Apakah perbedaan harus memisahkan kita? Harus kah? kenapa harus?
*****
Setelah Ali mengungkapkan perasaannya keheningan pun terjadi.
"Gue juga suka sama elo," ucap Prilly sambil menangis. Prilly menangis memikirkan nasibnya jika dia pacaran dengan Ali. Apakah Papa Mama nya akan merestui hubungan mereka? Kenapa hanya gara-gara perbedaan Prilly tidak bisa bersatu dengan Ali, kenapa?
"Kalau emang kamu gak suka sama aku gak apa-apa kok, aku ikhlas. Aku tau perbedaan yang buat kamu gak bisa nerima aku, jangan dipaksain. Aku gak mau kamu jadi anak membantah sama orang tua kamu gara-gara aku," ucap Ali sambil memeluk Prilly menenangkan gadisnya ini. Gadisnya? apakah pantas dia menyebut seperti itu sedangkan dia aja gak ada hubungan apapun itu.
"Gak Li, aku ngomong itu dari hatiku yang paling dalam, kamu pantas jadi yang terbaik untukku. Kalau kamu mau kita backstreet dari orangtua aku Li," ucap Prilly yang masih menangis.
"Yaudah kalau itu mau kamu, kita jalani dengan ikhlas," ucap Ali melihat ke arah Prilly dengan senyum tulus yang di balas oleh Prilly senyum yang tak kalah tulus.
"Kalau Cece sama Sofi tanya kita harus gimana ?" tanya Ali yang langsung terpikir sahabat Prilly yang Ali sering ejek dua rempong, maklum mulutnya pada rempong seperti ibu-ibu gosip, tapi sebenernya mereka baik kok.
"Gak bakal tau mereka kalau bukan kita sendiri yang ngomong, besok aku ketemuan sama mereka biar aku yang jelasin," ucap Prilly tersenyum walau mesih ada genangan air mata dipelupuk matanya.
"Udah yuk pulang udah malam," ucap Ali sambil menghapus air mata Prilly.
Diperjalanan pulang canda dan tawa menghiasi perjalanan mereka, Ali yang sering menggoda Prilly membuat Prilly sering tersipu malu.
"Loh ngapain kerumah aku dulu Li? ke kost kost an kamu aja dulu ntar ketahuan," ucap Prilly kaget saat Ali mengarahkan mobilnya menuju jalan kerumahnya.
"Aku ntar turun di depan komplek kamu aja, aku gak mau kamu pulang sendiri," ucap Ali lembut sambil mengelus kepala Prilly lembut.
"Terus ntar kamu pulang naik apa? Ini udah malam Ali," ucap Prilly khawatir.
"Udah kamu tenang aja aku bisa pulang jalan kaki kok," jawab Ali santai sambil menenangkan Prilly yang gelisah.
"Jauh loh Li komplek aku sama kost kostan kamu," sahut Prilly dengan wajah cemas. "Kalau nggak kamu bawa mobil aku biar besok aku minta jemput Sofi atau Cece," sambung Prilly.
"Udah tenang aja, ntar aku naik taksi gak bakal jalan kok," ucap Ali seraya menenangkan Prilly.
Sampailah mereka di depan komplek rumah Prilly.
"Yaudah sana kamu pulang, udah malam! aku gak papa kok," perintah Ali seraya keluar dari dalam mobil.
Ali pun langsung memberhentikan taksi yang kebetulan lewat.
*****
Pagi pagi sekali Prilly sudah rapi dia ingin pergi cepat karena dia ingin bertemu dengan klien dan kerumah anak asuh Ali.
"Bik Prilly pergi dulu ya bik," pamit Prilly kepada salah satu pembantunya sambil memasukkan beberapa kotak nasi kedalam bagasi mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Beda Derajat ✔️
FanfictionMencintai seorang bidadari? Anak konglomerat? Hanya seorang pengamen yang tiap hari pagi hingga sore mencari uang untuk kehidupan sehari-hari. hanya seorang pengamen yang menyukai gadis cantik dari kalangan orang kaya. dilarang? Jelas sangat amat di...