dan gumamannya cukup terdengar karena gue disebelahnya. "Kok kayak inget," begitu gumamannya.
2. Dia tahu password ponsel gue, yang mana, saat itu gue gak pernah memberi tahunya.
3. Oliver tahu nama kepanjangan gue, padahal sebelumnya gue sama sekali gak pernah nyebutin nama panjang.
4. Saat di mobil Oliver, gue mencoba untuk mengendarai mobil untuk pertama kalinya semenjak kecelakaan, dan dia masih dalam kondisi mabuk. Saat gue berhasil menjalankan mobilnya, Oliver kembali bergumam dengan menempelkan kepalanya pada kaca. "Lo berani ngelawan rasa trauma itu, Olivia. Gue salut."
Oliver penuh misteri.
Persis seperti creepypasta yang gue baca.
Satu pertanyaan yang muncul di benak gue sedari dulu, apa bener kalau Oliver mimpi juga? Jujur gue sendiri gak tahu. Hanya Tuhan dan Oliver lah yang tahu.
Cukup sekian analisis dari gue untuk hari ini.
-Olivia.
Perempuan itu menutup buku diarinya. Ia melihat ke sekelilingnya, dan berharap bahwa Oliver belum datang. Menaruh bukunya di tas, ia kembali memasang sebuah earphone.
Semenjak kejadian tadi malam, Olivia jadi tidak bisa tidur, dan terus memikirkan perkataan Oliver. Jadi, ia menghabiskan waktunya untuk membaca novel sampai matahari terbit.
Walaupun begitu, tetap saja pikirannya menempel pada Oliver. Ia tidak mengerti, mengapa Oliver mau-mau saja untuk menerima permintaan Alisha? Memang sih, tujuannya sangat mulia yaitu menghormati Alisha untuk yang terakhir kalinya, tapi mengapa harus melibatkan dirinya? Tidak bisakah lelaki itu menjauh darinya semenjak Olivia memimpikan dirinya dan hampir tidak bisa move on?
Oliver membuatnya semakin sulit.
Tangan seseorang mengguncangkan bahunya yang tadinya Olivia melamun menjadi tersadar. Menengok, ia melihat Oliver yang sedang memakai kacamata belajar sambil menggigit permen karet dan meniupkannya seperti balon.
Olivia hanya menatapnya sejenak dan kembali memfokuskan dirinya pada ponsel yang ia pegang. Kalau di dalam mimpinya, Oliver yang bersikap dingin, sekarang posisinya berganti.
Olivia lah yang bersikap dingin padanya sekarang.
"Tugas ngerangkum novel klasik mau di bikin kapan?" tanyanya sambil mengetuk-ngetukkan meja.
Olivia diam, tidak menjawabnya.
Oliver yang kesal langsung menarik kabel earphone Olivia dan memasangkannya pada telinga. Ia sedikit menggeser mejanya, sehingga kabel earphone itu tidak tertarik terlalu kencang, dan hal itu membuat jarak Olivia dan Oliver menjadi dekat karena bersebelahan.
Perempuan itu hendak melepaskan earphone yang berada di telinga Oliver, namun tangannya ditahan. "Biar gue tebak, ini lagunya One Direction kan?" tanya Oliver menengok ke sebelahnya.
Olivia mengangguk ragu. Memang saat ini, Olivia sedang asyik mendengarkan lagu-lagu dari One Direction karena mereka sedang vakum dan Olivia sangat rindu sekali ber-fangirling ria seperti streaming acara konsernya, talkshow, dan lain-lain yang berhubungan dengan idolanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet In the Real Life
Teen Fiction[BOOK 2 OF WHEN THE BADBOY MEETS THE FANGIRL] Kata Johnny Deep, "Jika kau mencintai dua orang dalam waktu yang bersamaan, pilihlah orang kedua, karena jika kau benar-benar mencintai orang pertama, kau tidak akan mencintai orang yang kedua." Namun...