22. A Little Bit of Flashback

34.7K 4.5K 509
                                    

"Lo serius, Li? Dari sepengetahuan gue, jalan itu berkelok-kelok, terus tikungannya curam anjir," jelas Adrian, masih tidak percaya bahwa temannya akan mengikuti balap liar yang akan diadakan malam nanti.

"Gue udah taruhan sama Ken, gak mungkin gue nolak. Bisa dikatain cupu yang ada."

Chandra menggebrak meja. "Seriously? Hadiah dari balapan itu gak seberapa, lo bisa minta sama bokap lo yang kayanya tujuh turunan!"

Ya, beginilah Oliver. Ia termasuk murid nakal juga tidak, tapi kalau ada seseorang yang mengajaknya taruhan ia selalu menerimanya, walaupun hal itu beresiko.

Fino menengahi mereka dengan merentangkan tangannya. "Oke tenang, kita bisa selesain semuanya dengan baik-baik. Jangan keluarin emosi lo, karena semua itu akan terbuang sia-sia. Gini, gue tanya sama lo, Oliver. Apa lo siap kalau sesuatu yang beresiko terjadi sama lo?"

Oliver mengangguk. Chandra hendak menggebrak meja lagi, namun ditahan oleh Adrian. "Udah biarin dia ngelakuin hal itu. Hidup-hidup dia ini. Jam berapa balapannya?" tanya Adrian.

"Jam sebelas malam," jawab Oliver singkat.

"Jadi kangen nonton Anak Jalanan sama adek gue, sayang banget sih, Si Boy mati," ujar Fino tertawa sendiri, dan dihiraukan oleh mereka bertiga.

"Ya udah, malem kita kesana, lo ikut kan, Chand?" Adrian bertanya pada Chandra.

Chandra mengangkat bahu. "Gue gak tau bisa apa enggak, karena Mama gue sendiri ogah ngizinin anaknya untuk keluar malem. Tapi akan gue coba buat kabur. Eh tapi serius loh, perasaan gue gak enak dari tadi, kenapa ya?"

"Kucing lo bunting diluar nikah kali," timpal Fino enteng, yang dihadiahi jitakan dari Oliver.

"BODO AMAT, FINO. BODO!" teriak mereka bertiga secara bersamaan, dan Fino hanya bisa tertawa mendengarnya.

Tepat pada pukul 10.45 malam. Mereka berempat telah sampai di jalan raya yang digunakan untuk arena balap liar.

Banyak sekali teman-teman SMA-nya yang datang hanya untuk melihat balapan hari ini. Jalan raya yang akan digunakan telah ditutup oleh sang pemilik acara, jadi tidak ada kendaraan lain yang berlalu lalang. Ilegal? Tentu saja. Kennard-orang yang mengusung balapan ini telah membayar sejumlah uang pada polisi, dan jumlah uangnya pun tidak sedikit. Apalagi untuk mendapatkan sebuah izin.

Mereka berempat menghampiri sebuah mobil van terbuka dan meminta minuman bersoda. "Lo kabur, Chand?" tanya Oliver meneguk sodanya.

"Iya, gue penasaran sama kehidupan malam," ujar Chandra yang melihat keadaan sekitar.

Adrian tertawa. "Dasar anak mami."

Chandra memang dikenal dengan sebutan anak mami oleh teman-temannya. Karena ia selalu menuruti apa kata orangtuanya, dan tidak pernah melawan. Ia pun jarang keluar malam, dan lebih memilih bermain playstation di rumah. "Bodo."

Menunggu dalam waktu lima belas menit, balap liar akan segera dimulai. Oliver menaiki motornya, dan menghampiri garis start. Memakai helmnya, ia menengokkan kepala untuk melihat teman-temannya.

Meet In the Real LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang