Ikrar

2K 339 44
                                    

"Mill!!! Buruan! Ngapain aja sih lo!" teriak Banyu dari luar gerbang. Ia sudah menunggu gadis centilnya semenjak 15 menit yang lalu tapi Milli belum juga keluar.

"Sarapan dulu Nyu!" ajak Bunda Milli ramah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sarapan dulu Nyu!" ajak Bunda Milli ramah.

"Udah Bunda. Nanti Banyu ke situ makan siangnya aja," ucap Banyu nyengir, "Milli ngapain sih Nda? Nguras bak mandi ya?" ucapnya sembari turun dari mobil dan mencium tangan halus Bunda Milli.

"Gue ketiduran di kamar mandi!" sahut Milli yang berlari-lari masih dengan tas terbuka.

"Kalian nggak sarapan dulu?" tegur sang Bunda bingung.

"Di sekolah aja, Banyu yang traktir!" jawab Milli.

"Apa? Orang gue mau makan siang di rumah lo, masakan Bunda, wlek!" Banyu mencibir sambil sekali lagi mencium telapak tangan Bunda Milli.

"Serah deh! Pokoknya lo traktir gue! Bunda, jalan dulu!!" pamit Milli mengekor di belakang Banyu.

"Udah nebeng, minta traktir, apa salah gue sebenarnya sih Mil?" sungut Banyu seraya memutar kemudinya, membelah jalanan Jakarta yang mulai padat.

"Jangan protes! Sebagai Abang ganteng yang nggak bisa nolak garis keturuan Indo-Jepang lo, lo harus nurut sama Adek seperguruan!"

"Ngimpi apa gue punya adek kayak lo!"

"Ngebutt Bang!!!" sorak Milli tak mempedulikan keluhan Banyu.

Gerbang sekolah sudah dijaga dua orang guru piket saat Banyu dan Milli tiba. Pak Herman sudah berkacak pinggang melihat Banyu, siap-siap berteriak.

"Bawa mobil? Udah punya SIM?" tegur Pak Herman di depan wajah Banyu yang lebih tinggi darinya itu.

"Hehe, Bapak kan tau saya itu paling jago memuliakan perempuan, jadi--"

"Alasan!" Bu Trully memotong galak, "Kamu mau sekolah apa ke pasar malam pake topi dibalik gitu?" tegurnya.

"Eh Ibu," Banyu cengengesan, "Tadi lupa Bu. Nih udah saya benerin."

"Kunci!" tagih Bu Trully kejam.

"Milli yang bawa Bu," tunjuk Banyu pada Milli.

"Apaan?" Milli terpekik kaget.

"Banyuu!" geram Bu Trully tak sabar.

"Kunci hati saya Bu, Milli yang bawa," Banyu masih mencoba membuat alasan. Ia tertawa cengengesan. Nakalnya Banyu, adalah nakalnya siswa SMA kebanyakan, ia tidak nakal dalam hal buruk, melainkan masih dalam batas normal.

"Apaan sih lo!" Milli bersungut.

"Banyu, kunci mobil. Jangan sampe kamu bolos bawa mobil ya!" Pak Herman menarik dasi Banyu pelan, "Mana?"

"Ini Pak. Jangan dipake jalan-jalan sama Bu Trully ya," pesan Banyu iseng.

"Hei! Topi sama seragamnya, Banyu!" teriak Bu Trully mengiringi kepergian Banyu bersama Milli.

Banyu Untuk MilliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang