"Kau kan slalu ada, di setiap hembusan nafasku ini. Akan ku jaga, akan ku bawa sampai mati..."
(Janji Hati 🎶)
*****
"Prilly, buka pintunya sayang! Dengerin penjelasan dari papa dulu. Ayo buka pintunya!"
Sudah 30 menit Prilly mengunci diri di kamar. Tangisnya pun tak kunjung berhenti sejak tadi. Risma juga sudah mencoba membujuk Prilly, tetapi hasilnya nihil.
"Aku enggak mau keluar! Aku gak mau di jodohin! Aku cinta sama Ali, aku cuma mau nikah sama Ali!" Teriak Prilly dari dalam kamar dengan suara serak khas orang menangis.
Risma tidak tau harus berbuat apa. Tapi tiba-tiba bik Surtik datang membawa kunci duplikat kamar Prilly yang Risma suruh mencarinya tadi.
"Ini nyonya, saya dapat di laci meja tv," kata bik Surtik seraya menyerahkan kunci duplikat itu ke tangan Risma. Dengan tidak sabar Risma membuka pintu kamar Prilly.
Risma menarik nafasnya perlahan, lalu ia menghampiri putrinya yang menangis itu, "Prilly, mama tau kamu cinta sama Ali. Tapi, cinta itu enggak harus memiliki, kan? Dengan kamu menyetujui perjodohan ini, kamu udah bikin papa sama mama bahagia, Prill. Udah itu aja, papa sama mama janji gak minta macem-macem lagi sama kamu."
"Maaaa, gak bisa ma. Cinta itu gak bisa di paksakan. Prilly gak cinta sama pilihannya mama papa. Maaf Prilly gak bisa bikin mama sama papa bahagia."
"Tapi cinta itu tumbuh karena terbiasa, sayang." Bukannya sedih atau apa, Risma malah ingin tertawa saat ini.
"Kok jadinya cinta-cinta gini ya?" Gumam Risma di dalam hati. Ia mikirkan sesuatu untuk membujuk Prilly lagi.
"Papa tadi pingsan dengar penolakan dari kamu. Papa bukannya cuma mau mementingkan perusahaannya aja, Prilly, enggak kaya gitu. Sebelum kamu mengenal Ali, sebenarnya perjanjian perjodohan itu sudah ada Prilly. Ayolah, demi papa sama mama Prilly." Bersamaan dengan itu, air mata Risma jatuh dan Prilly melihatnya.
Prilly pun terdiam dari tangisnya. Hatinya sakit melihat ibunya itu menangis dan memohon mohon padanya. Apakah Prilly harus merelakan cintanya ini kepada orang lain? Prilly dilema saat ini.
"Demi papa sama mama, Prilly menerima perjodohan ini, Prilly sayang sama papa mama," ucap Prilly tegas. Ia menyeka air mata yang mengalir di pipinya kasar. Ia harus ikhlas menerima perjodohan ini, walaupun hatinya mengatakan sebaliknya.
"Makasih sayang, makasih. Mama yakin pasti kamu bahagia dengan pilihan papa mama. Ya sudah, kamu tidur ya. Lusa mereka akan datang melamar kamu."
"Secepat itu?" Tanya Prilly tak percaya. Apa orang tuanya sudah gila, tiba-tiba di jodohkan dengan pria yang Prilly tidak kenal. Dan besok langsung melaksanakan acara lamaran.
"Iya, sayang. Sudah jangan banyak tanya, mama mau tidur. Good night." Risma beranjak dari ranjang Prilly dan keluar menutup pintu kamar Prilly.
Sedangkan Prilly, ia masih bingung bagaimana mengatakannya kepada Ali. Pasti Ali akan sangat marah padanya. Air mata kembali mengalir di pipinya. Ia tidak tau harus berbuat apa lagi. "Ya Allah, jika ini memang jalan terbaik yang kau pilih untukku, aku ikhlas menerimanya."
Tiba-tiba iPhone Prilly berdering tanda panggilan masuk. Prilly melihat nama yang tertera di sana, Ali. Prilly tidak menyentuh sama sekali iPhonenya. Ia takut, sangat takut. Tapi Ali terus menelfonnya, Prilly menetralkan nafasnya sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Beda Derajat ✔️
FanficMencintai seorang bidadari? Anak konglomerat? Hanya seorang pengamen yang tiap hari pagi hingga sore mencari uang untuk kehidupan sehari-hari. hanya seorang pengamen yang menyukai gadis cantik dari kalangan orang kaya. dilarang? Jelas sangat amat di...