Chapter 13

11.4K 996 74
                                    

"Perbedaan di ciptakan agar kita berusaha lebih untuk belajar mencintai sesama"

*****


"Ali itu dulu .......... "

Prilly terdiam sejenak, antara ragu dan malu untuk menanyakannya pada Dian. Tetapi Prilly juga sudah penasaran dengan pertanyaannya yang pernah ia tanyakan pada Ali tapi Ali belum juga memberikan jawaban.

"Tanya aja Prill, gak usah malu-malu gitu sama kakak."

Prilly cengengesan sendiri saat di melihat raut wajah Dian yang menunggu pertanyaan darinya.

"Ali itu udah punya mantan berapa sih kak?" Satu pertanyaan pun lolos dari bibir Prilly. Sebelum menjawab pertanyaan Prilly, Dian menarik kerdungnya ke belakang, merapikannya agar nyaman.

"Ya ampun cuma nanya gitu aja malu kamu, Prill. Ali itu gak punya mantan, hihi. Dia kalau suka sama cewek gak mau langsung ngungkapin perasaannya. Selalu kalau kakak tanya sama dia, pasti jawabannya 'gue cuma suka bukan cinta, gue gak nyaman, dia gak mau sama gue'."

Prilly tertawa mendengar nada bicara Dian yang mengikuti cara bicara Ali biasanya. Sedikit terkejut juga dengan 1 fakta yang baru Prilly tau. Ternyata kekasihnya itu belum mempunyai mantan. Prilly mengira Ali pernah pacaran dan juga pernah di buat sakit hati oleh mantannya sehingga Ali tak mau menceritakan masa lalunya.

"Terus, apa lagi kak?" Tanya Prilly yang memang ingin tau banyak tentang Ali. Ia menyilangkan kedua kakinya dan mengambil bantal untuk penyangga kedua tangannya. Dian menceritakan semua kisah tentang Ali. Hingga ada 1 cerita yang lucu hingga membuat Prilly tertawa lepas.

"Nih ya, Ali tuh dulu orangnya seneng banget kalau punya barang baru. Kaya celana seragamnya dulu, padahal Bunda udah ngingetin sama Ali kalau celana seragamnya mau di kecilin dulu. Eh, Ali tetap mau pake celana itu. Pas di sekolah dia malah main lari-larian sama temennya. Celananya tiba-tiba melorot Prill di tengah lapangan sekolah."

"Hahahahahahaaaa, ya ampun Ali hahaha." Tawa Prilly menggelegar di dalam kamarnya, begitupun dengan Dian.

"Untung aja dia masih kelas 3 SD, hahaha," tambah Dian.

"Ali waktu kecil nakal gak kak?"

"Kalau nakal sih enggak, cuma bandel aja Prill. Terus dia juga suka banget jailin orang. Emmm... ah iya jago akting. Masa nih Bunda kan udah nyuruh tidur, emang sih dia udah ke kasur. Dia gak tidur beneran Prill, dia cuma pura pura pura tidur tapi bisa bikin Bunda percaya."

Banyak sekali yang Dian ceritakan tentang Ali. Bukannya bosan, Prilly justru sangat antusias mendengarkan kisah kecil Ali yang menurutnya seru untuk di dengar. Prilly dan Dian menyudahi cerita tentang Ali itu sampai rasa kantuk mulai menyerang mereka.

"Kak Dian tidur di kamar aku aja ya? Tiba tiba aku jadi parno sama cerita kak Dian yang bilang Ali di jagain setan," kata Prilly.

"Iya deh."

Mereka berdua pun bergegas tidur. Prilly menghidupkan AC dan mematikan lampu di kamarnya. Tidak lama kemudian Prilly sudah tertidur pulas. Sedangkan Dian, ia masih menatap Prilly.

"Maafin kakak, Prill," gumamnya pelan lalu menyusul Prilly ke alam mimpi.

*****

*Flashback on*

"Pah, Prilly pergi dulu ya? Buru-buru nih!" Prilly mencium pipi kanan dan kiri papanya yang sedang berada di ruang kerja itu.

"Mau kemana princessnya papa ini? Udah rapi aja. Emangnya kamu gak mau habisin waktu weekend sama papa mama di rumah?"

Cinta Beda Derajat ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang