Pakaian yang Olivia kenakan malam ini sangatlah kasual. Hanya celana jins hitam, dan kemeja garis-garis dengan warna yang serupa. Menyemprotkan parfum secukupnya, ia mengambil tas dan turun ke bawah dengan senyum yang tidak bisa hilang dari wajahnya. Olivia masih tidak menyangka kalau malam ini akan kencan dengan Oliver.
Melihat ke ruang keluarga, disana ada V yang mengenakan kemeja putih dan celana bahan milik Milo. Orang Korea itu sedang bermain playstation bersama Fino. Ya, Dinda-lah yang menyuruh Fino untuk menginap agar V tidak terlalu kesepian dan kalian juga tahu bukan, kalau yang bisa berbahasa Korea disini hanyalah Fino.
Ngomong-ngomong soal Dinda, Hardi yang baru pulang dari kantor lantas terkejut saat mendapati orang asing berada di rumahnya, bahkan ia sempat berpikir kalau V adalah maling.
"Ya kali, ada maling yang seganteng V, Yah," ucap Olivia saat menanggapi perkataan ayahnya. Ia hanya tidak habis pikir saja, mengapa ayahnya bisa berpikir sampai situ?
Dan saat Hardi tahu bahwa orang asing ini adalah idola Dinda, ia kaget bukan main. Ingin ngotot karena saking tidak percayanya, Dinda malah menunjukkan foto Olivia di bandara saat bertemu dengan V. Bahkan, saking tidak mau kalahnya, Dinda memperlihatkan wajah V saat lelaki itu muncul di wikipedia.
"Tuh! Liat! Gak mau tau, jangan ngelarang aku buat ikut konser."
Hardi menghela napasnya, menahan diri untuk tidak kesal pada istrinya. "Kamu gak bakal ikut konser begituan, gak ada manfaatnya tau gak?"
Kemarahan Dinda memuncak saat mendengar perkataan suaminya yang terkesan santai, seolah-olah tidak penting sama sekali. "Aku gak mau tau! Pokoknya harus ikut! Kalo kamu ngelarang, aku gak akan ngasih kamu jatah malam ini!"
Dan dengan percakapan itulah Hardi membolehkan Dinda untuk pergi menonton konser.
Membetulkan ikatan rambutnya, Olivia duduk sembari melihat kedua lelaki yang sedang bermain playstation. Fino menekan tanda start tiba-tiba dan itu membuat V marah karena permainannya belum saja selesai. "Lo mau kemana?" tanya Fino. Ada sedikit nada kesal saat lelaki itu bertanya.
Senyum Olivia mengembang. "Mau nge-date sama Oli."
Mengerucutkan bibirnya, Fino kembali memilih untuk terfokus pada permainan Nascar Rumble. "Lo mau nge-date apa mau ngelayat, pake baju kok item-item. Kalo gue nge-date sama lo, pasti gue nyuruh lo buat pake dress," ucap Fino disela-sela permainannya.
V yang tidak mengerti apa yang diucapkan Fino pun hanya diam, dan asyik pada game-nya sendiri. "Cemburu bilang aja," ketus Olivia memutar bola mata.
Mengambil keripik singkong dengan mata yang masih terfokus pada layar televisi, Fino menjawabnya. "Tapi serius loh, cewek kalo udah pake dress selutut pasti cantik. Keliatan berisi. Gak kayak lo, nge-date bajunya kek orang mau ke pasa—YAH KOK GUE KALAH SIH?!"
Lelaki itu membanting stik PS dan beranjak berdiri dengan dibantu tongkat. Sementara V yang sedari tadi makan permen karet hanya terkikik sendiri, dan melanjutkan permainannya seorang diri.
Ponsel Olivia tiba-tiba bergetar, perempuan itu membuka pesan dari Oliver.
Oli : Cepetan keluar.
Olivia berdiri, ia melihat Fino yang kembali dengan membawa sebotol minuman bersoda. Astaga, demi apapun bocah ini benar-benar menganggap rumah Olivia sebagai rumah sendiri. Kalau Olivia jadi Fino, pasti ia masih tahu diri saat menginap di rumah orang. "Fin, gue pergi dulu ya, kalo Bunda nanya, bilang aja gue lagi nge-date sama Oliver."
"Hm," balas Fino tanpa ekspresi.
Olivia segera berjalan, dan berpamitan kepada V. "Bye V!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet In the Real Life
Teen Fiction[BOOK 2 OF WHEN THE BADBOY MEETS THE FANGIRL] Kata Johnny Deep, "Jika kau mencintai dua orang dalam waktu yang bersamaan, pilihlah orang kedua, karena jika kau benar-benar mencintai orang pertama, kau tidak akan mencintai orang yang kedua." Namun...