5 tahun kemudian...
Prilly memerhatikan sekelilingnya. Hanya ada hamparan rumput dan bunga-bunga kecil tumbuh di atasnya. Prilly melihat pakaiannya, dress putih polos. Prilly makin bingung sekarang.
"Aliiiiiiii kamu di mana?" Teriak Prilly tapi tak ada sahutan. Di sekelilingnya benar-benar sepi, tidak ada tanda-tanda kehidupan.
"Aliiiii kamu di mana?!" Prilly mulai ketakutan, ia berlari tak tentu arah.
Saat berlari, tubuhnya menabrak seseorang. Dan orang itu langsung memeluk Prilly erat, tetapi Prilly tetap diam. Ia menetralkan nafasnya yang tersengal-sengal karena berlari.
"Sayang." Jantung Prilly berhenti berdetak saat mendengar suara itu. Ia mendongak, melihat orang yang memeluknya tadi.
"A-ali, kamu dari mana aja? Aku nyariin kamu! Aku gak mau kamu pergi dari aku! Tolong tepatin janji kamu, Ali!" ucap Prilly khawatir dan seperti takut kehilangan, lagi. Orang yang Prilly panggil Ali itu tersenyum manis.
"Aku selalu ada di sampingmu, sayang, aku selalu menjagamu dan tak akan pernah pergi ke mana pun. Percayalah, walaupun kita sekarang sudah berbeda, aku akan selalu menepati janjiku."
"Enggak! Kamu sudah ingkar janji, Ali! Kamu ninggalin aku!" Prilly memukul dada bidang Ali. Tangisnya pecah saat itu juga.
"Hey, enggak sayang. Aku gak akan pernah ninggalin kamu. Aku selalu bersama mu di sini." Ali mengangkat telapak tangan Prilly dan menaruhnya tepat di depan jantung Prilly.
"Ya, aku selalu ada di sini, di hati kamu."
Ali menghapus sisa air mata Prilly. Di bawanya kembali tubuh Prilly ke dalam pelukannya. Prilly membalas pelukan itu sangat erat.
"Tetaplah di sini bersama ku dan buah hati kita, Ali," pinta Prilly di dalam pelukan Ali. Ali belum menjawab, ia mengelus rambut Prilly.
"Masa depan menantimu, sayang. Kamu sudah memiliki Naufal, lelaki yang sangat mencintai kamu dan anak kita. Berbahagialah bersamanya." Ali melepaskan pekukannya, terakhir ia mengecup kening Prilly, tersenyum padanya lalu pergi meninggalkannya.
Prilly terbangun dari tidurnya dengan napas yang terengah-engah. Ali nya itu hadir di dalam mimpinya yang membuat ia semakin rindu dengan lelaki yang sangat di cintainya hingga sekarang.
Ya, Prilly masih mencintai Ali walau raganya telah pergi. Bagaimana bisa Prilly melupakan Ali dan menghapus cinta yang telah lama terukir begitu saja. Akan sangat sulit dan bagi Prilly hal itu tidak akan pernah terjadi.
Prilly terdiam sejenak, bahkan sekarang ia sudah menangis. Prilly menerawang ke masa-masa ia bersama Ali. Itu membuat dadanya sesak. Ia sangat amat rindu pada Ali.
"Sayang, kamu kenapa?" Seseorang masuk ke dalam kamar Prilly bersama anak kecil di gendongannya. Orang itu mendekati Prilly yang berada di ranjang.
Dia adalah Naufal, suami Prilly. Mereka menikah 3 tahun yang lalu karena pertemuan tak sengaja di kantor Rendra saat Prilly hendak mengatarkan berkas Rendra yang tertinggal. Sedangkan anak kecil tadi adalah buah hati Ali dan Prilly yang bernama Natasya. Umurnya sudah hampir 5 tahun. Hanya Natasya yang bisa mengobati rasa rindunya pada Ali.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Naufal saat pertanyaannya tak di jawab oleh Prilly tadi. Prilly menggeleng dan menyeka keringat yang bercucuran di dahinya.
"Aku gak papa kok," ucap Prilly berbohong. Prilly tidak mau menyakiti hati Naufal jika mengatakan bahwa ia sangat merindukan Ali saat ini. Padahal Naufal tak masalah jika Prilly mengatakan yang sejujurnya. Naufal sangat memaklumi hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Beda Derajat ✔️
Fiksi PenggemarMencintai seorang bidadari? Anak konglomerat? Hanya seorang pengamen yang tiap hari pagi hingga sore mencari uang untuk kehidupan sehari-hari. hanya seorang pengamen yang menyukai gadis cantik dari kalangan orang kaya. dilarang? Jelas sangat amat di...