"Ketika kesetian sepasang kekasih di uji sama yang kuasa, apakah yang terjadi? Dapatkah mereka melewati ujian ini?
*****
"Prilly," ucap Ali yang langsung melepaskan pelukannya dan menarik tangan Prilly dan membawa tubuh mungil itu ke pelukannya."Lepas Li, lepas! Ngapain kamu meluk aku lagi? mendingan terusin aja peluk selingkuhan kamu," ucap Prilly sambil memukul dada Ali. "Ali jahat, Ali pengkhianat, percuma janji yang kamu ucapkan basi Li. Lepasin aku. Memang aku satu-satu nya wanita yang gak bisa merasakan kebahagian bersama kekasih. Semua cowok jahat! kecuali papa. Kalian jahat," ucap Prilly sambil berusaha melepaskan pelukan Ali. Ali pun makin mengeratkan pelukannya.
"Udah puas nangisnya, bisa kasih aku waktu buat jelasin siapa dia ini," ucap Ali saat mendengar suara tangis Prilly yang mulai reda, Prilly pun hanya menganggukan kepalanya.
"Emang mau ngejelasin apaan lagi, ngejelasin bahwa dia ini istri kamu, iya?" ucap Prilly sambil menatap tajam Ali, sedangkan Ali hanya mengulum senyumnya melihat keposesifan sang kekasih.
"Kan tadi katanya mau dengerin, jadi itu mulut tutup dulu ya, sayang. Perempuan ini adalah kakakku, namanya Dian. Dia dateng kesini buat ketemu aku, dia dari Bandung. Udah ada lagi yang kurang jelas sayang?" Ali menjelaskan perempuan tersebut sedangkan Prilly hanya tertunduk malu.
"Hai Prill, ini pacar adik kakak ya? ternyata cantik, baik lagi kayaknya," ucap kak Dian membuat Prilly tersipu malu.
"Heheheh kakak bisa aja
Kakak juga cantik," ucap Prilly sambil tersenyum manis."Udah kan, dah jelas semuanya. Sekarang kita pulang ya," ucap Ali sambil menggandeng tangan Prilly.
"Kak Dian kamu tinggal? lihat tuh mulutnya komat kamit kayak mbah dukun," ucap Prilly yang membuat Ali tertawa terbahak-bahak.
"Hahahhaha kamu ini ada-ada aja, emang dia kayak begitu orangnya kayak mbah du......," ucap Ali terhenti saat kepalanya merasa ada yang memukul dari belakang.
"Ohh jadi gini elo Li selama ini sering ngomongin gue dibelakang. Lo bilang gue apa tadi, hah?!" tanya kak Dian yang ternyata adalah orang yang memukul kepala Ali.
"Mbah dukun," kata Ali polos yang langsung menutup mulutnya dan di hadiahi pukulan kepala lagi oleh kak Dian, sedangkan Prilly hanya mengulum senyumnya sambil menahan tawanya.
"Ohh, jadi lo bilang gue MBAH DUKUN? kalau gue MBAH DUKUN, terus elo apanya?setan? jin?iya?" tanya kak Dian sambil menekan kata MBAH DUKUN. Prilly pun tertawa terbahak-bahak karena sudah tidak dapat menahan tawanya.
"Kamu nih malah ketawa bukan nolongin aku dari pukulan kak Dian," Ali merajuk kepada Prilly. "Ampun kak ampun, gue minta maaflah kak," Ali meminta maaf pada ka Dian.
"Udah kak lepasin, kasihan Alinya kak. Nanti malam kepalanya bisa pusing kak," ucap Prilly dengan nada membujuk kepada kak Dian dan akhirnya kak Dian pun berhenti memukuli kepala Ali.
"Yaudah yuk pulang, bawain nih tas gue," pentintah ka Dian yang langsung dituruti oleh Ali.
Mereka pun pulang menuju ke kost-kostannya Ali.
"Li kalau nggak kak Dian tidur aja dirumahku Li, soalnya kalau di kost kostan kamu kan sempit Li. Trus ntar tetangga ngomong yang enggak-enggak lagi. Ya Li, bolehin ya? please," ucap Prilly memohon sambil mengeluarkan jurus andalannya yaitu puppy eyes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Beda Derajat ✔️
FanfictionMencintai seorang bidadari? Anak konglomerat? Hanya seorang pengamen yang tiap hari pagi hingga sore mencari uang untuk kehidupan sehari-hari. hanya seorang pengamen yang menyukai gadis cantik dari kalangan orang kaya. dilarang? Jelas sangat amat di...